Heri-Nugroho Heri-Nugroho
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KADAR LEMAK TOTAL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) Zega Yudama Archilona; Heri-Nugroho Heri-Nugroho; Niken Puruhita
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.217 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i2.11602

Abstract

Background  : Total body fat’s content is one of many indicators that affects  weight gain and body mass index. Total body fat’s content is important because it can lead to various diseases such as type 2 diabetes mellitus, hypertension, and dyslipidemia. Body mass index (BMI) can describe a person's nutritional status. Measurement of both BMI and total body fat’s content should use the recommended tools such as the use of CT scans and MRI, but these tools are very expensive and impractical. This study used a tool called Tanita that used BIA method because it is more practical and cheaper in the measurement of BMI and total body fat’s content.Objectives : Knowing whether there is a relationship between BMI and total body fat’s  content in Undip medical students.Methods : This study was an observational study with cross sectional analytic study. The data that was taken in this study included BMI, total body fat’s, smoking, sex, physical activity, habits of consumption of fatty foods, and alcohol consumption. statistical test with chi-square correlation test (x2).Results :  There were significant correlation between body mass index and the total body fat’s content (p = 0.000). The other confounding variables were found no significant correlation (p> 0.05).Conclusions : The meaningful and positive correlation of body mass index and total body fat’s content do exist. 
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN ASPEK PERILAKU DENGAN STATUS KONTROL GLIKEMIK PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUP DR. KARIADI Hefa Aghna Fauzia; Heri-Nugroho Heri-Nugroho; Ani Margawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.881 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20785

Abstract

Latar belakang : Jumlah kasus diabetes melitus di indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa tahun 2010. Jumlah kasus di Jawa tengah tahun 2013 sebesar 9,376 kasus. Penyakit diabetes termasuk 10 besar kasus di RSUP Dr. Kariadi. Komplikasi diabetes melitus mencakup mikrovaskular dan makrovaskular yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasien DM. Ketidakpahaman pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya menjadi penyebab kegagalan terapi. Tujuan : Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan aspek perilaku dengan status kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode penelitian : Observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis RSUP Dr. Kariadi dan data primer menggunakan instrumen kuesioner pengetahuan dan perilaku. Subjek penelitian sebanyak 45 pasien DM yang dirawat inap maupun rawat jalan di RSUP Dr. Kariadi. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan Rasio Prevalensi.Hasil : Rata-rata usia responden adalah 57 tahun, 23% responden berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikkan respoden dengan jumlah terbanyak adalah  SD, 29% responden bekerja, dan 27% responden terkena DM selama > 5 tahun.Hasil uji hipotesis hubungan tingkat pengetahuan dengan status kontrol glikemik didapatkan nilai signifikansi p = 1,00 (p> 0,05), ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Hasil uji hipotesis hubungan aspek perilaku dengan status kontrol glikemik didapatkan nilai signifikansi p = 0,35 (p> 0,05), menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.Simpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikkan, pekerjaan, lama menderita, pengetahuan, dan perilaku dengan status kontrol glikemik (p> 0,05).
HUBUNGAN ANTARA STATUS DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN STATUS TUBERKULOSIS PARU LESI LUAS Radityo Utomo; Heri-Nugroho Heri-Nugroho; Ani Margawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15782

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan sampai saat ini masih menjadi masalah yang penting dalam kesehatan di dunia khususnya di negara berkembang. Salah satu faktor risiko tuberkulosis adalah diabetes melitus. Pasien DM memiiki 2 hingga 3 kali risiko untuk menderita TB dibanding orang tanpa DM.Tujuan : Membuktikan hubungan antara DM tipe 2 dengan status tuberkulosis paru lesi luas. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan studi belah lintang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 43 sampel yang merupakan pasien tuberkulosis yang berobat di BKPM Semarang. Pengukuran variabel dilakukan dengan cara pemeriksaan kadar gula darah dengan tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), pemeriksaan foto rontgen, wawancara, dan rekam medis. Variabel perancu dalam penelitian ini adalah kebiasaan merokok, status gizi, kondisi rumah, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan umur. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan Mann-Whitney untuk bivariat. Sedangkan untuk multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara diabetes melitus tipe 2 dengan tuberkulosis paru lesi luas (p=0,03). Diabetes melitus tipe 2 dapat meningkatkan risiko status tuberkulosis paru lesi sebanyak 5,25 kali.Variabel perancu yang bermakna dalam penelitian ini adalah kebiasaan merokok (p=0,01) dan status gizi (p=0,02).Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara diabetes melitus tipe 2 terhadap status tuberkulosis paru lesi luas.
HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN STATUS PENYAKIT ARTERI PERIFER (PAP) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TERKONTROL SEDANG Eka Aryani; Heri-Nugroho Heri-Nugroho; Ani Margawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.733 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14339

Abstract

Latar Belakang: Penyakit arteri perifer adalah gangguan suplai darah ke ekstremitas atas atau bawah karena obstruksi yang disebabkan aterosklerosis. Pasien PAP memiliki risiko yang lebih besar terhadap kematian akibat stroke, infark miokard dan serangan jantung. Diabetes melitus dan dislipidemia merupakan faktor risiko PAP yang sering ditemukan. Belum terdapat penelitian mengenai hubungan dislipidemia dengan status PAP pada pasien DM tipe II terkontrol sedang.Tujuan: Membuktikan hubungan antara dislipidemia dengan status PAP pada pasien DM tipe II terkontrol sedang.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang menggunakan cara consecutive sampling. Diperoleh 30 subjek dengan DM tipe II terkontrol sedang, 21 subjek dislipidemia, 9 subjek tanpa dislipidemia dalam rentang usia 46-71 tahun. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Status PAP ditentukan dengan pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) menggunakan stetoskop saat istirahat dan post exercise jika diperlukan. Uji statistik dilakukan menggunakan uji Chi-Square, uji independent t test dan uji regresi logistik.Hasil: Didapatkan 12 subjek dengan PAP positif (40%). Uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status dislipidemia dengan status PAP pada pasien DM tipe II terkontrol sedang (p<0,025). Uji independent t test menunjukkan terdapat perbedaan antara kadar total cholesterol, LDL, HDL, dan trigliserid pada subjek dengan PAP positif dan negatif. Mayoritas subjek mengkonsumsi obat DM secara teratur dan beberapa subjek menderita hipertensi.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara dislipidemia dengan status PAP pada pasien DMT2 terkontrol sedang.