This Author published in this journals
All Journal Konversi
Agus Mirwan
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung mangkurat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI RECOVERY ALUMINA DARI TANAH LEMPUNG GAMBUT KAWASAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU Sofyan Hadi; Sugianto Sugianto; Agus Mirwan
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.77

Abstract

Abstrak- Tanah lempung gambut memiliki kandungan alumina yang memiliki banyak manfaat. Proses recovery alumina dari tanah lempung gambut dapat dilakukan menggunakan metode kalsinasi dan elutriasi. Penelitian bertujuan untuk mengambil kembali alumina dari tanah lempung gambut dan mempelajari pengaruh variasi penambahan CaCl2 serta keefektifan variasi kecepatan pengadukan terhadap pengambilan alumina dari tanah lempung gambut. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap. lempung yang berasal dari tanah gambut dibersihkan dan dikeringkan. Lempung gambut yang sudah kering dilakukan penggerusan dan pengayakan hingga didapatkan lempung gambut berukuran 75 mesh. Lempung gambut yang berukuran 75 mesh  dicampur dengan CaCl2 dengan variasi perbandingan CaCl2 :  lempung gambut adalah 0,5:1, 1:1, dan 1,5:1. Masing-masing campuran CaCl2 dan  lempung gambut dikalsinasi dengan pemanasan dalam furnace pada suhu 800oC selama 4 jam. Lempung gambut hasil kalsinasi kemudian digerus dan diayak hingga  berukuran 200 mesh. 80 gram lempung gambut hasil kalsinasi ukuran 200 mesh ditambahkan 400 mL larutan HCl 6 N, kemudian dilakukan p leaching dengan pengadukan selama 2 jam dengan kecepatan pengadukan sebesar 200 rpm, 300 rpm dan 400 rpm. Larutan hasil leaching didekantasi dan difiltrasi. Filtrat hasil leaching diuapkan  sampai tersisa 100 mL, selanjutnya ditambahkan dengan 100 mL aquadest. Penguapan kembali campuran filtrat dan aquadest sampai volumenya 100 mL dilakukan dengan pengadukan. Cairan yang dihasilkan diuji kandungan aluminanya dengan menggunakan titrasi volumetrik berdasarkan SNI 13-6620-2001. Berdasarkan hasil analisis untuk sampel awal diperoleh kadar alumina dalam tanah lempung gambut 2,81%. Hasil akhir diperoleh kadar alumina optimum yang dapat terambil dari tanah lempung gambut sebesar 0,622% menggunakan variasi perbandingan berat CaCl2 dan lempung gambut 0,5:1 dengan kecepatan pengadukan sebesar 400 rpm.Keywords: tanah lempung, alumina, kalsinasi, elutriasiAbstract- Peat clay contains alumina (Al2O3) that has many benefits. The process of recovery of alumina from clay peat can be done by using the method of calcination and elutriasi (stirring). This research aims to recover the alumina from clay peat and study the effect of the addition of CaCl2variations and the effectiveness of stirring speed variations in the process of alumina recovery from clay soils. This research was conducted with several steps. Clay from the peat soil is cleaned and dried by drying. The dry clay that has been done peat milling and sifting to obtain the size of 75 mesh peat clay. A 75 mesh peat clay mixed with a variation ratio of CaCl2 and peat clay is 0,5:1, 1:1, and 1.5:1. Each mixture of CaCl2 and peat clay calcined by heating in a furnace at a temperature of 800°C for 4 hours. Calcined peat clay was performed milling and sifting through a 200 mesh. 80 grams of calcined clay peat size of 200 mesh is added 400 mL of HCl 6 N, then performed solid-liquid separation processes (leaching) with stirring for 2 hours with stirring speed of 200 rpm, 300 rpm and 400 rpm. Solution of the leaching process was decanted and filtered. The filtrate of the result of leaching process is heated (evaporated) until the remaining 100 mL, then added with 100 mL of aquadest. Heating (evaporating) re-mixed filtrate and aquadest until the volume of 100 mL of this process while stirring by using stirer. Liquid contents alumina was tested using volumetric titration method based on SNI 13-6620-2001. Based on the results of the analysis initial sample obtained for the content of alumina in the  peat clay is 2.81%. The final result is obtained optimum levels of alumina which can be recover from peat clay soi is 0,622%l using a variation of weight ratio CaCl2 and peat clay 0,5:1 with stirring speed of 400 rpmKeywords: peat clay, alumina, calcination, elutriasi.
PENGAMBILAN LOGAM Cr6+ DAN Cr TOTAL DARI LIMBAH INDUSTRI ELEKTROPLATING SECARA ELEKTROKOGULASI Muhammad Nizar Pahlevi; Agus Mirwan; Rahmi Triwulandari
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.117

