Moh. Amin Tohari
Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMUNIKASI ONLINE PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) DALAM PENGELOLAAN FINANSIAL Nani Nurani Muksin; Amin Shabana; Mohamad Amin Tohari
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol 20, No 2 (2019): Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Publisher : Institution: Ministry of Communication and Information Technology of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31346/jpikom.v20i2.1980

Abstract

Komunikasi online merupakan suatu keniscayaan bagi PMI yang bekerja di luar negeri. Berdasarkan kajian awal, komunikasi online PMI masih minim membicarakan pengelolaan finansial. Tujuan penelitian mendeskripsikan:  1) Komunikasi online PMI; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan finasial PMI; 3) Komunikasi online PMI dalam pengelolaan finansial. Pendekatan Penelitian kualitatif, metode deskriptif. Lokus penelitian PMI di Hong Kong. Pemilihan Informan dengan teknik Snow Ball.  Pengumpulan data dengan Wawancara dan FGD. Teknik analisis data kualitatif. Uji keabsahan data triangulasi ke KJRI Hong Kong dan BNP2TKI. Hasil penelitian: 1) Komunikasi online PMI di Hong Kong terutama menggunakan Whatsapp. Alasan menggunakan  Whatsapp karena murah dan fiturnya variatif. Selain Whatsapp, PMI juga menggunakan Facebook dan Instagram bagi yang berjualan online. 2). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan finasial PMI antara lain  kebutuhan pokok keluarga dan kebutuhan pribadi di Hong Kong. 3). Komunikasi online PMI dalam pengelolaan finansial dilakukan dengan keluarga. Inisiatif komunikasi dilakukan oleh PMI karena terkait waktu luang yang dimiliki. Pesan dalam komunikasi  pengelolaan finansial adalah penggunaan uang remitansi terutama untuk kebutuhan primer seperti kepentingan anak dan keluarga, juga terkadang membicarakan kebutuhan sekunder seperti membangun rumah, membeli kendaraan dan sawah.
MODEL KOMUNIKASI KELOMPOK UNTUK MENCEGAH PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Nani Nurani Muksin; Oktaviana Purnamasari; Moh Amin Tohari
Widya Komunika Vol 6 No 2 (2016): JURNAL KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN WIDYA KOMUNIKA
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.wk.2016.6.2.1105

Abstract

Kasus bullying remaja masih saja terus terjadi di Indonesia. Kondisi ini tentu saja menimbulkankeprihatinan bagi semua pihak, baik sekolah, orang tua maupun masyarakat. Bullying memilikidampak yang buruk bagi korban, mulai dari menurunnya prestasi belajar di sekolah, menyimpandendam terhadap si pelaku bahkan hingga keinginan untuk bunuh diri. Melalui model komunikasikelompok yang tepat, diharapkan dapat mencegah bullying pada remaja yang dilakukan dilingkungan sekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitiandilaksanakan di Jakarta Selatan. Sumber data diperoleh dari key informan Guru BimbinganKonseling dan informan siswa-siswi SMP di Jakarta Selatan. Metode pengumpulan datadilaksanakan melalui wawancara mendalam dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperilaku komunikasi kelompok pada remaja di lingkungan sekolah di empat Sekolah MenengahPertama di Jakarta Selatan, mengacu pada: a) Tujuan pembentukan komunikasi kelompok, b)Perilaku komunikasi kelompok antara lain berkomunikasi secara verbal “bercerita/ngobrol”maupun non verbal seperti melalui gambar, foto dan gerak-gerik “gesture”, dalam membahas tugas-tugas sekolah dan ekstra kulikuler, c) Interaksi yang dilakukan pada komunikasi kelompok, d).Peran dan norma yang mereka sepakati, e) Media komunikasi kelompok sebagai sarana untukmenyampaikan aspirasi, f) Jumlah anggota kelompok, rata-rata enam sampai sepuluh, dan g).Waktu berkomunikasi kelompok. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilakukomunikasi kelompok pada remaja di sekolah antara lain: a) Kegiatan. Kegiatan yang dilakukankelompok akan mempengaruhi intensitas perilaku komunikasi kelompok, b) Interaksi. Semakinintensif interaksi yang dilakukan, maka akan semakin solid sebuah kelompok dan c) Perasaan. Disamping itu, pengaruh kelompok terhadap perilaku individu anggota kelompok antara lainberbentuk: Konformitas, Fasilitas Sosial dan Polarisasi. Dari poin-poin tersebut di atas maka dapatdisimpulkan sebuah model komunikasi kelompok untuk mencegah perilaku bullying pada remajadi sekolah dengan mengadopsi teori keseimbangan Heider, perbandingan sosial Festinger dan teoriABX dari Newcomb.
POLA KOMUNIKASI BERBASIS MOBILE PHONE PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI PENANG DENGAN KELUARGA Nani Nurani Muksin; Amin Shabana; Moh. Amin Tohari
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 3, No 2 (2019): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.268 KB) | DOI: 10.24853/pk.3.2.79-90

Abstract

Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI)  adalah  mereka  yang  bekerja  hingga  ke  luar  negeri  jauh  dari  keluarganya. Berbagai situasi personal terjadi seperti perasaan senang, susah, serta rindu karena jauh dari keluarga merupakan keseharian yang dialami PMI. Hal inilah yang membuat komunikasi dengan keluarga menjadi sangat signifikan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perbedaan pola komunikasi antara pekerja migran pria dan pekerja migran perempuan dan pola komunikasi penggunaan  mobile phone dengan keluarga. Pendekatan penelitian ini kualitatif dengan metode deskriptif; Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi; Teknik penentuan informan secara purposive sampling. Terdapat 7 orang PMI yang bekerja di Penang. Hasil penelitian yaitu  meskipun  sama-sama  menggunakan  mobile  phone  sebagai  media  komunikasi  dengan  keluarga,  namun terdapat  beberapa  perbedaan  pemanfaatan  mobile  phone  antara  pekerja  migran  pria  dan  perempuan.  Pekerja migran  pria  lebih  rendah  tingkat  intensitas  dan  durasi  komunikasi  melalui  handphone  disbanding  pekerja perempuan.  Keragaman  materi  komunikasi  yang  terjadi  seputar  kehidupan  sehari-hari,  pekerjaan,  kebutuhan rumah  tangga  dan  pengelolaan  keuangan.  Sementara,  pola  komunikasi  PMI  dengan  keluarga  terpenuhi  sesuai dengan teori dari  Wilbur Schramm dimana  semua  unsur  yaitu  source, encoding, signal, decoding, destination, feed back dan field of experience terjadi. Informasi dari semua unsur menggambarkan pola komunikasi pekerja migran dengan keluarga perlu lebih dioptimalkan dengan isi pesan yang positif.  Kata kunci: Pola komunikasi; Mobile Phone, Pekerja Migran Indonesia; Keluarga