Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBASIS SAINTIFIK (IBS) Devi Afriyuni Yonanda; Yuyun Dwi Haryanti; Dede Salim Nahdi
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5, No 1 (2019): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v5i1.1219

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi ajar, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas IV SDN tonjong I Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka melalui model pembelajaran inquiry berbasis saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV SDN SDN tonjong I sebagai observer. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN tonjong I, sebanyak 26 siswa terdiri dari 14 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, wawancara, observasi, dokumentasi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Inquiry Berbasis Saintifik dalam pembelajaran tema selalu berhemat energi dapat meningkatkan kemmpuan berpikir kritis siswa kelas IV IV SDN tonjong I. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dari sebelum pemberian tindakan hingga siklus II. Persentase siswa yang tuntas adalah 33%. Pada siklus meningkat menjadi dengan persentase 47,55%. Selanjutnya pada siklus II, meningkat dengan persentase 88,7%. Kesimpulan, penerapan Inquiry Berbasis Saintifik dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN tonjong I. Kata kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Model Inquiry Berbasis Saintifik Kampus, Siswa Sekolah Dasar.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA BAGAN GARIS WAKTU Yuyun Dwi Haryanti; Budi Febriyanto; Iis Fajrin Nuraisyah
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 4, No 2 (2018): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v4i2.1074

Abstract

Pembelajaran IPS terutama pada materi Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang dipandang kurang menarik sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 21,05% (8 dari 38 siswa) sedangkan sebesar 78,94% (30 dari 38 siswa) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)yaitu 68. Hal ini tentu memerlukan perbaikan dalam proses pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan selama tiga siklus, tiap siklus melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjekpenelitian adalah siswa kelas V SDN Werasari I Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka, sebanyak 38 siswa terdiri dari 19 siswa perempuan dan 19 siswalaki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif mendeskripsikan hasil tes akhir pembelajaran dan rekapitulasi rata-rata nilai siklus pertama,kedua dan ketiga sedangkan analisis deskriptif kualitatif mendeskripsikan kelemahan dan kelebihan dalam proses pembelajaran berlangsung baik guru maupun siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun secara klasikal yaitu siklus I sebesar 26,31% (10 dari 38 siswa dengan rata-rata kelas 55,77), siklus II sebesar 50% (19 dari 38 siswa dengan rata-rata kelas 69,05), dan siklus III sebesar 94,73% (36 dari 38 siswa dengan rata-rata kelas 77,61). Hasil observasi guru pada siklus I mencapai 80%, siklus II mencapai 87%, dan siklus III mencapai 93% sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I masih kategori “cukup” yaitu 65%, siklus II sebesar 75% dengan kategori “baik”, dan siklus III sebesar 85% dengan kategori “sangat baik”. Kesimpulan,bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat melalui model Direct Instruction berbantuan media bagan garis waktu. Kata Kunci:Hasil Belajar, Model Direct Instruction, Media Bagan Garis Waktu.
MODEL PROBLEM BASED LEARNING MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR Yuyun Dwi Haryanti; Budi Febriyanto
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 3, No 2 (2017): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v3i2.596

Abstract

Artikel ini sebagai kajian literature review bertujuan untuk mengetahui pentingnya penerapan model Problem Based Learning dalam membangun kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Dasar. Kemampuan berpikir kritis tidak terjadi secara alamiah dimiliki siswa namun diperlukan proses pembiasaan melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Keterampilan berpikir kritis dibutuhkan bagi siswa dalam kehidupan nyata, namun seringkali terabaikan dalam proses pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. Model ini memiliki keunggulan dimana siswa akan memiliki pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan keterampilan  interpersonal dengan lebih baik. Penerapan model Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif dan juga karakteristik siswa SD. Siswa SD mampu berpikir secara sistematis melalui benda-benda konkret ataupun memecahkan masalah-masalah nyata. Siswa SD memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang berkelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan hal tersebut penerapan model Problem Based Learning sangat cocok digunakan di Sekolah Dasar dalam  membangun kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis inilah yang akan membawa siswa mampu memecahkan permasalahan yang muncul dalam dunia nyata siswa.Kata Kunci:  Model Problem Based Learning, Berpikir Kritis, Siswa Sekolah Dasar
INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PADA PENDIDIKAN ABAD 21 Yuyun Dwi Haryanti; Dudu Suhandi Saputra
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5, No 2 (2019): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v5i2.1350

