Wisnu Prasetya Utomo
Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Gadjah Mada Remotivi. Jakarta, Pusat Kajian Budaya Dan Media Www.pindai.org

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Menimbang Media Sosial dalam Marketing Politik di Indonesia: Belajar dari Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012 Utomo, Wisnu Prasetya
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 17, No 1 (2013): Menimbang Birokrasi, Partai, dan Politik di Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1.795 KB)

Abstract

The victory of Jokowi and Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) in the 2012 Jakarta election has marked an important stage in the development of political marketing on contemporary Indonesian politics. Social media provides a great influence in this election. Social media became an effective tools to organize people and mobilize voters. In the era of political personalization after the authoritarian New Order, mix-mediated political marketing which combine social media, mass media, and traditional political marketing can be an alternative strategy for the candidate or political party to win the election.
Sayap Selatan Elang Jawa: Ekspresi Identitas Fanatisme BCS PSS Sleman Lubabun Ni'am; Wisnu Prasetya Utomo
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.822 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32047

Abstract

Artikel ini menceritakan tentang sepakbola tidak bisa dilepaskan dari suporter, dalam kasus Persatuan Sepakbola Sleman (PSS) terdapat dua wajah dan sayap pendukungnya yang melakukan pertarungan. Wajah hijau “Slemania” mewakili sayap suporter lama yang dianggap konservatif dan wajah hitam “Brigata Curva Sud” mewakili sayap suppoter baru yang dianggap progresif daripada pendahulunya. Keduanya sama-sama berada di belakang gawang utara dan selatan, menyuarakan dukungan untuk tim sepakbola yang sama pula. Pertarungan identitas dan ruang keduanya tidak sekedar hanya terlihat saat digelarnya pertadingan. Pertarungan identitas dan ruang terus berjalan di arena publik lain seperti di kampung-kampung pendukungnya. Mereka tak hanya menyuarakan fanatisme tapi juga perbedaan identitas yang berbeda.Kata Kunci: Sepakbola, Suporter, Fanatisme, Pertarungan Identitas dan Ruang,
Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire dan Parodi dalam Situs Mojok.co Wisnu Prasetya Utomo
Jurnal Studi Pemuda Vol 4, No 1 (2015): PEMUDA KEWARGAAN DAN TIK
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.36729

Abstract

Ketika konglomerat media berhasil membuat pesan media menjadi homogen dan mengabaikan kepentingan umum, kemuncula teknologi internet membuka kemungkinan akan kemunculan media alternatif. Keadaan ini kemudian menciptakan banyak media alternatif seperti Mojok.co. Meskipun awalnya media ini tidak sengaja dibuat sebagai media satire, dalam perkembangannya Mojok.co menjelma menjadi medium yang mempelopori penulisan satir di Indonesia. Mojok.co yang dikelola oleh para penulis muda yang antusias menunjukan bahwa generasi millenial yang selama ini dianggap apolitis, ternyata mampu merespon isu-isu sosial dan politik dengan gaya komunikasi mereka sendiri.
Menimbang Media Sosial dalam Marketing Politik di Indonesia: Belajar dari Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012 Wisnu Prasetya Utomo
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 17, No 1 (2013): JULI (Menimbang Birokrasi, Partai, dan Politik di Indonesia)
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.038 KB) | DOI: 10.22146/jsp.10894

Abstract

The victory of Jokowi and Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) in the 2012 Jakarta election has marked an important stage in the development of political marketing on contemporary Indonesian politics. Social media provides a great influence in this election. Social media became an effective tools to organize people and mobilize voters. In the era of political personalization after the authoritarian New Order, mix-mediated political marketing which combine social media, mass media, and traditional political marketing can be an alternative strategy for the candidate or political party to win the election.
Sayap Selatan Elang Jawa: Ekspresi Identitas Fanatisme BCS PSS Sleman Lubabun Ni'am; Wisnu Prasetya Utomo
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32047

Abstract

Artikel ini menceritakan tentang sepakbola tidak bisa dilepaskan dari suporter, dalam kasus Persatuan Sepakbola Sleman (PSS) terdapat dua wajah dan sayap pendukungnya yang melakukan pertarungan. Wajah hijau “Slemania” mewakili sayap suporter lama yang dianggap konservatif dan wajah hitam “Brigata Curva Sud” mewakili sayap suppoter baru yang dianggap progresif daripada pendahulunya. Keduanya sama-sama berada di belakang gawang utara dan selatan, menyuarakan dukungan untuk tim sepakbola yang sama pula. Pertarungan identitas dan ruang keduanya tidak sekedar hanya terlihat saat digelarnya pertadingan. Pertarungan identitas dan ruang terus berjalan di arena publik lain seperti di kampung-kampung pendukungnya. Mereka tak hanya menyuarakan fanatisme tapi juga perbedaan identitas yang berbeda.Kata Kunci: Sepakbola, Suporter, Fanatisme, Pertarungan Identitas dan Ruang,
Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire dan Parodi dalam Situs Mojok.co Wisnu Prasetya Utomo
Jurnal Studi Pemuda Vol 4, No 1 (2015): PEMUDA KEWARGAAN DAN TIK
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.161 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.36729

Abstract

Ketika konglomerat media berhasil membuat pesan media menjadi homogen dan mengabaikan kepentingan umum, kemuncula teknologi internet membuka kemungkinan akan kemunculan media alternatif. Keadaan ini kemudian menciptakan banyak media alternatif seperti Mojok.co. Meskipun awalnya media ini tidak sengaja dibuat sebagai media satire, dalam perkembangannya Mojok.co menjelma menjadi medium yang mempelopori penulisan satir di Indonesia. Mojok.co yang dikelola oleh para penulis muda yang antusias menunjukan bahwa generasi millenial yang selama ini dianggap apolitis, ternyata mampu merespon isu-isu sosial dan politik dengan gaya komunikasi mereka sendiri.
Hoax and Paradox of Digital Public Sphere Utomo, Wisnu Prasetya
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 11, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Along with technological development, social media have brought various problems which have not been thought of before. Various public conversations are mediated in a space which initially was idealised as an equal and free space. However, multiple indicators indicate that the digital public sphere is vulnerable to hoaxes and fake news. This essay discusses the rise of hoax spreading groups in Indonesia and applied several cases to look back at the public sphere concept in the digital era. Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial telah membawa berbagai masalah yang belum terpikirkan sebelumnya. Berbagai percakapan publik dimediasi di ruang yang awalnya diidealkan sebagai ruang yang setara dan bebas. Namun, beberapa indikator menunjukkan bahwa ruang publik digital rentan terhadap hoaks atau berita palsu. Artikel ini membahas tentang munculnya kelompok penyebaran hoaks di Indonesia dan menerapkan beberapa kasus untuk melihat kembali konsep ruang publik di era digital.