Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

POTENSI ASAP CAIR PADA PRODUKSI ARANG KAYU MODEL DESA RANGGANG TANAH LAUT Ahmad Budi Budi Junaidi; Abdullah Abdullah; Uripto Trisno Santoso
Konversi Vol 8, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v8i1.6512

Abstract

Abstrak- Desa ranggang merupakan sentra produksi arang kayu di Kalimantan Selatan. Arang kayu diproduksi dalam tungku dari tanah liat berbentuk kubah dengan diameter sekitar 4 meter dan tinggi 3-4 meter. Di Desa Ranggang ini terdapat lebih dari 500 buah tungku dengan kapasitas produksi arang kayu sekitar 2-3 ton arang/tungku untuk tiap kali produksi. Asap yang keluar dari tungku arang pada proses produksi arang jumlahnya sangat besar selama ini terlepas ke lingkungan yang berpotensi menimbulkan polusi udara dan mengganggu pengrajin arang tersebut.. Penelitian tentang potensi asap cair sebagai produk samping pembuatan arang kayu desa ranggang tersebut dilakukan dengan memodifikasi model tungku arang desa Ranggang berupa penambahan instalasi kondensasi asap pada bagian knalpot tungku. Tungku arang percontohan telah dibuat dengan kapasitas produksi 3 ton arang setiap kali produksi. Bahan baku yang digunakan adalah limbah kayu ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.). Asap cair yang diperoleh dari tungku tersebut sejumlah 47 liter untuk setiap kali produksi. Asap cair yang dihasilkan didominasi fraksi suhu 95-105 0C, yaitu sebanyak 81%, memiliki kadar  asam (dihitung sebagai asam asetat) 0,825 molar dengan pH berkisar. 2,91-3,08. Kata kunci: asap cair, produk samping, produksi arang, kondensasi asap dan tungku arang Ranggang
UPAYA PENURUNAN KADAR MERKURI DALAM MEDIA AIR MENGGUNAKAN ADSORBEN 2-MERCAPTOBENZOTHIAZOLE (MBT)–LEMPUNG AKTIF Doni Rahmat Wicakso; Agus Mirwan; Abdullah Abdullah
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.68

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat adsorben 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – Lempung Aktif yang akan digunakan dalam upaya menurunkan kadar merkuri dalam media air. Penelitian dimulai dengan melakukan proses demetalisasi pada lempung (bentonit) yang dilakukan dengan merendam bentonit dalam larutan HCl, larutan NH4NO3 dan kemudian dilanjutkan dengan pemanasan pada dua temperatur yang berbeda (120 oC dan 400 oC). Langkah berikutnya adalah proses pilarisasi yang dilakukan dengan merendam bentonit hasil demetalisasi selama 18 jam dalam larutan AlCl3 yang sebelumnya telah ditambah dengan NaOH 0,1 M. Pada tahap akhir proses pilarisasi, bentonit dipanaskan pada temperatur 120 oC dan 400 oC. Bentonit hasil pilarisasi kemudian diuji kemampuan adsorpsinya dengan larutan metilen blue. Hasil pengujian dengan metilen blue tersebut diambil sebagai dasar untuk menentukan tahap selanjutnya, yaitu proses impregnasi mercaptobenzothiazole (MBT) pada berbagai konsentrasi (6%, 8%, dan 10%). Adsorben hasil impregnasi selanjutnya digunakan dalam proses adsorpsi larutan Hg pada berbagai konsentrasi (0,1 – 0,5 ppm) guna mengetahui kemampuannya sebagai adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur pemanasan pada lempung (bentonit) berpengaruh terhadap daya serapnya terhadap metilen blue. Perlakuan pada bentonit (demetalisasi, pilarisasi pada dua temperatur yang berbeda) berpengaruh pada pola difraksi sinar-X nya.  Kapasitas adsorpsi dari MBT-lempung aktif yang diamati melalui penelitian ini belum berhasil ditentukan, sehingga perlu upaya lanjutan untuk mengetahuinya. Kata kunci : mercury, MBT, activated clay, bentoniteAbstract-The objective of thus research was to make adsorbent 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – active clay used to reduce mercury content in water medium. Firstly, this research was run by soakingin a solution ofHClbentonite, NH4NO3solutionandthen followed byheating attwodifferent temperatures(120° Cand 400° C). The next step was pillarization process by soakingthe bentonitefor 18hoursin solution ofAlCl3that have previously beenaddedwith 0.1 M NaOHAtthe final stage ofthe pillarization process, bentonitewas heatedat a temperature of120 oCand 400oC. After that, the bentonite was analyzed ability of adsorption by metilen blue solution. The test resultswith methylenebluewas takenas a basisfor determiningthe next stage, which wasthe process ofimpregnation MBT at various concentrations(6%, 8%, and 10%). The adsorbentof impregnationwas usedto adsorb Hgat various concentrations(0.1 to 0.5 ppm) for determininghis ability asadsorbent. The results showedthat thedifference inthe heating temperatureonclay(bentonite) affect theabsorbanceof themethyleneblue. Treatment ofbentonite(metal reduction, pillarizationon twodifferent temperatures) effected onX-ray diffractionpattern. MBT-adsorption capacityof theactivatedclaysobservedthroughthis studyhas not beensuccessfullydetermined,so we needfurthereffortsto find out. Keywords:mercury, MBT, activated clay, bentonite 
PIROLISIS MINYAK GORENG BEKAS DENGAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI NaOH Abdullah Abdullah; Yudha Adi Pratama Putra; Azidi Irwan
Konversi Vol 8, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v8i1.6511

