Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Penerapan Sistem Data Cleansing untuk Mencegah dan Menghilangkan Duplikasi Rekam Medis Nur Rokhman; Annisa Maulida Ningtyas; Marko Ferdian Salim; Dian Budi Santoso
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 6, No 4 (2020): Desember
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.507 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.51073

Abstract

Sistem Informasi Kesehatan adalah sistem yang mengintegrasikan pengumpulan, pengolahan, pelaporan data, dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk  meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan melalui pengelolaan yang lebih baik pada semua tingkat layanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kulon Progo merupakan salah satu Dinas Kesehatan yang telah memanfaatkan Sistem Informasi Kesehatan dalam penyelenggaraan transaksi kesehatan. Namun, implementasi Sistem Informasi Kesehatan masih memiliki kekurangan, yaitu ditemukan data seorang pasien yang memiliki banyak nomor rekam medis atau sering disebut duplikasi data rekam medis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna di Dinas Kesehatan Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan teknik data cleansing dengan framework “RESIK” untuk membantu dalam pencegahan dan mendeteksi duplikasi rekam medis serta memberikan pelatihan kepada tenaga perekam medis perihal penerapan sistem data cleansing. Pelatihan diikuti oleh 105 peserta yang masing-masing merupakan perwakilan pegawai puskesmas di wilayah Dinas Kesehatan Kulon Progo. Framework “RESIK” selanjutnya diujicobakan di Puskesmas Sentolo 2 sebagai lokasi implementasi sistem. Dalam kegiatan ini ditemukan data rekam medis yang duplikat di Puskesmas Sentolo 2. Pembersihan kemudian dilakukan. Pihak Dinas Kesehatan Kulon Progodisarankan untuk mengimplementasikan data cleansing dengan framework “RESIK” di seluruh puskesmas di wilayah Kulon Progo.
BLOCKCHAIN TECHNOLOGY IMPLEMENTATION ON MEDICAL RECORDS DATA MANAGEMENT: A REVIEW OF RECENT STUDIES Dian Budi Santoso; Anis Fuad; Guntur Budi Herwanto; Ahmad Watsiq Maula
Jurnal Riset Kesehatan Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.518 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v9i2.5742

Abstract

Blockchain first introduced and implemented in digital currency management and transactions. Its application to medical records data management is a novelty. This paper described the implementation of blockchain technology in the healthcare industry, especially in medical records data management A literature review was conducted on three popular databases, ScienceDirect, SpringerLink, and IEEE Xplore with the keywords "health", "medical record" and "blockchain" with "research article" and "conference proceeding" filters. There are a few articles that meet the criteria to review indicated that the implementation of blockchain technology in medical records data management is a novelty and still in the early phase. Blockchain is a potential technology in supporting the implementation of electronic medical records, especially related to data integration and privacy. Several scientific publications related to the implementation of blockchain for medical records data management shown that the implementation of this technology will make the patient have full control over their health data. Yet there are still many challenges in the implementation both from the user side and the technology infrastructure.
Ketepatan Kodifikasi Klinis Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia: Sebuah Studi Literatur Angga Eko Pramono; Nuryati Nuryati; Dian Budi Santoso; Marko Ferdian Salim
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.286 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7688

