Muhammad Royani
STKIP PGRI Banjarmasin

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keterampilan Bertanya Siswa SMP Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz pada Materi Segi Empat Muhammad Royani; Bukhari Muslim
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v2i1.586

Abstract

Pengetahuan yang dimiliki seseorang itu selalu diawali dengan bertanya. Bagi guru bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam inquiri, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahuinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  keterampilan bertanya siswa dan hasil belajar melalui strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Anjir Pasar yang berjumlah 19 orang, yang terdiri 7 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Objek penelitian adalah keterampilan bertanya siswa dan hasil belajar. Teknik penggumpulan data dengan menggunakan observasi dan tes. Teknik analisis data dengan menggunakan  rumus persentase, rata-rata dan modus. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz keterampilan bertanya siswa berada pada kualifikasi “sangat terampil” dan hasil belajar termasuk dalam kualifikasi “baik”. Kata kunci : Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz, keterampilan bertanya, materi segi empat.
Bentuk-bentuk geometris pada pola kerajinan anyaman sebagai kearifan lokal di kabupaten Barito Kuala Muhammad Royani; Winda Agustina
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v3i2.60

Abstract

Indonesia memiliki ragam budaya yang khas. Di antara wujud kebudayaan tersebut adalah adanya hasil fisik berupa aktivitas perbuatan dan semua karya manusia dalam masyarakat. Kabupaten Barito Kuala memiliki wujud kebudayaan yang khas, yaitu kerajinan anyaman. Masyarakat setempat memanfaatkan tanaman purun untuk dijadikan bahan pembuatan kerajinan anyaman dengan pertimbangan bahwa purun adalah tanaman yang mudah ditemukan di rawa karena tumbuh liar dan tekstur seratnya yang kuat. Dibutuhkan keterampilan untuk menghasilkan anyaman yang memiliki nilai nilai estetika dan nilai ekonomis tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data bersumber dari pengrajin anyaman purun di Kabupaten Barito Kuala. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif model Miles, yaitu interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga data menjadi jenuh. Hasil penelitian menunjukkan beberapa motif anyaman purun memiliki bentuk geometri bangun datar, yaitu mata punai dan tapak catur berbentuk persegi, motif saluang mudik berbentuk jajargenjang, motif ramak cangkih berbentuk persegi panjang, motif gigi haruan berbentuk segitiga, dan motif anyam badiri dan anyam barabah menggambarkan susunan garis-garis sejajar. Selain itu, anyaman purun memiliki nilai estetika yang berdampak pada munculnya nilai ekonomi sejalan dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan barang-barang yang dihasilkan dari anyaman purun.
Membangun kepribadian dengan nilai-nilai pendidikan matematika Muhammad Royani
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v1i1.91

Abstract

Pendidikan merupakan sarana yang sangat tepat dalam membantu manusia untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang baik atau karakter baik atau pribadi yang positif atau berakhlak mulia dalam menjalan ikhtiar/syariat kehidupan sesuai dengan tuntunan agama yang diturunkan Allah melalui Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dengan kata lain menjadi manusia yang memiliki nilai-nilai religius atau menjadi manusia religius dalam istilah filsafat atau manusia yang utuh dalam istilah Negara. Matematika sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dipelajari di sekolah dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, hendaknya tidak hanya dipandang memiliki makna krusial, melainkan juga harus sampai pada makna esensial yang mengandung nilai edukasi sebagai pembentuk kepribadian. Aktualisasi nilai-nilai pendidikan matematika melalui pengungkapan dan penekanan nilai-nilai yang terkandung dari proses pembelajaran melalui pemaknaan.
Problem-solving ability in solving linear program story problems based on Polya procedures Muhammad Royani; Abdul Jabar; Benny Nawa Trisna; Winda Agustina; Noviana Nina Lupiana
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v8i2.1899

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah cerita program linier berdasarkan prosedur Polya pada taruna tingkat II SMKN 1 Kapuas Kuala jurusan multimedia. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan pemecahan masalah taruna berkemampuan tinggi dapat melaksanakan empat langkah pemecahan masalah Polya dengan sangat baik, yaitu memahami masalah, merencanakan solusi, mengimplementasikan rencana solusi, dan memeriksa solusi. (2) Kemampuan pemecahan masalah taruna dengan kemampuan sedang sudah mulai menyelesaikan masalah berdasarkan prosedur Polya dengan mengambil langkah-langkah untuk memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali solusi. (3) Kemampuan pemecahan masalah taruna yang memiliki kemampuan rendah sudah mampu melakukan tahap memahami masalah dan merencanakan pemecahan masalah, namun subjek masih kurang dalam mengimplementasikan rencana solusi dan belum mampu kembali. memeriksa solusinya.