Abstract

Abstrak-Minyak goreng bekas dapat digunakan sebagai bahan baku sumber energi alternatif. Minyak goreng bekas mempunyai rantai hidrokarbon panjang yang dapat dipecah untuk menghasilkan senyawa alkana dan alkena melalui proses pirolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pirolisat sebagai bahan bakar alternatif berupa bio-oil dengan katalis yang telah teraktivasi larutan NaOH. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bio-oil yang dihasilkan dan dibandingkan dengan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor. Pirolisis minyak goreng bekas telah dilakukan dengan zeolit yang diaktivasi menggunakan larutan NaOH (1, 2, 3, 4, dan 5M). Konsentrasi optimum aktivasi terjadi pada proses karakterisasi zeolit dengan uji daya serap terhadap larutan methylene blue dan uji keasaman dengan metode adsorpsi desorpsi amonia yang menghasilkan larutan NaOH 4M sebagai konsentrasi optimum. Pirolisis dilakukan dengan variasi jumlah zeolit (0, 5, 10, 15, dan 20%) terhadap minyak goreng bekas dengan parameter pengamatan pada proses pirolisis berupa data mengenai yield, lama pirolisis, dan perubahan massa katalis pergram. Hasil optimum pirolisat diperoleh pada proses pirolisis menggunakan katalis sebanyak 20%. Analisis komponen kimia penyusun pirolisat dengan GC-MS menunjukkan kandungan hidrokarbon sebesar 81,93%. Pirolisat hasil pirolisis minyak goreng bekas berpotensi sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bahan bakar kompor. Kata kunci: Pirolisis, minyak goreng bekas, zeolit, aktivasi katalis, GC-MS 
PENGARUH DIVERSIFIKASI PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA BELAWANG KECAMATAN BELAWANG KABUPATEN BARITO KUALA Abdullah Mu'min; Karunia Puji Hastuti; Parida Angriani
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpg.v1i3.1411

