Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Au Grade of Epithermal Gold Ore at Paningkaban ASGM, Banyumas District, Central Java Province, Indonesia Rika Ernawati; Arifudin Idrus; HTBM Petrus
UNEJ e-Proceeding 2016: Proceeding The 1st International Basic Science Conference
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are many Artisanal Small scales Gold Mine (ASGM) in Indonesia, one of them is epithermal gold ore at Paningkaban, Banyumas District, Central Java Province. The activity has been for about twenty years. The existence of ASGM at Paningkaban still takes place until now. It can be an indicator that they are still many gold resources. The aim of the research is the analysis of Au grade and other metal, such as Cu, Ag, Pb, As, Zn and Hg. The research methods are literature study from previous research, field work, laboratory work, and interpretation. The literature study comes from previous research at the location. The field work comprised direct observation and taking the sample of gold ore/vein in the location of research. Fieldwork is done for a week to obtain gold ore/ vein. The sixteenth samples were analyzed to obtain ore/metal grades. The fifth of the highest Au grade were conducted Hg laboratory analysis. Laboratory works conducted at Intertek Jakarta using Fire Assay (FA) for Au grade, Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) for Cu, Ag, Pb, As, Zn and Hg. Results of the analysis were variety wide range grade of Au, i.e. 0.266 – 76 ppm. The wide range grade of Cu is 42-1230 ppm, 30- >4000 ppm of Pb, 74->10,000 ppm of Zn, <1-34 ppm of Ag, <40-550 ppm of As, and <0.01-0.16 ppm, respectively.
Analisis Terjadinya Swabakar serta Penananganan Swabakar di Temporary Stockpile Pit 1 C TE-5900 HS Area Banko Barat di PT. Bukit Asam Tanjung Enim Andrawina Andrawina; Rika Ernawati
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Bukit Asam di Tanjung Enim merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penambangan batubara.Untuk memenuhi kebutuhan para konsumen, batubara yang diproduksi harus sesuai dengan permintaan maupun prasyarat yang diinginkan konsumen. Meningkatnya permintaan batubara untuk industri menyebabkan produsen batubara terus menerus meningkatkan produksinya. Batubara yang dihasilkan dari front pada umumnya tidak langsung dikirim ke konsumen sehingga batubara tersebut harus ditumpuk sementara ditempat penumpukan yang disebut dengan istilah stockpile. Permasalahan utama yang dihadapi perusahaan dalam penumpukan batubara pada stockpile adalah swabakar.Penelitian berlokasi di temporary stockpile pit 1 C area Banko Barat. Pengukuran data di lapangan dilakukan untuk mendapatkan dimensi dan untuk mengetahui keadaan di sekitar area temporary stockpile. Pengukuran ini meliputi ketingian stockpile, panjang dan lebar timbunan, dan dimensi saluran terbuka dari stockpile. Monitoring temperatur dilakukan untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi di stockpile. Dari hasil kajian di lapangan didapatkan desain temporary stockpile pit 1 C memiliki, luas dimensi lantai bawah 11.840 m2, tinggi timbunan 23 meter dan sudut timbunan pada temporary stockpile adalah 68,11o. Pemadatan batubara pada stockpile ini tidak dilakukan secara berkesinambungan. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya swabakar pada temporary stockpile.
TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PESISIR PANTAI AKIBAT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL Herlando Bubala; Tedy Agung Cahyadi; Rika Ernawati
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Logam berat memiliki sifat toksik atau beracun yang mana tidak mudah terlarut dalam air sehingga akan mempermudah terjadinya pencemaran baik pada air tawar maupun air laut. Pencemaran logam berat di perairan laut dapat menimbulkan dampak seperti terjadi perubahan fisik dari  air laut tersebut misalnya perubahan bau, warna air dan rasa air, berbahaya bagi ekosistem tanaman dan biota air dan juga berbahaya terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi tanaman maupun biota air yang telah terpapar logam berat tersebut. pada penelitian ini difokuskan pada penambangan bijih nikel, yang mana logam nikel  merupakan  salah satu logam berat yang memiliki sifat toksik yang dapat berasosiasi dengan logam berat lainnya. Akibat dari aktivitas penambangan tersebut dan ditunjang dengan sistem penyaliran tambang yang kurang baik sehingga akan  mempermudah air yang membawa logam berat dari daerah tambang akan mengalir langsung menuju perairan laut. Dalam penelitian ini juga difokuskan pada kandungan logam berat dengan kategori toksik yang tinggi  (Cd, Pb, Cu, Zn, Cr6+) dan nikel (Ni). Sehingga diperlukan pengambilan sampel air laut di daerah yang di duga tercemar logam berat dan kemudian dilakukan analisis logam berat dalam air laut di laboratorium dengan metode AAS untuk mendapatkan tingkat kosentrasi dari logam berat yang diuji. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pencemaran lingkungan yang di sesuaikan dengan Kepmen LH  nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Parameter dalam menentukan tingkat pencemaran logam berat yaitu status mutu air, tingkat kontaminasi (CF) dan indeks beban pencemaran (PLI). Dari pembobotan status mutu air dengan metode Storet didapatkan -42,  maka status mutu air di sekitar perairan pantai daerah penelitian termasuk dalam “Kelas D” yaitu “Cemar Berat” yang disesuaikan dengan kehidupan biota air laut. Penelitian ini juga menghitung faktor kontaminasi (CF) dan indeks tingkat pencemaran (PLI), yang didapatkan bahwa logam berat berat Pb (Timbal) dan Zn (Seng) memiliki tingkat kontaminasi masih rendah sehingga tidak mencemari daerah penelitian sedangkan untuk logam berat Cd (Cadmium) Cu (Tembaga), Cr6+ (Crom valensi 6) dan Ni (Nikel) memiliki tingkat kontaminasi sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan pencemaran di daerah penelitian.
OVERVIEW METODE PERHITUNGAN KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP RENCANA PENAMBANGAN SHENNY LINGGASARI; Tedy Agung Cahyadi; Rika Ernawati
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Mining activities have many impacts, one of them is changes of land use. The effect of land use affects the potential for water absorption which will have an impact on the availability of groundwater both in quantity and quality. The reduction in groundwater potential in the mining area is very possible because the elevation of the mine openings will be below the surface of the ground, especially the surface of the groundwater. This reduction in groundwater potential will affect the decrease in groundwater level, groundwater discharge, and decrease in land surface which can cause pollution. Therefore, it is necessary to analyze the vulnerability of groundwater to become a reference in groundwater management. The method of analyzing groundwater vulnerability has grown quite a lot in recent years. To find out the groundwater vulnerability method that is suitable for the mining plan, the authors compare several methods by looking at their strengths and weaknesses based on literature studies. The method of analyzing groundwater vulnerability to the mining plan aims to determine the potential for pollution and as a reference in making mining facilities and infrastructure. The SI and DRASTIC method is the most suitable method for determining vulnerability of groundwater groundwater for a mining plan. Keywords: vulnerability, groundwater, methods, mining, drastic.
Analisis Kandungan Logam Berat Pada Tailing Pencucian Mangan PT.Anugerah Nusantara Sejahtera Di Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Tilda Metboki; Rika Ernawati; Nurkhamim
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manganese leaching waste in the form of tailings consisting of water and mud containing heavy metals that can pollute the soil, water, and air. Including the metals Mn, Fe, Cu and Zn contained in wastewater. In-law No. 4 of 2009 concerning mineral and coal mining, it has been affirmed that all mining business operators must carry out good and correct mining activities. Therefore, efforts are needed to analyze the level of concentration of heavy metal content in manganese washing wastewater based on PP No. 82 of 2001 concerning Wastewater Quality Standards so that methods can be used to reduce heavy metal concentrations that exceed quality standards. To find out the level of heavy metal concentration in wastewater, laboratory analysis was carried out using the AAS method, then the waste containing heavy metals was processed using zeolite. In the manganese washing wastewater containing heavy metals Mn, Fe, Cu and Zn that exceeds the quality standard so that treatment is required using zeolite. It is known that the volume of water entering the pond II (KII) which is planned as a place of treatment with zeolite is 14,487,000 L / day, the mass of zeolite needed to reduce heavy metal content in 1 L of water is 10 gr. Thus, the zeolite mass needed on a field scale is 14,487 kg/day. Keywords: heavy metal, tailing, zeolite.