Abstract

Abstrak-Industri elektroplating adalah industry pelapisan logam dengan cara mengendapkan logam pelapis pada logam atau plastic yang dilakukan secara elektrolitik sehingga menghasilkan limbah yang mengandung logam berat. Elektrokoagulasi merupakan proses penggabungan gumpalan-gumpalan yang diakibatkan dari pengaliran arus listrik searah (DC) untuk pengambilan senyawa logam yang terdapat dalam limbah cair. Dalam proses ini akan terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Dimana logam akan tereduksi dan elektroda positif (Al) akan teroksidasi menjadi (Al(OH)3) yang berfungsi sebagai koagulan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mempelajari metode elektrokoagulasi menggunakan elektroda aluminium serta pengaruh lama waktu pengadukan dan kecepatan pengaduk terhadap pengambilan kadar Cr6+ dan Cr total. Elektrokoagulasi ini mengolah limbah cair elektroplating dengan dialiri listrik supaya ion-ion yang ada pada limbah terserap oleh koagulan pengikat yang di lepaskan dari elektroda sehingga akan terjadi ikatan antara ion-ion logam dengan koagulan. Variasi kecepatan pengaduk yaitu 200, 400 dan 600 rpm, sedangkan lama waktu pengadukan 25, 50 dan 75 menit. Berdasarkan hasil uji, setelah dilakukan analisis menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan terhadap kadar Cr6+ dan Cr total dalam limbah elektroplating tersebut,. Untuk Cr6+ diperoleh penurunan sebesar 95,1% pada menit 50 dan kecepatan pengaduk 200 rpm, sedangkan Cr total diperoleh penurunan sebesar 82,69% pada menit 75 dan kecepatan pengaduk 600 rpm. Keywords: Elektroplating, Elektrokoagulasi, Elektroda aluminium Abstract-Electroplating industry is a metal coating industry by way of metal precipitate coatings on metal or plastic which is done so that the electrolytic waste containing heavy metals. Electrocoagulation is a process of merging clumps resulting from the flux of electrical current (DC) for the extraction of metal compounds contained in wastewater. In this process of reduction and oxidation reactions occur. Where the metal is reduced and the positive electrode (Al) will be oxidized to (Al (OH) 3) which serves as a coagulant. The purpose of this research to study methods of electrocoagulation using aluminum electrodes and the influence of the length of time stirring and stirring speed of decision-CR6+ levels and total Cr. This electrocoagulation electroplating wastewater with electricity so that the ions are absorbed by the coagulant in waste binder in the release of the electrode and causes the bond between the metal ions with coagulant. Variation of stirrer speed of 200, 400 and 600 rpm, whereas the long stirring time 25, 50 and 75 minutes. Based on test results, after an analysis showed a significant reduction of the levels of total CR6 + and Cr in the electroplating wastes. CR6+ to obtain a decrease of 95.1% at minute 50 and the stirrer speed of 200 rpm, whereas the total Cr obtained a decrease of 82.69% at minute 75 and a stirrer speed of 600 rpm. Keywords: Electroplating, electrocoagulation, an aluminum electrode 
UPAYA PENURUNAN KADAR MERKURI DALAM MEDIA AIR MENGGUNAKAN ADSORBEN 2-MERCAPTOBENZOTHIAZOLE (MBT)–LEMPUNG AKTIF Doni Rahmat Wicakso; Agus Mirwan; Abdullah Abdullah
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.68

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat adsorben 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – Lempung Aktif yang akan digunakan dalam upaya menurunkan kadar merkuri dalam media air. Penelitian dimulai dengan melakukan proses demetalisasi pada lempung (bentonit) yang dilakukan dengan merendam bentonit dalam larutan HCl, larutan NH4NO3 dan kemudian dilanjutkan dengan pemanasan pada dua temperatur yang berbeda (120 oC dan 400 oC). Langkah berikutnya adalah proses pilarisasi yang dilakukan dengan merendam bentonit hasil demetalisasi selama 18 jam dalam larutan AlCl3 yang sebelumnya telah ditambah dengan NaOH 0,1 M. Pada tahap akhir proses pilarisasi, bentonit dipanaskan pada temperatur 120 oC dan 400 oC. Bentonit hasil pilarisasi kemudian diuji kemampuan adsorpsinya dengan larutan metilen blue. Hasil pengujian dengan metilen blue tersebut diambil sebagai dasar untuk menentukan tahap selanjutnya, yaitu proses impregnasi mercaptobenzothiazole (MBT) pada berbagai konsentrasi (6%, 8%, dan 10%). Adsorben hasil impregnasi selanjutnya digunakan dalam proses adsorpsi larutan Hg pada berbagai konsentrasi (0,1 – 0,5 ppm) guna mengetahui kemampuannya sebagai adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur pemanasan pada lempung (bentonit) berpengaruh terhadap daya serapnya terhadap metilen blue. Perlakuan pada bentonit (demetalisasi, pilarisasi pada dua temperatur yang berbeda) berpengaruh pada pola difraksi sinar-X nya.  Kapasitas adsorpsi dari MBT-lempung aktif yang diamati melalui penelitian ini belum berhasil ditentukan, sehingga perlu upaya lanjutan untuk mengetahuinya. Kata kunci : mercury, MBT, activated clay, bentoniteAbstract-The objective of thus research was to make adsorbent 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – active clay used to reduce mercury content in water medium. Firstly, this research was run by soakingin a solution ofHClbentonite, NH4NO3solutionandthen followed byheating attwodifferent temperatures(120° Cand 400° C). The next step was pillarization process by soakingthe bentonitefor 18hoursin solution ofAlCl3that have previously beenaddedwith 0.1 M NaOHAtthe final stage ofthe pillarization process, bentonitewas heatedat a temperature of120 oCand 400oC. After that, the bentonite was analyzed ability of adsorption by metilen blue solution. The test resultswith methylenebluewas takenas a basisfor determiningthe next stage, which wasthe process ofimpregnation MBT at various concentrations(6%, 8%, and 10%). The adsorbentof impregnationwas usedto adsorb Hgat various concentrations(0.1 to 0.5 ppm) for determininghis ability asadsorbent. The results showedthat thedifference inthe heating temperatureonclay(bentonite) affect theabsorbanceof themethyleneblue. Treatment ofbentonite(metal reduction, pillarizationon twodifferent temperatures) effected onX-ray diffractionpattern. MBT-adsorption capacityof theactivatedclaysobservedthroughthis studyhas not beensuccessfullydetermined,so we needfurthereffortsto find out. Keywords:mercury, MBT, activated clay, bentonite