Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2019 - 2024
0.23
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kedokteran Diponegoro Ophthalmologica Indonesiana
Priscilla Jessica
Unknown Affiliation
Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL Priscilla Jessica; Widyawati Widyawati; Desy Armalina
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.52 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15646

Abstract

Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) merupakan infeksi pada vulva dan/atau vagina dikarenakan pertumbuhan yang tidak terkendali dari jamur Candida sp., terutama Candida albicans. Salah satu faktor predisposisi yang diduga menyebabkan KVV adalah penggunaan kontrasepsi hormonal. Data statistik menunjukkan pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik sebanyak 48,56%, pil sebanyak 26,60%, dan implan sebanyak 9,23% dari total 8,5 juta perempuan pemakai kontrasepsi di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara terjadinya KVV dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan sampel 51 pasien Puskesmas Mangkang Semarang yang memenuhi kriteria inklusi (merupakan pengguna kontrasepsi hormonal, berusia 20-30 tahun, mengalami keputihan). Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pengambilan sekret/duh vagina pasien yang kemudian diperiksa secara mikrobiologis menggunakan pengecatan gram di Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square, dengan tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil penelitian: Dari 51 subjek penelitian, 34 pasien (66,7%) di antaranya merupakan pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik, 13 pasien (25,5%) pengguna jenis pil, serta 4 pasien (7,8%) pengguna jenis implan/susuk. Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian KVV (p=0,636).Kesimpulan: Jenis kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kontrasepsi jenis suntik (66,7%). Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian KVV.
Topical Treatment for Dry Eye Disease Related to Sjögren's Syndrome: A Systematic Review: Oral Presentation - Observational Study - General practitioner Priscilla Jessica; Syafa Sadida Zahra
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 49 No S2 (2023): Supplement Edition
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/txm3jz57

Abstract

Abstract Introduction & Objectives : Sjögren’s syndrome (SS) is a systemic autoimmune disorder characterized by dry eyes and dry mouth caused by inflammation in exocrine glands. Dry eye with SS is often more severe than non-SS dry eye and can greatly affect patients’ quality of life, thus treatment modalities must be selected carefully. This study aims to evaluate the recent studies on topical treatment for dry eye disease related to SS and provide evidence based recommendation for clinical practice. Methods : Electronic literature search was performed through the PubMed and Cochrane database from the last 10 years. We only included studies with prospective clinical trial design, a follow-up period of at least 4 weeks, and had outcome parameters among the following: Ocular Surface Disease Index, Schirmer test, tear break up time, tear meniscus height, and corneal fluorescein staining. Results : Fifteen studies were selected from 125 articles retrieved. We identified clinical trials using tacrolimus, cyclosporine, cortisol phosphate, diquafosol, rebamipide, fluorometholone, hydrocortisone, clobetasone butyrate, autologous serum, autologous platelet lysate, artificial tear, and various type of vehicles including hyaluronic acid, sodium hyaluronate, almond oil, ceftazidime,or saline solution. Conclusion : Cyclosporine has comparably equal efficacy to corticosteroid eye drops in improving signs and symptoms of dry eye in SS, but with a better safety for long-term use. Autologous serum is also an effective therapy with the best concentration being 100% serum (no dilution). Diquafosol is a promising therapy but more research is needed to confirm its efficacy and safety.
Co-Authors Desy Armalina Syafa Sadida Zahra Widyawati Widyawati