Agus Slamet
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rancang Bangun Sistem Alarm untuk Mencegah Kavitasi pada Condensate Extraction Pump di PT. Indonesia Power Unit Jasa Pembangkit (UJP) Jawa Tengah 2 Adipala Agus Slamet; Wahyu Djalmono; Yogi Prakasa; Farika Putri
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 15, No 1 (2020): Volume 15, Nomor 1, April 2020
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v15i1.1834

Abstract

PT Indonesia Power Unit Jasa Pembangkit (UJP) Jawa Tengah 2 Adipala merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkitan energi listrik dengan daya uap. Untuk memenuhi kebutuhan produksi sebesar 1 x 660 MW, unit-unit pada PLTU ini bekerja secara kontinyu dan saling terhubung salah satunya yaitu Condensate Extraction Pump(CEP). Permasalahan yang ada yaitu bila terjadi kavitasi pada CEP ini sering terlambat untuk diketahui. Hal ini disebabkan karena tidak adanya sistem peringatan atau deteksi terjadinya kavitasi pada CEP. Mengingat dampak kavitasi yang sangat merugikan, mulai dari berkurangnya performa pompa hingga rusaknya komponen pompa, maka terjadinya kavitasi pada pompa ini harus dicegah. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah system alarm untuk mencegah kavitasi. Perancangan suatu program alarm saat muncul potensi kavitasi pada pompa dengan konsep dasar menggunakan Net Positive Suction Head required (NPSHr) sebagai ambang batas diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusakan pompa akibat kavitasi. Memanfaatkan nilai NPSHr untuk mencegah kavitasi merupakan metode yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian lain yang menggunakan sinyal getaran. Metode penelitian meliputi, identifikasi masalah, studi pustaka, analisis perancangan, pembuatan program dan pengujian. Program dibuat menggunakan aplikasi Visual Basic. Untuk memvalidasi program bekerja sesuai perencanaan dilakukan pengujian dengan memasukkan variasi parameter berupa temperatur air dan ketinggian air sesuai data aktual dengan range masing – masing yaitu 25oC hingga 60oC dan 300 mm-1300 mm. Tekanan dalam kondensor nilainya tetap -80 kPa atau 21.325 kPa dalam tekanan absolut. Head loss dalam instalasi perpipaan dihitung nilainya didapatkan 0.7196 m. Hasil pengujian program alarm mampu mengolah nilai NPSHa dan menampilkannya dalam bentuk grafik yang fluktuatif sesuai dengan tingkat keadaannya serta alarm berbunyi saat nilai Net Positive Suction Head available(NPSHa) dibawah nilai NPSHr atau pompa beroperasi dalam kondisi kavitasi.
Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Six Sigma Untuk Mengurangi Cacat Produk Pada Partmaster Cylinder Tipe 2 dp Di Departemen Painting PT. Chemco Harapan Nusantara Cikarang Wahyu Djalmono Putro; Gutomo Gutomo; Suyadi Suyadi; Agus Slamet; Ahmad Maulana
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 12, No 2 (2017): Volume 12, Nomor 2, Agustus 2017
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.653 KB) | DOI: 10.32497/rm.v12i2.1054

Abstract

Produk master cylinder tipe 2dp merupakan salah satu bagian part dari assembly sistem pengereman sepeda motor yang diproduksi oleh PT. Chemco Harapan Nusantara. Pada departemenpainting produk master cylinder tipe 2dp melalui proses pengecatan sebelum kemudian dikirim ke bagian assembly untuk dirakit menjadi sistem pengereman sepeda motor. Dalam produksinya di departemen painting, jumlah cacat produk master cylinder tipe 2dp masih tinggi sebanyak 5,57% melebihi batas minimum yang ditentukan perusahaan 4,5%. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan metode six sigma. Hasil perhitungan DPMO tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 18.721 dengan nilai sigma 3,581 dan terkecil pada bulan Oktober sebesar 10.402 dengan nilai sigma 3,812. Hasil perhitungan RPN pada analisis FMEA menunjukkan nilai tertinggi pada jenis cacat bintik sebesar 384 dengan penyebab cat baru dengan cat lama tercampur, lecet sebesar 336 dengan penyebab unmasking masih manual dan mengangkat jig terlalu tinggi, meler sebesar 432 dengan penyebab pemasangan jig yang tidak benar, dan lubang kena cat sebesar 384 dengan penyebab kegagalan tekanan spray gun terlalu tinggi.
Model Mesin Hardening Sistem Induksi Untuk Mempercepat Waktu Pemanasan Agus Slamet; Wahyu Djalmono Putro
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 13, No 1 (2018): Volume 13, Nomor 1, April 2018
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.606 KB) | DOI: 10.32497/rm.v13i1.1105

Abstract

Proses hardening pada pemanasan baja sampai temperatur yang ditentukan menggunakan dapur pemanas dibutuhkan pasokan energi listrik yang cukup besar sehingga menambah biaya produksi. Sebagai alternatifnya akan dilakukan dengan proses pemanas induksi, yang dapat memanaskan logam akibat timbulnya arus edy atau arus pusar akibat dari induksi magnet yang menimbulkan fluks magnetik menembus logam. Energi panas yang ditimbulkan oleh pemanas induksi lebih cepat menaikan temperatur benda logam dibandingkan dengan pemanas lainnya. Batasan rancang bangun model ini adalah pemanas induksi menghasilkan temperatur 13000 C mampu memanaskan benda uji sampai temperatur 9000 C dalam waktu 5 menit, sedangkan benda uji baja mempunyai dimensi Ø 30 mm x 10 mm. Rancang bangun model mesin hardening  sistem continue terdiri dari 4 komponen utama yaitu meja mesin, unit sistem pemanas induksi, power screw dan panel kontrol. Arus AC  Metode penelitian dimulai data awal tinjauan pustaka tentang proses hardening dan sistem pemanas induksi, meliputi desain dasar , teori dan prinsip kerja. Perancangan model dengan tahapan menentukan spesifikasi, pemilihan dan rancangan komponen utama dilanjutakan dengan pembuatan dan perakitan semua komponen utama. Data dari pengujian ini adalah besarnya aliran arus listrik yang terjadi pada sistem pemanas induksi, temperatur benda uji, dan waktu pemanasan. Prosedur Pengujian dengan menggunakan benda uji dengan ukuran Ø 25 mm x 10 mm masing-masing terdiri baja jenis Amutit, Spesial K, EMS 45 dan Stainless steel, prosedur pengujian dilakukan sebanyak lima kali untuk setiap jenis benda uji.. Analisis dari data pengujian didapatkan bahwa model mesin hardening mampu berfungsi memanaskan benda uji dengan ukuran Ø 25 mm x 10 mm sampai mencapai temperatur 9000 C. Bahan uji stainless steel waktu pemanasan untuk mencapai temperatur hardening(8000C dengan waktu 166,2 detik dan pemakaian dayanya yaitu 51,8V 7A. Untuk bahan EMS 45 dan Amutit S berturut-turut temperatur 8300C dengan waktu 127 detik, . 8000C dengan waktu 166,4 detik dan pemakaian daya 51,9 V ,9A dan52,8V 6,5A.