This Author published in this journals
All Journal Konversi
Doni Rahmat Wicakso
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGAMBILAN PEKTIN DARI ALBEDO SEMANGKA DENGAN PROSES EKSTRAKSI ASAM Melisa Triandini Maulani; Aslamiah Aslamiah; Doni Rahmat Wicakso
Konversi Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v3i1.131

Abstract

Abstrak- Semangka adalah tanaman yang tahan terhadap iklim kering sehingga dapat tumbuh di daerah tropis dan setengah gurun. Albedo semangka merupakan sumber pektin yang potensial karena di dalamnya terkandung senyawa pektin. Untuk menguraikan pektin dalam albedo semangka dapat dilakukan dengan proses ekstraksi asam karena kemungkinan terjadi kerusakan pektin lebih sedikit, sedangkan untuk mengendapkan pektin digunakan alkohol. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi pektin dengan bahan dasar albedo semangka yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh variasi temperatur ekstraksi serta jenis pelarut terhadap kadar pektin yang dihasilkan albedo semangka dan mengetahui variasi temperatur ekstraksi serta jenis pelarut yang maksimum untuk menghasilkan pektin. Penelitian dilakukan dengan waktu ekstraksi 90 menit dan temperatur ekstraksi 60, 70, dan 80 °C serta pelarut HCl dan CH3COOH dengan pH 2,6 sebanyak 500 mL. Dari hasil penelitian diperoleh kondisi maksimum pengambilan pektin adalah dengan menggunakan pelarut HCl pada temperatur ekstraksi 80 °C dan kadar pektin yang dihasilkan sebesar 11,2635%. Pelarut HCl yang merupakan asam kuat lebih mudah melepaskan ikatan protopektin menjadi pektin sehingga kadar pektin yang dihasilkan memiliki kadar yang tinggi. Semakin tinggi temperatur operasi, kadar pektin yang didapatkan juga semakin besar sampai batas temperatur 80 °C. Hal ini menyebabkan gerakan molekul asam yang semakin cepat, sehingga kontak antara zat terlarut dalam sampel dengan pelarut semakin aktif dan diperoleh pektin yang lebih banyak. Kata kunci: semangka, pektin, ekstraksi. Abstract- Watermelon is a plant that is resistant to dry climate so it can be grown in tropical and semi-desert. Watermelon albedo is a potential source of pectin because it contains pectin compounds. To decompose the pectin in the watermelon albedo can be done by acid extraction process because it will lesser the possibility of damage pectin, whereas alcohol is use to precipitate pectin. In this research watermelon albedo as basic ingredients would be extracted to produce pectin to identified the differences in the influence of temperature variation and the type of solvent extraction of the pectin content of the albedo watermelon and determined variations in maximum temperature and type of solvent extraction to produce pectin. The study was conducted with a 90-minute extraction time and extraction temperature 60, 70, and 80 °C and 500 mL the solvent HCl and CH3COOH with 2.6 pH. The results were obtained taking the maximum conditions of pectin using solvent extraction HCl at a temperature of 80 °C and obtained pectin levels of 11.2635%. Solvent which is a strong acid HCl is easier to untie protopektin pectin so pectin levels has generated a high level. The higher the operating temperature, the bigger pectin levels that are obtained until the temperature limit of 80 °C. This caused by the movement of the H+ ions more reactive, the more contact between the substances dissolved in the sample with solvent and obtained more pectin. Keywords: watermelon, pectin, extraction
UPAYA PENURUNAN KADAR MERKURI DALAM MEDIA AIR MENGGUNAKAN ADSORBEN 2-MERCAPTOBENZOTHIAZOLE (MBT)–LEMPUNG AKTIF Doni Rahmat Wicakso; Agus Mirwan; Abdullah Abdullah
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.68

