Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PESISIR PANTAI AKIBAT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL Herlando Bubala; Tedy Agung Cahyadi; Rika Ernawati
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Logam berat memiliki sifat toksik atau beracun yang mana tidak mudah terlarut dalam air sehingga akan mempermudah terjadinya pencemaran baik pada air tawar maupun air laut. Pencemaran logam berat di perairan laut dapat menimbulkan dampak seperti terjadi perubahan fisik dari  air laut tersebut misalnya perubahan bau, warna air dan rasa air, berbahaya bagi ekosistem tanaman dan biota air dan juga berbahaya terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi tanaman maupun biota air yang telah terpapar logam berat tersebut. pada penelitian ini difokuskan pada penambangan bijih nikel, yang mana logam nikel  merupakan  salah satu logam berat yang memiliki sifat toksik yang dapat berasosiasi dengan logam berat lainnya. Akibat dari aktivitas penambangan tersebut dan ditunjang dengan sistem penyaliran tambang yang kurang baik sehingga akan  mempermudah air yang membawa logam berat dari daerah tambang akan mengalir langsung menuju perairan laut. Dalam penelitian ini juga difokuskan pada kandungan logam berat dengan kategori toksik yang tinggi  (Cd, Pb, Cu, Zn, Cr6+) dan nikel (Ni). Sehingga diperlukan pengambilan sampel air laut di daerah yang di duga tercemar logam berat dan kemudian dilakukan analisis logam berat dalam air laut di laboratorium dengan metode AAS untuk mendapatkan tingkat kosentrasi dari logam berat yang diuji. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pencemaran lingkungan yang di sesuaikan dengan Kepmen LH  nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Parameter dalam menentukan tingkat pencemaran logam berat yaitu status mutu air, tingkat kontaminasi (CF) dan indeks beban pencemaran (PLI). Dari pembobotan status mutu air dengan metode Storet didapatkan -42,  maka status mutu air di sekitar perairan pantai daerah penelitian termasuk dalam “Kelas D” yaitu “Cemar Berat” yang disesuaikan dengan kehidupan biota air laut. Penelitian ini juga menghitung faktor kontaminasi (CF) dan indeks tingkat pencemaran (PLI), yang didapatkan bahwa logam berat berat Pb (Timbal) dan Zn (Seng) memiliki tingkat kontaminasi masih rendah sehingga tidak mencemari daerah penelitian sedangkan untuk logam berat Cd (Cadmium) Cu (Tembaga), Cr6+ (Crom valensi 6) dan Ni (Nikel) memiliki tingkat kontaminasi sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan pencemaran di daerah penelitian.
OVERVIEW METODE PERHITUNGAN KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP RENCANA PENAMBANGAN SHENNY LINGGASARI; Tedy Agung Cahyadi; Rika Ernawati
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Mining activities have many impacts, one of them is changes of land use. The effect of land use affects the potential for water absorption which will have an impact on the availability of groundwater both in quantity and quality. The reduction in groundwater potential in the mining area is very possible because the elevation of the mine openings will be below the surface of the ground, especially the surface of the groundwater. This reduction in groundwater potential will affect the decrease in groundwater level, groundwater discharge, and decrease in land surface which can cause pollution. Therefore, it is necessary to analyze the vulnerability of groundwater to become a reference in groundwater management. The method of analyzing groundwater vulnerability has grown quite a lot in recent years. To find out the groundwater vulnerability method that is suitable for the mining plan, the authors compare several methods by looking at their strengths and weaknesses based on literature studies. The method of analyzing groundwater vulnerability to the mining plan aims to determine the potential for pollution and as a reference in making mining facilities and infrastructure. The SI and DRASTIC method is the most suitable method for determining vulnerability of groundwater groundwater for a mining plan. Keywords: vulnerability, groundwater, methods, mining, drastic.
Analisis Pengaruh Tinggi Terbang Drone Terhadap Ketelitian Geometri Peta Foto Rangga Wikandaru; Ketut Gunawan; Anton Sudiyanto; Edy Nursanto; Tedy Agung Cahyadi; Yudha Krisna Suhendra; Rizky Ikhsan Luthfian Noor
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The value of geometry accuracy of aerial photographs is one of the important things that must be designed when going to acquire a photo map, and one of the factors that greatly influences the value of geometry accuracy is the flying altitude of the drones when acquiring aerial photographs. This paper aims to compare the geometrical accuracy of aerial photographs with different variations in altitude and henceforth become a reference in conducting aerial photographic data acquisition. The data used in this study are aerial photographic data and premark coordinate data obtained when conducting research. From the research results obtained horizontal geometry accuracy value in aerial photographs decreases when the flight height increases and the value of vertical geometry accuracy gets better when the flight height increases. From these results, it is determined that the optimal flying height in conducting aerial photo data acquisition. Keywords: Geometry Accuracy, flying altitude variations, aerial photo.
Pemanfaatan Teknologi Mikrohidro pada Air Buangan Tambang Ifa Aulia Chusna; Mutiara Selina; Wahyu Idi Pangngestu; Tedy Agung Cahyadi
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air kerap menjadi masalah dalam dunia pertambangan di Indonesia yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi karena dilalui garis khatulistiwa, curah hujan yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan tergnggunya aktivitas penambangan. Berdasarkan data Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM, 2018) terdapat 8588 perusahaan yang telah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan 6390 perusahaan yang telah memiliki IUP Clean and Clear dan 2.198 perusahaan yang memiliki IUP non Clean and Clear. Apabila semua perusahaan yang telah mendapatkan IUP CnC dan rata-rata debit air limpasan minimum yang diambil dari beberapa perusahaan tambang di Indonesia adalah sebesar 1,54 /detik, maka dapat dihitung potensi jumlah air buangan tambang pada area IUP CnC dan potensi energti listrik yang dihasilkan melalui teknologi mikrohidro. Penerapan teknologi ini dapat dilakukan dengan merancang sistem aliran untuk menentukan jumlah serta ketinggaian aliran pada teknologi mikrohidro. Berdasarkan rancangan dan debit rata-rata yang didapat, maka dapat diperkirakan bahwa potensi energi listrik yang dapat dihasilkan melalui pendekatan analisis adalah sebesar 246,8 MW. Nilai potensi energy listrik sebesar ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik yang lainnya sehingga dapat memungkinkan tercapaikan rasio elektrifikasi tahun 2019.
Jejak dan Faktor Pengontrol Keterdapatan Logam Berat (Heavymetal) didalam Sedimen mutashain-ridha ridha; Rika Ernawati; Tedy Agung Cahyadi
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencemaran perairan oleh logam berat tidak terlepas dari aktivitas manusia itu sendiri (Antropogenik) dimana manusia selalu memiliki kebutuhan akan suatu produk, dimana pengolahan suatu produk dapat menghasilkan logam berat. Merkuri (Hg), arsenik (As), timbal/timah hitam (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan khromium (Cr) merupakan logam yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Logam berat yang semula masuk kedalam perairan dan menjadi kation-kation lambat laut akan mengendap menajdi sedimen, umumnya logam berat yang mengendap bersama dengan sedimen dasar perairan akan terdeposisi di berbagai fraksi ukuran butir sedimen, namun secara spefisik jejak logam berat akan didominasi pada ukuran butir sedimen halus (<63 um). Konsentrasi logam berat akan selalu berkorelasi dengan ukuran butir sedimen terutama pada ukuran partikel halus sehingga memiliki korelasi yang sangat kuat serta ukuran partikel sedimen dapat menyumbang terkait peningkatan konsentrasi logam > 80%. Faktor yang mempengaruhi jejak logam berat pada berbagai ukuran butir sedimen ialah ukuran butir sedimen itu sendiri, pH air, mineral penyusun sedimen, bahan organik, serta luas permukaan butiran sedimen. Kata kunci: Logam berat (Heavymetal), Ukuran, Korelasi, Sumbangan, Faktor.
Analisis Laju Erosi Menggunakan Metode USLE pada Studi Kasus Penambangan Sirtu, Selo, Boyolali, Jawa Tengah Dwi Mayanti Mega Lesmana; Tedy Agung Cahyadi; Waterman Sulistyana Bargawa; Edy Nursanto; Eddy Winarno
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v1i3.35