Abstract

Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan penyakit-penyakit yang sejenis berdasarkan The International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10). Penerapan pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang tepat sehingga mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketepatan klasifikasi klinis dan faktor yang mempengaruhinya di fasilitas kesehatan tingkat primer (Puskesmas) dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (rumah sakit) di Indonesia. Penelitian menggunakan metode systematic review terhadap sejumlah artikel penelitian terpublikasi tahun 2009-2019. Literatur didapat dari 3 database online, 19 jurnal, Google Scholar, dan prosiding online. Jumlah total literatur yang diperoleh sebanyak 458 artikel dan sebanyak 45 artikel memenuhi kriteria penelitian. Hasilnya menunjukkan tingkat ketepatan kode diagnosis di Puskesmas sebesar 26 – 45% dan di rumah sakit sebesar 21 – 81%. Ketepatan kode bervariasi antar klasifikasi penyakit berdasarkan sistem organ tubuh atau penyakit khusus tertentu. Secara kuantitatif, studi literatur menunjukkan adanya pengaruh ketepatan terminologi medis/penulisan diagnosis; kelengkapan pengisian rekam medis; tingkat pengetahuan, pengalaman, dan beban kerja PMIK terhadap ketepatan kode. Hasil studi literatur juga menunjukkan bahwa ketersediaan SPO dan fasilitas yang memadai, serta dilakukannya audit coding juga merupakan faktor penentu ketepatan kode. Dengan demikian, peningkatan ketepatan kode diagnosis perlu dilakukan untuk menunjang sistem pelaporan kesehatan yang bermutu. Upaya peningkatannya sebaiknya tidak hanya pada sebagian faktor melainkan harus dilakukan secara menyeluruh pada semua aspek. 
"Stay at Home Reservation": Langkah Mitigasi dalam Pandemi Covid-19 Faridiah Aghadiati Fajri; Muhammad Fakhrurrifqi; Dian Budi Santoso; Radhian Krisnaputra
IJNMT (International Journal of New Media Technology) Vol 8 No 1 (2021): IJNMT (International Journal of New Media Technology)
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ijnmt.v8i1.1837

Abstract

The Covid-19 pandemic condition that has hit the world has had a significant impact on various sectors. Health facilities need information system support in their services. Breaking the distribution chain can be done by maintaining a physical distance. However, in reality, people are still indifferent. There is a possibility that the patient is infected but shows no symptoms or is lying to the point of endangering medical personnel. In addition, there is a stigma in the community so that they are afraid to go to health facilities. Even though it cannot be denied that in certain conditions patients should still have their conditions checked by a doctor. The development of this online registration system aims to reduce the risk of contact between patients and medical personnel. The real-time queue monitoring feature helps patients to wait in line anywhere, so they are not in the patient's waiting room. This system is able to provide real-time queues for examinations in all polyclinics. This can reduce public anxiety about coming to health facilities. Index Terms— Covid-19; Health Facilities; Online Reservation; Pandemic; Realtime Queues
EVALUASI PROGRAM EARLY WARNING ALERT AND RESPON SYSTEM (EWARS) DALAM PELAKSANAAN SURVEILANS KLB KOTA SALATIGA PROVINSI JAWA TENGAH Nurvita Wikansari Wikansari; Dian Budi Santoso; Dibyo Pramono; Dyah W Widarsih
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v2i01.449

Abstract

Outbreaks of disease can result in a large increase in morbidity and mortality, have an impact on tourism, economics and social, so there is a need for an Extraordinary Early Response and Response System (EWARS) (Early Warning and Response System). SKDR has been socialized and replicated gradually throughout Indonesia. Salatiga is one of the cities in Central Java Province and has 6 health centers that have been running the EWARS program in early detection of outbreaks but still occur every year. It is necessary to evaluate the EWARS Program at the Salatiga City Health Service.Evaluation was carried out with a descriptive study of analysis, namely evaluating aspects of input, process, output and outcome by interviewing questionnaires to EWARS health center program administrators and Salatiga City Health Service.The problem with input is that officers have multiple tasks ≥2 (67%) and there are no adequate funds. In the process of targeting and planning (50%) and coordination across sectors (33%). At the output, the officer did not send the report on time and in the outcome of the detection of outbreaks as early as possible but there was no epidemiological bulletin to inform public health every week.There are a number of things that need to be addressed in the EWARS program in Salatiga, namely human resources, facilities and infrastructure as well as planning and implementation. There needs to be equal employment, EWARS training for puskesmas officers and municipal health offices so that they can detect and analyze potentially outbreak diseases as early as possible.
Kejadian Misfile dan Duplikasi Berkas Rekam Medis Sebagai Pemicu Ketidaksinambungan Data Rekam Medis Destri Karlina; Imandini Anggimelya Putri; Dian Budi Santoso
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 1, No 1 (2016): Oktober
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkesvo.27477