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat adsorben 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – Lempung Aktif yang akan digunakan dalam upaya menurunkan kadar merkuri dalam media air. Penelitian dimulai dengan melakukan proses demetalisasi pada lempung (bentonit) yang dilakukan dengan merendam bentonit dalam larutan HCl, larutan NH4NO3 dan kemudian dilanjutkan dengan pemanasan pada dua temperatur yang berbeda (120 oC dan 400 oC). Langkah berikutnya adalah proses pilarisasi yang dilakukan dengan merendam bentonit hasil demetalisasi selama 18 jam dalam larutan AlCl3 yang sebelumnya telah ditambah dengan NaOH 0,1 M. Pada tahap akhir proses pilarisasi, bentonit dipanaskan pada temperatur 120 oC dan 400 oC. Bentonit hasil pilarisasi kemudian diuji kemampuan adsorpsinya dengan larutan metilen blue. Hasil pengujian dengan metilen blue tersebut diambil sebagai dasar untuk menentukan tahap selanjutnya, yaitu proses impregnasi mercaptobenzothiazole (MBT) pada berbagai konsentrasi (6%, 8%, dan 10%). Adsorben hasil impregnasi selanjutnya digunakan dalam proses adsorpsi larutan Hg pada berbagai konsentrasi (0,1 – 0,5 ppm) guna mengetahui kemampuannya sebagai adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur pemanasan pada lempung (bentonit) berpengaruh terhadap daya serapnya terhadap metilen blue. Perlakuan pada bentonit (demetalisasi, pilarisasi pada dua temperatur yang berbeda) berpengaruh pada pola difraksi sinar-X nya.  Kapasitas adsorpsi dari MBT-lempung aktif yang diamati melalui penelitian ini belum berhasil ditentukan, sehingga perlu upaya lanjutan untuk mengetahuinya. Kata kunci : mercury, MBT, activated clay, bentoniteAbstract-The objective of thus research was to make adsorbent 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – active clay used to reduce mercury content in water medium. Firstly, this research was run by soakingin a solution ofHClbentonite, NH4NO3solutionandthen followed byheating attwodifferent temperatures(120° Cand 400° C). The next step was pillarization process by soakingthe bentonitefor 18hoursin solution ofAlCl3that have previously beenaddedwith 0.1 M NaOHAtthe final stage ofthe pillarization process, bentonitewas heatedat a temperature of120 oCand 400oC. After that, the bentonite was analyzed ability of adsorption by metilen blue solution. The test resultswith methylenebluewas takenas a basisfor determiningthe next stage, which wasthe process ofimpregnation MBT at various concentrations(6%, 8%, and 10%). The adsorbentof impregnationwas usedto adsorb Hgat various concentrations(0.1 to 0.5 ppm) for determininghis ability asadsorbent. The results showedthat thedifference inthe heating temperatureonclay(bentonite) affect theabsorbanceof themethyleneblue. Treatment ofbentonite(metal reduction, pillarizationon twodifferent temperatures) effected onX-ray diffractionpattern. MBT-adsorption capacityof theactivatedclaysobservedthroughthis studyhas not beensuccessfullydetermined,so we needfurthereffortsto find out. Keywords:mercury, MBT, activated clay, bentonite 
ADSORPSI LOGAM BESI (Fe) SUNGAI BARITO MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI BATANG PISANG Nur Hidayah; Erlinda Deviyani; Doni Rahmat Wicakso
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.83

Abstract

Abstrak- Berdasarkan laporan BLHD Kalimantan Selatan tahun 2009 kandungan Fe Sungai Barito mencapai 2,5455 mg/L. Kadar ini melampaui aturan KEPMENKES tahun 2002 yang hanya membolehkan kandungan Fe dalam air sebesar 0,3 mg/L.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan batang pisang menurunkan kadar Fe dalam sampel air Sungai Barito serta mengetahui kondisi terbaik adsorben berdasarkan variasi proses aktivasi, aktivator, ukuran diameter adsorben, kecepatan pengadukan dan lama kontak adsorpsi dalam menurunkan kadar Fe sungai Barito sehingga  didapatkan air Sungai Barito yang memenuhi standart air minum ataupun air bersih berdasarkan KEPMENKES tahun 2002.Penelitian ini didasarkan pada  proses awal adsorpsi yang diakhiri dengan proses filtrasi. Batang pisang yang telah dibersihkan dipotong kecil untuk memudahkan penguapan kandungan air pada saat dipanaskan di bawah panas matahari kemudian dihaluskan dengan blender.Untuk mendapatkan ukuran diameter batang pisang 20, 30 dan 40 mesh, batang pisang diayak dengan menggunakan sieve track. Batang pisang selanjutnya diaktivasi secara kimia dengan menggunakan larutan KMnO4 ­0,1 M dan ZnCl2 0,1 M selama 24 jam. Sedangkan pada proses aktivasi fisika, batang pisang dipirolisis selama 30 menit dengan suhu 500oC. Karbon aktif yang dihasilkan digunakan untuk proses adsorpsi dengan beberapa variasi kondisi yang hasilnya akan diuji dengan menggunakan alat spectofotometry.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa batang pisang dapat menurunkan kandungan Fe dalam air Sungai Barito. Kondisi terbaik penurunan kandungan  Fe berdasarkan penelitian didapatkan pada batang pisang ukuran 40 mesh yang diaktivasi secara fisika-kimia dengan menggunakan aktivator KMnO4 dengan kecepatan pengadukan 150 rpm dan lama waktu kontak 1 jam.Keywords: adsorpsi, batang pisang, Fe, sungai baritoAbstract- Grounded on BLHD’s report of South Borneo on 2009, Fe contents in Barito river achieve 2,5455 mg/L. This level pass by KEPMENKES on 2002 which only permit Fe contents in water as many 0,3 mg/L. The goals of this research are to study ability of banana stem to decrease Fe contents in water sample of Barito river. Knowing the best adsorbent condition to decrease Fe contents in Barito river based on variations of activation process, kind of activator,  adsorbent diameter size, stirring of velocity and adsorption duration as well as to find water of Barito river which appropriate with clean or drink water standart based on KEPMENKES on 2002.This research started with adsorption process and finishing with filtration process. Banana stem is washed until clean and then cut to small slice to abridge vaporization of water contents when is hoted under the sun. The dried banana stem be broken with blender. Banana stem is screned to find diameter size as big as 20, 30 and 40 mesh. Then, banana stem is activated using KMnO4 ­0,1 M dan ZnCl2 0,1 M solution during 24 hours. Whereas in physics activation, banana stem is pyrolysed during 30 minute at 500oC. Activated carbon is used to adsorption with some variation. The result will test use spectofotometry.Result of this research indicate that banana stem can decrease Fe content in water of Barito river. Activated carbon with size 40 mesh which use physic-chemical activation with  KMnO40,1 M solution as well as 150 rpm strring velocity and ahour adsorption duration give the best result. Keywords: adsorption, banana stem, Fe, Barito river