Abstract

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Diversifikasi Pertanian Terhadap Pendapatan masyarakat di Desa Belawang Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dan hubungan diversifikasi pertanian terhadap pendapatan masyarakat di Desa Belawang Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala.            Populasi dalam penelitian adalah seluruh petani padi yang ada di Desa Belawang Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala dengan jumlah 240 orang, dengan sampel sebesar 240 orang menggunakan sampel penuh. Data primer diperoleh melalui observasi di lapangan dan penyebaran kuesioner (angket), sedangkan data sekunder diperoleh dari Kepala Desa Belawang dan Kantor Kecamatan Desa Belawang. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik persentase dan Korelasi Product Moment.             Hasil penelitian menunjukkan signifikan, artinya diversifikasi pertanian ada pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat di Desa Belawang kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala. Kata Kunci : Pengaruh, Diversifikasi Pertanian, Pendapatan. 
Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap Viskositas Dan Densitas Tetraetil Ortosilikat Dari Silika Abu Sekam Padi Dwi Rasy Mujiyanti; Hayatun Nisa; Kholifatu Rosyidah; Dahlena Ariyani; Abdullah Abdullah
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 8 No 1 (2020): Edisi Bulan Mei (Edition for May)
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/10.30598//ijcr.2020.8-dwi

Abstract

Tetraethyl Ortosylicate (TEOS) is a material is widely used in industrial fields. One source of silica (SiO2) is rice husk ash. In this study was determined the effect of reaction time on viscosity and density in making TEOS from silica rice husk. Silica resulting from the purification of rice husk ash is used in the TEOS manufacturing process by examining the variation of reaction time. One mole of ethanol and 0.25 mole of silica powder were added into 250 ml of round bottom flask followed by the addition of 1 gram of CuO/Al2O3 catalyst then the mixture was refluxed for 30, 35, 40, 45 and 50 hours with sufficient stirring and a temperature of 90 °C. The FTIR characterization results show that there are three main functional groups, namely the -OH, Si-O and C-O groups in the five TEOS synthesis results. Wavenumbers of the –OH functional groups obtained ranged from 3349 cm-1 - 3315 cm-1; Si-O functional groups range from 813 cm-1 - 606 cm-1 and C-O functional groups range from 1105 cm-1 - 1040 cm-1. Reaction time has no significant effect on viscosity. Reaction time has no significant effect on the density and density of the resulting TEOS.
PENINGKATAN KUALITAS EFLUEN SISTEM LUMPUR AKTIF LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN VARIASI BERAT ARANG AKTIF TERHADAP VOLUME EFLUEN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) Handayani Handayani; Danang Biyatmoko; Abdullah Abdullah; Jamzuri Hadie
EnviroScienteae Vol 12, No 3 (2016): Enviroscienteae Volume 12 Nomor 3, November 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v12i3.2448

Abstract

The purpose of this study was to (1) analyze the effect of the activation of iron wood charcoal towards improving the quality of activated charcoal based on moisture content, ash content and adsorption I2, (2) analyze the effect of weight variation activated iron wood charcoal in the activated sludge effluent to temperature parameter, TSS, pH, BOD5, COD and Ammonia, as well as getting the weight ratio of optimum active iron wood charcoal toward activated sludge effluent.  The research design used a completely randomized design. The variation of weight variation of active charcoal from 0, 1, 2, 3, 4, 5 and 6 g with 3 (three) repetitions. This Research was done at the laboratory of Badan Lingkungan Hidup Banjarbaru. The conclusion of this study was that the effect of the activation of ironwood charcoal towards improvement of the quality of activated charcoal were moisture content, ash content and adsorption I2 obtained before activation was 3,02%; 2,41% and 609 mg/g, while moisture content, ash contents and adsorption I2 after being activated were 2,88%; 2,02 % and 685 mg/g. The moisture content and ash contents had reached the quality standard of SNI 06–3730-1995, but the adsorption I2 not yet. The eEffect of weight variation activated charcoal ironwood in the effluent sludge to the temperature, TSS, pH, BOD5, COD and ammonia parameter based on F-test results were highly significant (p<0,01). The parameter of temperature and pH increased as the weight of activated charcoal ironwood increased. The parameter of TSS, BOD5, COD and ammonia decreased as the weight of activated ironwood charcoal. The Parameter that did not reach the quality standard were COD and Ammonia. Optimum weight activated charcoal ironwood active against effluent activated sludge of 6 g. Optimum weight activated ironwood charcoal obtained temperature, TSS, pH, BOD5, COD and ammonia. The values of each were  27,7 0C; 35,7 mg/L; 9,01; 44,2 mg/L; 108 mg/L and 15,2 mg/L.
Sintesis Dan Karakterisasi Urea-Hidroksiapatit Dengan Variasi Ca(OH)2 Sebagai Kandidat Pupuk Lepas Lambat Syahiful Hadi; Suryajaya Suryajaya; Abdullah Abdullah; Kissinger Kissinger
EnviroScienteae Vol 15, No 1 (2019): EnviroScienteae Volume 15 Nomor 1, April 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.172 KB) | DOI: 10.20527/es.v15i1.6331

