Budhi Surastri Soejoto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS AIR PERASAN JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA SWINGLE) DENGAN KETOKONAZOL 2% SEBAGAI ANTIJAMUR MALASSEZIA FURFUR SECARA IN VITRO Yosia Iskandar; Budhi Surastri Soejoto; Purnomo Hadi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.845 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18651

Abstract

Latar belakang: Malassezia furfur adalah salah satu jamur yang menjadi penyebab penyakit-penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Ketokonazol 2% merupakan salah satu obat imidazol antifungal sintetik yang ditetapkan untuk penyakit infeksi kulit termasuk penyakit dengan penyebab Malassezia furfur.  Air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki kandungan limonen yang sudah diteliti sebelumnya memiliki efek penghambatan pertumbuhan pada Malassezia furfur. Tujuan: Mengetahui perbandingan efektivitas air perasan jeruk nipis dengan ketokonazol 2% sebagai antijamur Malassezia furfur secara in vitro.Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan Post test  only  control group design. Sampel penelitian adalah biakan jamur Malassezia furfur pada media Sabouraud Dextrose Agar olive oil dengan jumlah sampel 5 untuk setiap perlakuan. Terdapat 8 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol. Pertumbuhan koloni Malassezia furfur dinilai selama 2-5 hari setelah  penanaman pada suhu 25°C dilanjutkan pemeriksaan mikroskopik. Hasil data penelitian dilakukan uji hipotesis penelitian dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney.Hasil: Uji Kruskal-Wallis seluruh perlakuan didapatkan p=0,00. Dari uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan tidak bermakna antara perlakuan ketokonazol dengan air perasan jeruk nipis 100% (p=1,00) dan perbedaan bermakna antara ketokonazol 2% dengan air perasan jeruk nipis konsentrasi yang lain (p=0,008)Kesimpulan: Air perasan jeruk nipis (konsentrasi 100%) dan ketokonazol memiliki efek sebagai antijamur Malassezia furfur yang setara.
PENGARUH EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber Officinale Roscoe var. Rubrum) TERHADAP KADAR MDA SERUM TIKUS SETELAH TERPAPAR ASAP ROKOK Relly Kurniawan; Budhi Surastri Soejoto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.577 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15822

Abstract

Latar Belakang: Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas. Kadar radikal bebas yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya kondisi stres oksidatif dan memicu terjadinya peroksidasi lipid pada membran sel yang akan menghasilkan Malondialdehyde (MDA). Sebenarnya, tubuh mempunyai sejumlah enzim dan zat yang dapat menetralkan radikal bebas yang disebut antioksidan. Kadar radikal bebas yang tinggi dapat menyebabkan antioksidan endogen tidak mampu untuk menetralisir. Kemampuan jahe sebagai antioksidan alami juga tidak terlepas dari kadar komponen fenolik total yang terkandung di dalamnya sehingga memiliki efek protektif yang tinggi dalam menangkal stres oksidatif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jahe merah terhadap kadar MDA serum tikus setelah terpapar asap rokok. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan desain pre-post test only control group design pada tikus. Perlakuan yang diberikan yaitu dengan pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan pemberian paparan asap rokok pada tikus, sedangkan keluarannya (outcome) adalah kadar MDA serum tikus. Hasil: Pemberian paparan asap rokok pada kelompok 2 meningkatkan kadar MDA serum dibandingkan dengan kelompok 1. Kelompok 3 yang diberikan ekstrak jahe merah 200 mg/kgBB/hari tidak efektif menurunkan kadar MDA serum. Pemberian ekstrak jahe merah menurunkan kadar MDA serum setelah diberikan paparan asap rokok (K4) jika dibandingkan dengan kelompok yang diberikan jahe merah tanpa diberikan paparan asap rokok (K3), penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik. Kelompok 4 meningkatkan kadar MDA serum tikus dibandingkan dengan kelompok 2. Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh yang bermakna dari pemberian jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap kadar MDA darah tikus setelah terpapar asap rokok.
PENGARUH EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var.Rubrum) TERHADAP KADAR AST DAN ALT DARAH TIKUS SETELAH PAPARAN ASAP ROKOK Novritasari Setyaningrum; Budhi Surastri Soejoto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.734 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15595

Abstract

Latar Belakang : Asap yang ditimbulkan dari pembakaran rokok kretek memiliki kadar radikal bebas yang tinggi lalu masuk ke dalam tubuh tiap hirupannya. Hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan molekul tubuh dan menyebabkan stress oksidatif yang berpotensi merusak sel, tidak terkecuali sel hepar. Agar mengurangi radikal bebas dalam tubuh yang berlebih diperlukan antioksidan eksogen. Salah satu sumbernya yaitu Jahe merah (Zingiber Oficinale Var Rubrum. Untuk menilai kerusakan sel hepar akibat rokok yang menyebabkan peroksidasi lipid sehingga terjadi kerusakan membran sel normal dari hepar juga mengakibatkan ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan digunakan kadar enzim transaminase yaitu AST dan ALT.Tujuan : Mengetahui pengaruh ekstrak Jahe merah (Zingiber Oficinale Var Rubrum) terhadap kadar AST dan ALT darah tikus setelah paparan asap rokokMetode : Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan desain post test only control group design pada tikus jantan. Sampel penelitian sebanyak 24 tikus yang terbagi menjadi 4 kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang diberikan yaitu dengan memberikan ekstrak Jahe merah (Zingiber Oficinale Var Rubrum) 200 mg/kgBB/hari dan pemberian paparan asap rokok dua kali sehari, sedangkan keluarannya adalah kadar AST dan ALT darah tikus.Hasil : Data kadar AST berdasarkan uji Saphiro-Wilk berdistribusi tidak normal. Dengan pengujian Levene Test data tersebut mempunyai varians data homogen dengan nilai P=0,442. Lalu dilakukan uji Kruskal-Wallis kadar ALT darah menghasilkan interpretasi terdapat perbedaan kadar ALT yang tidak bermakna pada 4 kelompok dengan nilai P=0,218. Sedangkan untuk data ALT berdistribusi normal dan mempunyai varians data homogen dengan nilai P=0,517. Pengujian beda menggunakan ANOVA didapatkan hasil tidak bermakna dengan nilai signifikansi P=0,674.Kesimpulan : Tidak terdapat pengaruh yang bermakna dari pemberian Jahe merah (Zingiber Oficinale Var Rubrum) terhadap kadar AST dan ALT darah tikus setelah terpapar asap rokok.