Abstract

Berpikir kreatif sangat diperlukan siswa pada pendidikan abad 21. Tantangan pada abad 21 ditandai dengan tantangan yang semakin rumit dan kompleks dimana diperlukan kemampuan berpikir kreatif. Melalui berpikir kreatif siswa dapat menghasilkan sesuatu ide atau gagasan baru dalam menyelesaikan permasalahan terutama yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan melalui pembiasaan dalam proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan pendidikan. Ada lima tahapan dalam proses berpikir kreatif yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap konsentrasi, 3) tahap pengetahuan, 4) tahap pemecahan, dan 4) tahap verifikasi. Guru dalam mengimplementasi proses pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif diperlukan langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian adalah sebagai berikut: 1) menentukan standar, 2) menentukan konstruk, 3) menentukan tugas autentik yang akan dan harus dilakukan siswa, 4) mengembangkan kriteria penilaian, dan 5) membuat rubrik penilaian. Instrumen penilaian berpikir kreatif dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan penilaian berpikir kreatif sehingga penilaian bersifat objektif tidak subjektif.
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BERGAMBAR PADA MATERI PERKALIAN BILANGAN DI KELAS II SEKOLAH DASAR Budi Febriyanto; Yuyun Dwi Haryanti; Oom Komalasari
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 4, No 2 (2018): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v4i2.1073

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya pemahaman konsep matematis siswa yang disebabkan karena proses pembelajaran yang belum mengoptimalkan penggunaan media dalam memahami konsep materi pembelajaran serta belum memberikan kesempatan siswa dalam berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas II  SDN Simpeureum I sebanyak 30 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes dan nontes. Tes terdiri dari butir soal dan nontes terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah  analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis hasil observasi setiap siklus dan analisis deskriftif kuantitatif untuk menganalisis hasil penilaian pemahaman konsep matematis  akhir siswa setiap siklus. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kantong bergambar dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas II SDN Simpeureum I. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Pada siklus pertama tingkat ketuntasan siswa mencapai 40%, siklus kedua meningkat menjadi 66,67% dan pada siklus ketiga meningkat menjadi 80%. Kriteria ketuntasan dalam penelitian ini adalah 75% sehingga dapat disimpulkan penggunaan media kantong bergambar dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas II SDN Simpeureum I. Kata Kunci: media kantong bergambar, pemahaman konsep matematis
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE Yuyun Dwi Haryanti
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2, No 2 (2016): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v2i2.337

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru bahwa pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model konvensional sehingga siswa tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Peneliti memberikan solusi model cooperative learning type inside-outside circle (IOC) yang mengoptimalkan hasil belajar siswa sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat tercapai.Desain penelitian menggunakan classroom action research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan dalam 3 siklus  melalui pengkajian berdaur yang terdiri atas 4 tahap yakni : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk aktivitas guru dan siswa serta lembar tes hasil belajar.Subjek penelitian siswa kelas V SD N Karangjambe sebanyak 25 orang. Penelitian berlangsung 3 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2x35 menit), aspek kognitif dengan hasil sebagai berikut: Studi awal siswa tuntas hanya 10 siswa (40%) dari 25 siswa, pada siklus I siswa yang tuntas belajar 13 siswa (52%), siklus II siswa yang tuntas 16 siswa (64%), siklus III siswa yang tuntas 20 siswa (80%). Pada aspek afektif dan psikomotorik siswa juga meningkat. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa model cooperative learning  type inside-outside circle (IOC) dapat membantu mempermudah siswa dalam memahami materi serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Model Cooperative Learning Type Inside-Outside Circle
URGENCE OF SAINTIFIC-BASED INQUIRY IMPLEMENTATION IN IMPROVING STUDENT'S CRITICAL THINKING ABILITY Devi Afriyuni Yonanda; Yuyun Dwi Haryanti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series Vol 1, No 2 (2018): 3rd National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.434 KB) | DOI: 10.20961/shes.v1i2.26794

Abstract

Emphasis on learning in the 2013 Curriculum puts forward the development of knowledge, attitudes and skills of students. The Scientific Approach is believed to be a gold platform to produce quality human resources because the learning process is scientific.As we know in Elementary School learning emphasizes on memorization alone where students must memorize all the material that has been learned.Rote learning is certainly not meaningful for students because students will easily forget what they have learned.The ability that students must possess is one of them is critical thinking.Scientific based inquiry needs to be applied in improving students' critical thinking skills, especially in elementary school.Inquiry-based scientific learning models cultivate scientific thinking skills,developing sense of inquiry and students' creative thinking skills.Through writing about inquiry-based scientific inquiry empirically it can be used as an effort to improve students' critical thinking skills.