Abstract

Urea-hydroxyapatite can be used as fertilizer which was efficient and environmentally friendly. The variation of Ca(OH)2 in the urea-hydroxyapatite’s synthesis and its characterization would provide information for manufacturing slow release fertilizer. The material used were urea (99.5 %); Ca(OH)2; H3PO4 0.67 M and distilled water. The synthesis technique used in this study is bottom-up with Ca(OH)2 variation of 6, 8, 10 and 12 grams. The results of the synthesis with 6 grams of Ca(OH)2  was not able to produce sediment powder. The results of the Scanning Electron Microscopy (SEM) showed that the urea packaging with hydroxyapatite was better for variations of Ca(OH)2  8 grams and 10 grams. The results of the Energy Dispersive X-Ray Spectrometry (EDX) showed more elemental composition in the variation of Ca(OH)2  8 grams and 10 grams which were 35.7 Wt% and 40.4 Wt%. The results of the Fourier Transform Infrared Spectrometer (FTIR) showed that the variation of Ca(OH)2  8 gram has a good bonding of urea and hydroxyapatite. The Particle Size Analyzer (PSA) measurement for all samples of urea-hydroxyapatite yielded the particle size of about 0.5–2.5 mm and 10–15 mm for urea and hydroxyapatite, respectively. As a conclusion, the variation of Ca(OH)2  8 grams could be recommended as a reference in the composition of urea-hydroxyapatite fabrication for slow release fertilizer.
PENINGKATAN KUALITAS EFLUEN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU PADA SISTEM LUMPUR AKTIF DENGAN VARIASI LAJU ALIR MENGGUNAKAN ARANG AKTIF KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) Filomena Matilda; Danang Biyatmoko; Akhmad Rizali; Abdullah Abdullah
EnviroScienteae Vol 12, No 3 (2016): Enviroscienteae Volume 12 Nomor 3, November 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v12i3.2446

Abstract

Tofu industry produces organic waste that can decrease the quality of the environment. The alternative processing method can be used among others is activated sludge system, but several types of research have not shown optimal results yet. To improve the quality of wastewater, the treatment of wastewater of tofu using activated charcoal needs to be done. The purpose of this research is to analyze the effects of the ironwood charcoal activation on the morphology and surface area of  ironwood activated charcoal, to analyze the effects of variations in the flow rate of tofu wastewater effluent from activated sludge using ironwood activated charcoal on the parameters of temperature, pH, TSS, BOD, COD and ammonia and to find out the optimum flow rate of tofu wastewater effluent from activated sludge using ironwood activated charcoal. This research used adsorption method with column system at 7 treatments of flow rate (50, 60, 70, 80, 90, 100 and 110 mL/h) with 3 replications. The activation of ironwood charcoal used Na2CO3 5% and was activated at 400oC. The results showed that the surface morphology of ironwood active charcoal had more open pore surfaces with more regular structures than before activation. The surface area of ironwood activated charcoal was 32.936 m2/g and increased to 53.7% compared with it before activation. Variations in the flow rate on the tofu wastewater effluent from activated sludge using ironwood activated charcoal showed highly significant (p < 0.01) in reducing the levels of TSS, BOD, COD, and ammonia. The optimum flow rate obtained at 50 mL/h with temperature was 25.8oC, pH 8.08, TSS 34.7 mg/L, BOD 43.8 mg/L, COD 117 mg/L and ammonia 14.8 mg/L. The value of temperature, pH, TSS and BOD have fulfilled the quality standards, the quality of tofu wastewater effluent increased from the activated sludge.
PENGARUH pH, KADAR GULA, BERAT DAN WAKTU INKUBASI SEL RAGI IMOBIL TERHADAP EFISIENSI FERMENTASI LIMBAH NENAS MENJADI BIOETANOL Erfanur Adlhani; Noer Komari; Abdullah Abdullah
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 1 No 1 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.04 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v1i1.25