Jejak dan Faktor Pengontrol Keterdapatan Logam Berat (Heavymetal) didalam Sedimen mutashain-ridha ridha; Rika Ernawati; Tedy Agung Cahyadi
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencemaran perairan oleh logam berat tidak terlepas dari aktivitas manusia itu sendiri (Antropogenik) dimana manusia selalu memiliki kebutuhan akan suatu produk, dimana pengolahan suatu produk dapat menghasilkan logam berat. Merkuri (Hg), arsenik (As), timbal/timah hitam (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan khromium (Cr) merupakan logam yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Logam berat yang semula masuk kedalam perairan dan menjadi kation-kation lambat laut akan mengendap menajdi sedimen, umumnya logam berat yang mengendap bersama dengan sedimen dasar perairan akan terdeposisi di berbagai fraksi ukuran butir sedimen, namun secara spefisik jejak logam berat akan didominasi pada ukuran butir sedimen halus (<63 um). Konsentrasi logam berat akan selalu berkorelasi dengan ukuran butir sedimen terutama pada ukuran partikel halus sehingga memiliki korelasi yang sangat kuat serta ukuran partikel sedimen dapat menyumbang terkait peningkatan konsentrasi logam > 80%. Faktor yang mempengaruhi jejak logam berat pada berbagai ukuran butir sedimen ialah ukuran butir sedimen itu sendiri, pH air, mineral penyusun sedimen, bahan organik, serta luas permukaan butiran sedimen. Kata kunci: Logam berat (Heavymetal), Ukuran, Korelasi, Sumbangan, Faktor.
Distribution Analysis of Heavy Metal Contaminants in Soil With Geostatistic Methods; Paper Review Stefan Daniel Maramis; Rika Ernawati; Waterman Sulistyana Bargawa
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 1 No. 7 (2021): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2130.445 KB) | DOI: 10.59188/eduvest.v1i7.111

Abstract

Heavy metal contaminants in the soil will have a direct effect on human life. The spatial distribution of naturally occurring heavy metals is highly heterogeneous and significantly increased concentrations may be present in the soil at certain locations. Heavy metals in areas of high concentration can be distributed to other areas by surface runoff, groundwater flow, weathering and atmospheric cycles (eg wind, sea salt spray, volcanic eruptions, deposition by rivers). More and more people are now using a combination of geographic information science (GIS) with geostatistical statistical analysis techniques to examine the spatial distribution of heavy metals in soils on a regional scale. The most widely used geostatistical methods are the Inverse Distance Weighted, Kriging, and Spatial Autocorrelation methods as well as other methods. This review paper will explain clearly the source of the presence of heavy metals in soil, geostatistical methods that are often used, as well as case studies on the use of geostatistics for the distribution of heavy metals. The use of geostatistical models allows us to accurately assess the relationship between the spatial distribution of heavy metals and other parameters in a map.
Analisis Penyebaran Merkuri pada Lahan Bekas Pengolahan Emas Tambang Rakyat di Kabupaten Minahasa Utara Stefan Daniel Maramis; Rika Ernawati; Waterman Sulistyana Bargawa; Tedy Agung Cahyadi; Edy Nursanto
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v2i2.299

Abstract

Proses pengolahan emas secara tradisional yang diterapkan di daerah Tatelu Minahasa utara menggunakan teknologi sederhana dengan merkuri sebagai bahan penangkap emas melalui proses amalgamasi. Merkuri hasil pengolahan emas akan menyebar pada lingkungan di sekitarnya, jika merkuri terpapar pada tanah dalam jangka waktu lama maka racun ini akan menumpuk dan suatu saat akan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran dan penyebaran konsentrasi logam berat merkuri (Hg) yang di indikasikan terdapat pada lahan di sekitar lokasi penelitian. Fokus penelitian ini yaitu untuk menganalisis penyebaran kontaminan Merkuri dalam tanah dengan menggunakan Metode Uji Mercury Analyzer untuk mengukur nilai kandungan Merkuri, Metode Geostatistik untuk menggambarkan distribusi pemodelan sebaran merkuri (Hg) di Desa Tatelu dilakukan menggunakan metode Ordinary Kriging. Berdasarkan analisis semivariogram dihasilkan parameter estimasi menggunakan model Exponential. Parameter tersebut digunakan dalam estimasi menggunakan kriging. Sebaran merkuri (Hg) pada lokasi yang tidak memiliki data pada daerah utara terlihat lebih rendah yaitu sekitar 0,16–1,07 mg/kg. Hal ini dipengaruhi kadar sampel pada lokasi tersebut relatif rendah. Sedangkan pada bagian selatan dapat dilihat penyebaran merkuri (Hg) lebih tinggi dengan rentang kadar yaitu sekitar 7,3-49,8 mg/kg.