Abstract

Latar Belakang: Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya kejadian misfile pada saat pelayanan rawat jalan berlangsung di Puskesmas Adipala Unit I Kabupaten Cilacap. Tingkat kejadian misfie sebesar 8,15% dan duplikasi berkas rekam medis sebesar 8,44% dari seluruh berkas rekam medis yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Hal tersebut mengakibatkan data pada berkas rekam medis pasien tidak berkesinambungan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan penyebab kejadian misfile dan duplikasi berkas rekam medis pada bagian filing Puskesmas Adipala Unit I.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2016. Subjek penelitian atau informan penelitian ini terdiri dari petugas pendaftaran, filing, dan kepala TU Puskesmas Adipala Unit I yang berjumlah empat orang. Objek penelitian adalah berkas rekam medis dan pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara.Hasil: Kejadian tersebut mempengaruhi tingkat kesinambungan data rekam medis di Puskesmas Adipala Unit I, yang disebabkan oleh beberapa hal ditinjau dari aspek man, method, material, machine, dan money.Kesimpulan: Penyebab utama misfile dan duplikasi berkas rekam medis adalah regulasi yang digunakan dalam sistem penyimpanan di bagian filing. Sehingga perlu adanya pembenahan dan pembuatan kebijakan untuk menciptakan managemen rekam medis yang baik agar data dalam berkas rekam medis dapat terus berkesinambungan.
Pengembangan Rekam Medis Elektronik Berbasis Software as a Service (SaaS) bagi Dokter Praktik Mandiri Dian Budi Santoso; Nuryati Nuryati; Angga Eko Pramono
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 5, No 3 (2020): Agustus
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkesvo.55586

Abstract

Latar Belakang: Klinik dokter praktik mandiri di Indonesia, khususnya yang telah menjadi mitra BPJS Kesehatan telah terbiasa menggunakan sistem berbasis elektronik. Namun software yang disediakan oleh BPJS Kesehatan tersebut belum mampu menggantikan fungsi rekam medis di klinik dokter praktik mandiri karena beberapa keterbatasan. Di Indonesia, saat ini belum ada software rekam medis elektronik yang dapat digunakan baik untuk pasien umum maupun pasien BPJS Kesehatan serta asuransi kesehatan lain dengan konsep Software as a Service (SaaS).Tujuan: Mengembangkan sistem rekam medis elektronik berbasis SaaS bagi dokter praktik mandiri di Indonesia.Metode: Jenis penelitian ini adalah research and development dengan mengikuti tahapan pengembangan sistem informasi menggunakan metode prototyping. Subyek penelitian adalah dokter praktik mandiri di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 25 orang. Data kualitatif dikumpulkan dengan wawancara dan FGD pada tahap analisis kebutuhan. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner pada tahap uji coba dan evaluasi.Hasil: Rekam medis elektronik harus dapat menyimpan dan menampilkan riwayat penyakit terdahulu, riwayat alergi, dan riwayat kunjungan pasien ke klinik dokter praktik mandiri serta interoperable dengan p-Care BPJS Kesehatan. Hasil evaluasi menunjukkan semua responden setuju terhadap aspek system usefulness, information quality, dan interface quality.Kesimpulan: Prototype rekam medis elektronik bagi dokter praktik mandiri telah dikembangkan dengan konsep SaaS dan responden merasa puas terhadap prototype yang telah dikembangkan.
Indikator Input Sistem Surveillance Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Yogyakarta M. Syairaji; Dian Budi Santoso
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v7i1.221

