Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBELAJARAN SAINS DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Yuyu Yuliati; Dudu Suhandi Saputra
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5, No 2 (2019): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v5i2.1389

Abstract

Era revolusi industri 4.0 membawa konsekuensi terhadap pendidikan sains untuk mampu mempersiapkan individu yang memiliki kompetensi mumpuni dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan dengan mengaplikasikan kemajuan teknologi pada kegiatan pembelajaran. Kajian ini memberikan gambaran terhadap peranan pembelajaran sains di era revolusi industri 4.0. Hasil kajian menunjukan bahwa sains berkaitan erat dengan teknologi, selanjutnya bahwa sains memiliki peranan yang sangat besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, baik secara soft skill maupun hard skill. Sains memiliki peranan dalam mendorong peserta didik untuk mampu mengaplikasikan pemahamannya akan sains dalam menghasilkan suatu karya teknologi yang bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, hal tersebut mengingat karena teknogi merupakan aplikasi dari sains. Melalui sains peserta didik berlatih mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis selanjutnya melalui sains peserta didik juga dilatih untuk melakukan penemuan dan rekayasa dengan menerapkan berbagai langkah kerja ilmiah..Kata Kunci: Pembelajaran sains, revolusi industry 4.0
INTERACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SPEAKING DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dudu Suhandi Saputra
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 3, No 1 (2017): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v3i1.411

Abstract

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui efektivitas dari penerapan interactive learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran  bahasa Inggris di kelas V Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 02 kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 02 Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, lembar penilaian proses, dan rekaman poto. Data diperoleh, dianalisis, dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Dapat ditarik kesimpulan dalam penerapan pembelajaran interactive learning di kelas V Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 02 telah berhasil menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan minat belajar siswa sekaligus menciptakan suasana belajar menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Berdasarkan hasil penelitian siklus I, II, dan III. Pada siklus I kemampuan siswa masih rendah, siswa masih malu-malu, takut, dan ragu-ragu dalam memperagakan dialog sederhana secara berpasangan didepan kelas. Nilai rata-rata untuk siklus I adalah 46.97. Pada siklus II kemampuan siswa mulai mengalami peningkatan, terlihat dari hasil nilai rata-rata pada siklus II adalah 65.15. Pada siklus III kemampuan siswa dalam pembelajaran speaking menggunakan interactive learning dengan teknik role playing semakin meningkat, terlihat dari hasil nilai rata-rata pada siklus III adalah 85.23. Hal ini menunjukan bahwa interactive learning dengan menggunakan teknik role playing dapat meningkatkan proses serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran speaking. Kata kunci: interactive learning, speaking
INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PADA PENDIDIKAN ABAD 21 Yuyun Dwi Haryanti; Dudu Suhandi Saputra
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5, No 2 (2019): July
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v5i2.1350

Abstract

Berpikir kreatif sangat diperlukan siswa pada pendidikan abad 21. Tantangan pada abad 21 ditandai dengan tantangan yang semakin rumit dan kompleks dimana diperlukan kemampuan berpikir kreatif. Melalui berpikir kreatif siswa dapat menghasilkan sesuatu ide atau gagasan baru dalam menyelesaikan permasalahan terutama yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan melalui pembiasaan dalam proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan pendidikan. Ada lima tahapan dalam proses berpikir kreatif yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap konsentrasi, 3) tahap pengetahuan, 4) tahap pemecahan, dan 4) tahap verifikasi. Guru dalam mengimplementasi proses pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif diperlukan langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian adalah sebagai berikut: 1) menentukan standar, 2) menentukan konstruk, 3) menentukan tugas autentik yang akan dan harus dilakukan siswa, 4) mengembangkan kriteria penilaian, dan 5) membuat rubrik penilaian. Instrumen penilaian berpikir kreatif dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan penilaian berpikir kreatif sehingga penilaian bersifat objektif tidak subjektif.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING AND MATHEMATICS) BERBASIS MOODLE TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR Yuyu Yuliati; Dudu Suhandi Saputra
Jurnal Elementaria Edukasia Vol 3, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jee.v3i2.2504

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan literasi sains mahasiswa calon guru sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran STEM berbasis moodle terhadap kemampuan literasi sains mahasiswa calon guru sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kuasi ekseperimen dengan desain Pretest Posttest Control Group Design. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan kemampuan literasi sains antara mahasiswa yang pembelajarannya dengan STEM berbasis moodle dan mahasiswa dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, pembelajaran STEM berbasis moodle efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa calon guru sekolah dasar.