Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

HUBUNGAN MENGONSUMSI MAKANAN OLAHAN CABAI TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA Aghnila Fasza Gita Tsuraya; Puguh Riyanto; Widyawati Widyawati; Bambang Witjahyo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.812 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21187

Abstract

Latar Belakang. Akne vulgaris atau jerawat, adalah penyakit kulit pada unit poli sebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Penyebab utama akne sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, merupakan penyakit multifaktorial. Penderita akne memiliki kadar androgen serum dan kadar sebum lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal. Salah satu tanaman bahan makanan yang diduga mempunyai kandungan androgen adalah cabai.Tujuan. Mengetahui hubungan antara mengonsumsi makanan olahan cabai dengan angka kejadian akne vulgaris.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan populasi penelitian mahasiswa di kota Semarang. Dengan metode cluster random sampling didapatkan 90 responden dengan rentang usia 19-25 tahun. Data yang didapatkan adalah data primer dari kuesioner. Uji analisis yang digunakan adalah chi square.Hasil. Terdapat hubungan antara makan cabai dengan kejadian akne vulgaris dan tidak ada hubungan antara jumlah makan cabai dan frekuensi makan cabai dengan kejadian akne vulgaris.Kesimpulan. Terdapat hubungan antara makan olahan cabai dengan kejadian akne vulgaris.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI PEDIKULOSIS KAPITIS DAN PRAKTIK KEBERSIHAN DIRI DENGAN KEJADIAN PEDIKULOSIS KAPITIS PADA SISWA SDN 1 TUNGGAK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN Woro Nurmatialila; Widyawati Widyawati; Aras Utami
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.756 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24511

Abstract

Latar belakang: Pedikulosis kapitis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. Anak usia sekolah merupakan prevalensi terbesar dalam kejadian pedikulosis kapitis. Tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik kebersihan diri merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya pedikulosis kapitis pada anak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik kebersihan diri dengan kejadian pedikulosis kapitis pada siswa SDN 1 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Responden penelitian adalah siswa usia 7-11 tahun sebanyak 51 responden, dengan teknik sampling simple random sampling. Data diambil dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang didapat berupa data karakteristik responden, tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis, praktik kebersihan diri, dan data klinis. Analisis data dengan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 18 responden (35,3%) menderita pedikulosis kapitis dari 51 responden. Analisis statistik menunjukkan tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis (p value 0,005) dan praktik kebersihan diri (p value 0,011) terhadap kejadian pedikulosis kapitis. Simpulan: Tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik kebersihan diri memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian pedikulosis kapitis pada siswa SDN 1 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.Kata kunci: Pedikulosis kapitis, tingkat pengetahuan, praktik kebersihan diri.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PEMAKAIAN DISPOSABLE DIAPERS PADA BATITA DENGAN KEJADIAN RUAM POPOK Ullya Ullya; Widyawati Widyawati; Desy Armalina
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.765 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20691

Abstract

Latar Belakang : Penggunaan “pampers”  pada batita seharusnya lebih berhati–hati karena dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada kulit salah satunya ruam popok. Ruam  popok merupakan salah satu masalah kulit berupa iritasi dan inflamasi pada area popok yang banyak ditemukan pada batita dengan frekuensi pergantian popok yang minimal. Untuk mencegah terjadinya ruam popok, dibutuhkan pengetahuan dan perilaku yang tepat dari orangtua, terutama para ibu, mengenai cara pemakaian dan lama pemakaian popok sekali pakai.Tujuan    : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemakaian popok sekali pakai pada batita dengan kejadian ruam popok di wilayah posyandu Kelurahan Meteseh.Metode    : Penelitian ini  merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 40 ibu dengan batita yang menggunakan diapers dalam kegiatan posyandu di delapan RW di kelurahan Meteseh yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik consecutive sampling . Analisa data menggunakan uji chi-square.Hasil    : Analisis data menunjukkan nilai ppengetahuan ibu mengenai pemakaian diapers dengan ruam popok sebesar 0,031 dan Prevalence Ratio (PR) 0,220. Sementara itu, nilai p perilaku ibu mengenai pemakaian diapers dengan ruam popok sebesar 0,048 dan Prevalence Ratio (Pr) 0,266.  Nilai p untuk hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu terkait pemakaian popok sekali pakai pada batitanya sebesar 0,007. Kesimpulan : Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, perilaku ibu dalam pemakaian diapers pada batitanya dengan kejadian ruam popok di wilayah posyandu kelurahan Meteseh.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SAMPO TRADISIONAL BERBAHAN MERANG (Rice Straw) DENGAN SAMPO MODERN TERHADAP KETOMBE PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Eleonora Nada Klarissa; Retno Indar Widayati; Widyawati Widyawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.558 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23788

