Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : PAWIYATAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DI MTS RAUDHATUL MUTA’ALLIMIN TUGU SEMARANG Maemunah, Siti
PAWIYATAN Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran Akidah Akhlak di madrasah biasanya lebih menekankan pada metode ceramah, bersifat hafalan, dan cenderung berpusat pada guru (teacher centered) sehingga  pembelajaran yang ada kurang efektif. Observasi dilakukan di MTS Raudhatul Muta’allimin kecamatan Tugu Kota Semarang. menunjukkan bahwa hasil belajar, motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah (ketuntasan belajar klasikal masih sebesar 52%). Salah satunya disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan guru kurang variatif. Siswa kurang termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas belajar rendah. Penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran  kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang 3 siklus dengan 6 kali pertemuan.. Evaluasi hasil dan refleksi tindakan pembelajaran sebanyak tiga siklus, diperoleh data bahwa pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan lebih efektif dengan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam aktivitas belajar pada mata pelajaran Akidah akhlak. Hasil selama proses pembelajaran berupa tes dan observasi mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 72,4% menjadi 82,8% pada siklus II dan 93,1% pada siklus III. Sementara aktivitas belajar sebesar 51,72% dari siklus I menjadi 72,41% pada siklus II dan 89,65% pada siklus III. Demikian halnya dengan tingkat motivasi belajar meningkat dari kategori cukup dari siklus I menjadi kategori baik dengan prosentasi 100% pada akhir siklus III. Penggunaan materi akidah akhlak bisa disesuaikan dengan model cooperative learning tipe STAD. Kata Kunci : STAD, motivasi, aktivitas belajar, hasil belajar.
Kreativitas Guru Paud Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Melalui Pemanfataan Bahan Alam Maemunah, Siti
PAWIYATAN Vol 22, No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Pada usia 4 – 6 tahun atau pada masa pendidikan Taman Kanak-kanak anak-anak sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka mengembangkan kemampuannya, bakatnya, minatnya sesuai dengan apa yang ia lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya. Bermain dengan menggunakan alat permainan dapat memenuhi seluruh aspek kebahagiaan anak. Pada saat anak merasakan senang, maka pertumbuhan otak anak pun kian meningkat sempurna sehingga akan makin memudahkan anak dalam melakukan proses pembelajarannya. Oleh karena itu alat permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Pembelajaran anak usia dini dapat berhasil jika kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tahapan tumbuh kembang anak. Kendalah yang sering dihadapi para guru dalam pembelajaran tersebut biasanya karena keterbatasan biaya dalam penggunaan media pembelajaran. Guru dituntut kreatif dalam pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatan bahan-bahan alam sekitar sehingga dapat menekan pengeluaran biaya. Setiap daerah memiliki potensi alam yang luar biasa banyak dan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan media pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini. Seperti : tanaman, bekas serutan kayu, limbah kayu dari mebel, kulit kerang, maupun bahan-bahan alam lainya. Kreatifitas guru dituntut agar proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan variatif sehingga anak-anak tidak merasa bosan, dengan bervariasinya media yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Mengingat terbatasnya biaya operasional lembaga pendidikan tk/paud yang menyebabkan minimnya media yang digunakan dalam pembelajran, maka pemanfaatan bahan-bahan alam dapat menjadi solusi dalam pengembangan media pembelajaran yang murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar tetapi tetap mengutamakan aspek keamanan, kenyamanan, kemudahan, ramah lingkungan dan menyenangkan bagi anak.Kata kunci : krativitas guru, media pembelajaran, dan bahan alam
PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DI MTS RAUDHATUL MUTA’ALLIMIN TUGU SEMARANG Maemunah, Siti
PAWIYATAN Vol 20 No 2 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran Akidah Akhlak di madrasah biasanya lebih menekankan pada metode ceramah, bersifat hafalan, dan cenderung berpusat pada guru (teacher centered) sehingga  pembelajaran yang ada kurang efektif. Observasi dilakukan di MTS Raudhatul Muta’allimin kecamatan Tugu Kota Semarang. menunjukkan bahwa hasil belajar, motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah (ketuntasan belajar klasikal masih sebesar 52%). Salah satunya disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan guru kurang variatif. Siswa kurang termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas belajar rendah. Penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran  kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang 3 siklus dengan 6 kali pertemuan.. Evaluasi hasil dan refleksi tindakan pembelajaran sebanyak tiga siklus, diperoleh data bahwa pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan lebih efektif dengan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam aktivitas belajar pada mata pelajaran Akidah akhlak. Hasil selama proses pembelajaran berupa tes dan observasi mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 72,4% menjadi 82,8% pada siklus II dan 93,1% pada siklus III. Sementara aktivitas belajar sebesar 51,72% dari siklus I menjadi 72,41% pada siklus II dan 89,65% pada siklus III. Demikian halnya dengan tingkat motivasi belajar meningkat dari kategori cukup dari siklus I menjadi kategori baik dengan prosentasi 100% pada akhir siklus III. Penggunaan materi akidah akhlak bisa disesuaikan dengan model cooperative learning tipe STAD. Kata Kunci : STAD, motivasi, aktivitas belajar, hasil belajar.
Kreativitas Guru Paud Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Melalui Pemanfataan Bahan Alam Maemunah, Siti
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Pada usia 4 – 6 tahun atau pada masa pendidikan Taman Kanak-kanak anak-anak sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka mengembangkan kemampuannya, bakatnya, minatnya sesuai dengan apa yang ia lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya. Bermain dengan menggunakan alat permainan dapat memenuhi seluruh aspek kebahagiaan anak. Pada saat anak merasakan senang, maka pertumbuhan otak anak pun kian meningkat sempurna sehingga akan makin memudahkan anak dalam melakukan proses pembelajarannya. Oleh karena itu alat permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Pembelajaran anak usia dini dapat berhasil jika kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tahapan tumbuh kembang anak. Kendalah yang sering dihadapi para guru dalam pembelajaran tersebut biasanya karena keterbatasan biaya dalam penggunaan media pembelajaran. Guru dituntut kreatif dalam pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatan bahan-bahan alam sekitar sehingga dapat menekan pengeluaran biaya. Setiap daerah memiliki potensi alam yang luar biasa banyak dan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan media pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini. Seperti : tanaman, bekas serutan kayu, limbah kayu dari mebel, kulit kerang, maupun bahan-bahan alam lainya. Kreatifitas guru dituntut agar proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan variatif sehingga anak-anak tidak merasa bosan, dengan bervariasinya media yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Mengingat terbatasnya biaya operasional lembaga pendidikan tk/paud yang menyebabkan minimnya media yang digunakan dalam pembelajran, maka pemanfaatan bahan-bahan alam dapat menjadi solusi dalam pengembangan media pembelajaran yang murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar tetapi tetap mengutamakan aspek keamanan, kenyamanan, kemudahan, ramah lingkungan dan menyenangkan bagi anak.Kata kunci : krativitas guru, media pembelajaran, dan bahan alam