Abstract

Kegiatan pertambangan memberikan dampak positif dan negatif, dampak positifnya adalah bahan galian yang diambil dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam membangun infrastruktur dan sarana prasarana. Dampak negatif dari kegiatan pertambangan adalah terjadinya perubahan bentuk lahan yang ada pada kawasan pertambangan dimana dari perubahan bentuk lahan tersebut pada umumnya mengakibatkan erosi dan gerakan massa tanah. Masalah yang terjadi di lokasi penelitian ialah tingkat erosi tanah yang tinggi akibat tidak adanya vegetasi dan penyebaran laju erosi diakibatkan oleh degradasi lahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat erosi yang terjadi dan laju erosi tanah serta arahan untuk melakukan konservasi di sekitar area penambangan dengan melihat parameter erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), praktik pengelolaan lahan (P), serta praktik pengelolaan tanaman (C), sehingga dapat mengetahui tingkat erosi dan arah penyebaran erosi yang terjadi di daerah penelitian dengan menggunakan pendekatan metode USLE serta memberikan arahan untuk melakukan konservasi lahan. hasil penelitian menunjukkan bahwa metode USLE menghasilkan 19 kelas tingkat bahaya erosi yang sangat berat, 2 kelas erosi sedang 4 kelas ringan, dan 1 kelas erosi sangat ringan
Analisis Penyebaran Merkuri pada Lahan Bekas Pengolahan Emas Tambang Rakyat di Kabupaten Minahasa Utara Stefan Daniel Maramis; Rika Ernawati; Waterman Sulistyana Bargawa; Tedy Agung Cahyadi; Edy Nursanto
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v2i2.299

Abstract

Proses pengolahan emas secara tradisional yang diterapkan di daerah Tatelu Minahasa utara menggunakan teknologi sederhana dengan merkuri sebagai bahan penangkap emas melalui proses amalgamasi. Merkuri hasil pengolahan emas akan menyebar pada lingkungan di sekitarnya, jika merkuri terpapar pada tanah dalam jangka waktu lama maka racun ini akan menumpuk dan suatu saat akan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran dan penyebaran konsentrasi logam berat merkuri (Hg) yang di indikasikan terdapat pada lahan di sekitar lokasi penelitian. Fokus penelitian ini yaitu untuk menganalisis penyebaran kontaminan Merkuri dalam tanah dengan menggunakan Metode Uji Mercury Analyzer untuk mengukur nilai kandungan Merkuri, Metode Geostatistik untuk menggambarkan distribusi pemodelan sebaran merkuri (Hg) di Desa Tatelu dilakukan menggunakan metode Ordinary Kriging. Berdasarkan analisis semivariogram dihasilkan parameter estimasi menggunakan model Exponential. Parameter tersebut digunakan dalam estimasi menggunakan kriging. Sebaran merkuri (Hg) pada lokasi yang tidak memiliki data pada daerah utara terlihat lebih rendah yaitu sekitar 0,16–1,07 mg/kg. Hal ini dipengaruhi kadar sampel pada lokasi tersebut relatif rendah. Sedangkan pada bagian selatan dapat dilihat penyebaran merkuri (Hg) lebih tinggi dengan rentang kadar yaitu sekitar 7,3-49,8 mg/kg.