Abstract

Latar Belakang: Ketombe merupakan suatu masalah pada kulit kepala yang sangat umum. Ketombe menyebabkan penderitanya merasa kurang percaya diri. Oleh karena itu, penderita ketombe umumnya ingin segera melakukan perawatan dan pengobatan yang tepat. Kebanyakan orang menangani kondisi tersebut dengan sampo anti ketombe. Sampo anti ketombe yang sering dijumpai di pasaran saat ini tergolong sebagai sampo modern yang mengandung zat-zat aktif kimiawi. Namun terkadang penggunaan sampo anti ketombe modern yang mengandung zat-zat aktif kimiawi belum tentu langsung menghilangkan ketombe dan kemungkinan memiliki efek samping yang membahayakan tubuh sehingga penderita ketombe mencoba alternatif lain yaitu menggunakan sampo berbahan alami dan tradisional. Tujuan:Mengetahui perbandingan efektivitas penggunaan sampo tradisional berbahan merang (rice straw) dengan sampo modern terhadap ketombe. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan cross over design pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro sejumlah 33 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2018 di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dan tempat tinggal masing-masing subjek penelitian. Subjek penelitian mencuci rambut dengan sampo modern pada minggu pertama dan sampo tradisional berbahan merang (rice straw) pada minggu kedua dengan frekuensi seminggu 3 kali dan kemudian dicek ada tidaknya ketombe. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan uji McNemar test. Hasil: Dari 33 orang yang yang menjadi subjek penelitian terdapat20 orang (60,6%) tidak ditemukan ketombe dan 13 orang (39,4%) masih ditemukan ketombe setelah menggunakan sampo modern, sedangkan 17 orang (51,5%) tidak ditemukan ketombe dan 16 orang (48,5%) masih ditemukan ketombe setelah menggunakan sampo tradisional berbahan merang (rice straw). Hasil statistik McNemar testmenunjukkan p=0,508 yang berarti terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara efektivitas sampo tradisional berbahan merang (rice straw) dengan sampo modern terhadap ketombe. Kesimpulan: Sampo tradisional berbahan merang (rice straw) dan sampo modern memiliki efektivitas yang sama dalam menghilangkan ketombe.Kata kunci: Ketombe, sampo anti ketombe, sampo tradisional, sampo modern
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN MENGENAI PENCEGAHAN SKABIES PADA ANAK BINAAN SOS CHILDREN’S VILLAGE SEMARANG Cindy Cindy; Widyawati Widyawati; Retno Indar Widayati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.989 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23301

Abstract

Latar Belakang : Di Indonesia, angka kejadian skabies mencapai 5,6-12,95%. Panti asuhan sebagai tempat pemukiman padat dan dengan pengetahuan yang minim terkait skabies, tentu menjadi tempat yang sesuai untuk penularan penyakit skabies. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan pencegahan skabies pada anak-anak binaan di SOS Children’s Village Semarang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian intervensional dengan rancangan quasi experimental non equivalent control group design. Subjek penelitian adalah 30 anak binaan yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi di SOS Children’s Village Semarang. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil : Dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p < 0,05) maka secara statistic terdapat peningkatan kenaikan yang signifikan pada tingkat pengetahuan antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan. Kesimpulan : Didapatkannya peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan setelah dilakukannya penyuluhan mengenai pencegahan skabies pada anak-anak binaan SOS Children’s Village Semarang.Kata kunci : skabies, penyuluhan, pengetahuan
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO Tiffanny Nur Shabrina; Widyawati Widyawati; Purnomo Hadi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.27 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18642