Abstract

Etanol merupakan produk industri kimia yang kebutuhannya diperkirakan akan semakin meningkat pada masa mendatang. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan melalui proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Salah satu sumber karbohidrat yang potensial adalah limbah nenas. Penelitian ini ingin mengetahui penggunaan limbah nenas untuk memproduksi bioetanol menggunakan sel ragi imobil. Sel ragi imobil telah terbukti dapat meningkatkan kadar bioetanol. Metode imobilisasi yang digunakan adalah entrapment (penjeratan) dalam matriks agar-agar. Beberapa parameter yang diteliti adalah pH, kadar gula dalam limbah nenas, perbandingan berat limbah nenas dan sel ragi, waktu inkubasi serta uji stabilitas sel ragi imobil. Hasil penelitian menunjukkan pH optimum sel ragi imobil berada pada pH = 6, kadar gula optimum 24,4 g (dalam 200 g limbah nenas), perbandingan berat optimum limbah nenas terhadap sel ragi 1 : 0,5, waktu inkubasi 3 hari dan sel ragi imobil tidak mengalami penurunan aktivitas yang berarti setelah penggunaan sebanyak 3 kali secara berkesinambungan dengan nilai efisiensi fermentasi sebesar 38,48% (b/b). Dalam penelitian ini dilakukan juga proses fermentasi limbah nenas dengan sel ragi tanpa diimobilisasi sebagai pembanding, dan hasil yang diperoleh menunjukkan pH optimum sel ragi berada pada pH = 5, kadar gula optimum 24,4 g (dalam 200 g limbah nenas), perbandingan berat optimum limbah nenas terhadap sel ragi 1 : 0,5, dan waktu inkubasi optimum 3 hari dengan nilai efisiensi fermentasi sebesar 37,79% (b/b).
PENINGKATAN KUALITAS BIO-OIL HASIL PIROLISIS MINYAK KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN REAKSI EPOKSIDASI DAN HIDROKSILASI Istiqomah Istiqomah; Abdullah Abdullah; Maria Dewi Astuti
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.954 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v14i2.7432

Abstract

Bio-oil hasil pirolisis minyak kelapa sawit mengandung senyawa alkena yang dapat digunakan dalam pembuatan senyawa alkohol. Konversi senyawa alkena menjadi alkohol dilakukan melalui dua tahap, yaitu epoksidasi dan hidroksilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari reaksi epoksidasi dengan mengetahui pengaruh rasio mol asam perasetat (CH3COOH/H2O2)dan waktu reaksi terhadap bilangan hidroksil senyawa alkohol yang dihasilkan. Epoksidasi bio-oil hasil pirolisis minyak kelapa sawit dilakukan dengan mereaksikan alkena dengan asam perasetat. Variasi yang dilakukan yaitu rasio mol asam perasetat0,5; 1; 2; 3; 4 dan waktu reaksi epoksidasi selama 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Pada bio-oil terepoksidasi, selanjutnya dilakukan hidroksilasi selama 120 menit menggunakan campuran metanol dan isopropanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum rasio mol asam perasetatadalah 2 dan waktu reaksi selama 120 menit. Senyawa alkohol yang dihasilkan memiliki nilai bilangan hidroksil 171,105 mg KOH/g.