Abstract

DBD merupakan salah penyakit menular dengan kasus terbesar di dunia. WHO memperkirakan 390 juta infeksi dengue terjadi setiap tahunnya. Tahun 2016 terjadi 1699 kasus dan 13 kematian akibat DBD di Kota Yogyakarta. Dalam mengendalikan kasus DBD, surveilans memiliki peranan yang sangat penting dalam hal deteksi dan analisis tren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem surveilans DBD khususnya pada indikator input yakni petugas, pembiayaan, ketersediaan SOP, formulir pelaporan, dan komputer. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional deskriptif. Waktu penelitian selama bulan agustus 2017. Populasi adalah seluruh petugas surveilans Puskesmas wilayah Kota Yogyakarta. metode sampling adalah total sampling dimana pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis univariat dalam bentuk persentase.Indikator petugas, rata-rata berumur 48 tahun. 88.89% lulusan D3 kesehatan lingkungan, 44.44% pernah mengikuti 2 kali atau lebih pelatihan mengenai program surveilans DBD. 61% petugas surveilans DBD memiliki jabatan rangkap. Aspek pembiayaan, 72.22% menyatakan terdapat biaya untuk operasional surveilans DBD dengan sumber utama APBD. Lebih dari 70% Puskesmas memiliki Standard Operating Procedure (SOP) surveilans DBD dan komputer pada aspek ketersediaan formulir, lebih dari 38% Puskesmas tidak tersedia formulir K-DBD, W2 DBD, KD/PKM, dan DP-DBD.Temuan major yang didapatkan antara lain pada aspek umur dan jumlah jabatan rangkap (Man), serta ketersedian formulir khususnya formulir yang wajib diisi dan dilaporkan oleh Puskesmas seperti formulir K-DBD, W2 DBD, KD/PKM, dan DP-DBD. Saran yang dapat diberikan antara lain peremajaan petugas surveilans DBD Puskesmas dan melakukan rekrutmen petugas baru untuk melengkapi kurangnya jenis-jenis tenaga kesehatan di Puskesmas yang nantinya diharapkan petugas dengan jabatan rangkap akan berkurang.
GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012 Dian Budi Santoso; Angga Eko Pramono; Agasi Gilang Persada
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v2i1.39

Abstract

ABSTRACTHospitalization Unit is an important unit for hospital. One of the activities that must be performed by hospitalstatistics is to calculate the level of efficiency of a bed hospitalization unit, the parameters used are the BedOccupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (AvLOS), Turn Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO) andBarber Jonhson coordinate points in the third class care general of hospital Tasikmalaya in 2011 and 2012.The descriptive research uses secondary data with a retrospective approach, conducted on one variable thatis the use of a bed in the third class care of general hospital Tasikmalaya in 2011 and 2012.The sample is recapitulation of daily hospitalization census data in 2011 and 2012, which is based ontabulations. Collecting data using compurized calculation and presentation of Barber Johnson graphs. Resultsshowed that the BOR in 2011 was 114,31% and the increase accured in the 2012 as much as 121,01%, theAvLOS in 2011 was 4,46 and 4,41 days in 2012, the TOI was -0,37 days in 2011 and in 2012 was -0,48 days,while for values BTO in 2011 was 141,2 and in 2012 was 160,9. The conclusion is the use of a bed in a thirdclass care of general hospital Tasikmalaya in 2011 and 2012 is un-efficient.The key words: Efficient use of beds, BOR, AvLOS, TOI, BTO and Barber Johnson coordinate points
Pengembangan Interoperabilitas Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Kabupaten Kebumen Dian Budi Santoso; Angga Eko Pramono; Agasi Gilang Persada
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v7i1.218

Abstract

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah sistem berbasis web yang memberikan informasi tentang ketersediaan tempat tidur di rumah sakit maupun puskesmas rawat inap di Kabupaten Kebumen. Selama ini operator yaitu petugas rekam medis di masing-masing rumah sakit atau puskesmas menginputkan data secara manual ke SPGDT sehingga data tidak selalu ter-update secara rutin dan tidak realtime. Penelitian ini bertujuan mengembangkan interoperabilitas SPGDT sehingga dapat dilakukan sinkronisasi data secara otomatis dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Jenis penelitian ini adalah research and development. Analisis kebutuhan dilakukan dengan focus group discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan dari rumah sakit, puskesmas rawat inap, Dinas Kesehatan, serta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kebumen. Sebuah infrastruktur web service telah dikembangkan dalam bentuk Application Programming Interface (API) yang dapat digunakan oleh rumah sakit dan puskesmas untuk mensinkronkan data dari SIMRS dan SIMPUS secara otomatis.