Abstract

Latar belakang: Angka resistensi antibiotik dalam pengobatan penyakit gonore semakin meningkat. Hal itu mengharuskan paramedis untuk mencari pengobatan alternatif baru untuk pengobatan gonore. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah tanaman obat atau herbal. Daun kemangi (Ocimum sanctum L.) memiliki efek antimikroba yang berpotensi menjadi alternatif pengobatan gonore.Tujuan: Mengetahui efektivitas ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dalam menghambat pertumbuhan Neisseria gonorrhoeae secara in vitroMetode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Sampel adalah biakan bakteri Neisseria gonorrhoeae yang didapatkan dari hasil swab endoserviks penderita yang dikonfirmasi melalui pengecatan gram, tes oksidase, uji gula-gula, dan kultur pada media Thayer-Martin (TM). Biakan bakteri kemudian ditanam di media kontrol positif (K1), kontrol negatif (K2), media TM yang mengandung ekstrak daun kemangi konsentrasi 60% (P1), konsentrasi 80% (P2), dan konsentrasi 100% (P3). Masing-masing kelompok penelitian terdiri dari 15 sampel. Uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Analisis perbandingan kelompok perlakuan terhadap acuan kontrol positif (K1), didapatkan P1 tidak memiliki perbedaan bermakna (p=0,224), sedangkan P2 dan P3 keduanya memiliki perbedaan bermakna (p=0,000) terhadap K1 dalam menghambat pertumbuhan Neisseria gonorrhoeae.Simpulan: Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) memiliki efektivitas dalam menghambat pertumbuhan Neisseria gonorrhoeae secara in vitro pada konsentrasi 80% dan 100% dengan konsentrasi paling efektif yaitu 80%
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN BIANG KERINGAT PADA BAYI DAN BATITA Britya Maulidka Intar Luvilla; Widyawati Widyawati; Desy Armalina
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.14 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24419

Abstract

Latar Belakang :Perubahan iklim dan suhu saat ini menimbulkan masalah bagi kesehatan, tak terkecuali masalah kesehatan kulit. Salah satu masalah kulit yang banyak dialami bayi yaitu biang keringat atau miliaria.Miliaria adalah kelainan kulit benigna yang sering terjadi pada kondisi panas serta kelembaban yang tinggi, serta kondisi yang menyebabkan keringat berlebihan. Biang keringat sering terjadi berulang sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kejadian biang keringat, misalnya pengetahuan dan perilaku ibu mengenai biang keringat, cara merawat, mencegah dan menangani biang keringat pada anak. Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dengan kejadian biang keringat pada bayi dan batita. Metode : Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Posyandu Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Subjek penelitian ini adalah ibu-ibu dari beberapa posyandu di Kelurahan Meteseh (n=35). Penelitian dilakukan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung ke tempat posyandu. Setelah mendapatkan informed consent, diagnosis biang keringat ditegakkan melalui supervisi dokter, selanjutnya dilakukan wawancara pada responden. Hasil: Pada penelitian didapatkan data sebanyak 15 responden memiliki pengetahuan yang baik dan sebanyak 20 responden memiliki perilaku yang benar mengenai biang keringat. Hasil analisis data menggunakanchi-square.Didapatkan hubungan pengetahuan dengan kejadian biang keringat nilai p sebesar 0,027, hubungan perilaku dengan kejadian biang keringat nilai p sebesar 0,069 dan hubungan pengetahuan dan perilaku nilai p sebesar 1.000. Kesimpulan : Pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian biang keringat, perilaku ibu tidak berhubungan dengan kejadian biang keringat dan pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku.Kata Kunci : miliaria, pengetahuan, perilaku.
HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL Priscilla Jessica; Widyawati Widyawati; Desy Armalina
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.52 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15646

Abstract

Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) merupakan infeksi pada vulva dan/atau vagina dikarenakan pertumbuhan yang tidak terkendali dari jamur Candida sp., terutama Candida albicans. Salah satu faktor predisposisi yang diduga menyebabkan KVV adalah penggunaan kontrasepsi hormonal. Data statistik menunjukkan pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik sebanyak 48,56%, pil sebanyak 26,60%, dan implan sebanyak 9,23% dari total 8,5 juta perempuan pemakai kontrasepsi di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara terjadinya KVV dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan sampel 51 pasien Puskesmas Mangkang Semarang yang memenuhi kriteria inklusi (merupakan pengguna kontrasepsi hormonal, berusia 20-30 tahun, mengalami keputihan). Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pengambilan sekret/duh vagina pasien yang kemudian diperiksa secara mikrobiologis menggunakan pengecatan gram di Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square, dengan tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil penelitian: Dari 51 subjek penelitian, 34 pasien (66,7%) di antaranya merupakan pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik, 13 pasien (25,5%) pengguna jenis pil, serta 4 pasien (7,8%) pengguna jenis implan/susuk. Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian KVV (p=0,636).Kesimpulan: Jenis kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kontrasepsi jenis suntik (66,7%). Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian KVV.
PERBEDAAN PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Widyawati Widyawati; Ardiani Ika S
JURNAL AKUNTANSI UNIVERSITAS JEMBER Vol 9 No 1 (2011)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jauj.v9i1.1235

Abstract

Accounting profession should always act with due observance of professional ethics IAI. How far the accounting profession in upholding the ethical code of practice will be looked at do. Because of the better practices conducted by the accountant in the performance of duties, then the better the perception that the code of ethics will be presented to the IAI. And knowledge of ethics is the foundation for the accountants to behave ethically or not. In addition, accounting education major effect on ethical behavior of accountants. This study aims to determine differences in perceptions of the Code of Ethics for Public Accountants, Accounting Educators, and Student Accounting. The population in the study year 2010 is all public accountant who worked at Public Accounting Firm (KAP) in Semarang, Accounting educators and students of accounting at the University of particularly public and private schools are UNIKA, Diponegoro University, and UNISULLA. The samples totaling 164 people, consisting of 54 public accountants, 27 accountants accounting educators and 83 students. The variable in this study is persepsi public accountant (XI), accounting educators (X2), and accounting students (X3) to the code of conduct based on ethical principles and rules of ethical accounting profession compartment in the code of ethics of public accountants IAI. Data analysis method was used to test the quality of data that include test validity, test reliability, test the classical assumption. Results of research by descriptive analysis showed that the percentage of the average public accountants, educators and students of accounting akuntan equally positive thinking, both to the principles of professional ethics of accountants and public accountants compartment ethics rules in the code of ethics IAI. The hypothesis test results for the first hypothesis can be seen that Sign value 0.000
Penerapan Agglomerative Hierarchical Clustering Untuk Segmentasi Pelanggan Widyawati Widyawati; Wawan Laksito Yuly Saptomo; Yustina Retno Wahyu Utami
Jurnal Ilmiah SINUS Vol 18, No 1 (2020): Vol 18, No 1, Januari 2020
Publisher : STMIK Sinar Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.75 KB) | DOI: 10.30646/sinus.v18i1.448

Abstract

As more businesses emerge, companies need to have the right marketing strategy to provide the best service to customers. The first step is to know the type of customer and make appropriate marketing strategies according to the type of customer. In this research, it is proposed for clustering customers so that an appropriate strategy for that customer group can be determined. The method used for cluster formation uses Agglomerative Hierarchical Clustering with Average Linkage approach and distance determination using Manhattan Distance. The variables in this research are Recency, Frequency, and Monetary (RFM). The results of testing using the Silhouette coefficient show that the results of 7 clusters are the best results when compared with 2 clusters up to 20 clusters because they have the smallest minus value. Based on the results of the Silhoutte coefficient, customer segmentation uses 7 clusters with each cluster representing the existing customer type.