Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH ANTIOKSIDAN FLAVONOID TERHADAP KADAR PROTEIN MIKROSOMAL HATI TIKUS YANG DIINDUKSI DENGAN KARBONTETRAKLORID Agustina Dwi Wijayanti; Syarifuddin Tato; Soesanto Mangkoewidjojo
Jurnal Sain Veteriner Vol 21, No 2 (2003): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2339.236 KB) | DOI: 10.22146/jsv.496

Abstract

.
ISOLATION AND CLONING OF ENV-TM SUBUNIT GENE OF JEMBRANA DISEASE VIRUS IN THE PROKARYOTIC EXPRESSION VECTOR pGEX-2T Asmarani Kusumawati; Ronny Martien; Soesanto Mangkoewidjojo; Joeannes Sri Widada
Jurnal Sain Veteriner Vol 21, No 2 (2003): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3182.6 KB) | DOI: 10.22146/jsv.499

Abstract

.
PENGARUH PEMBERIAN PB ASETAT TERHADAP KADAR KALSIUM,MAGNESIUM DAN AKTIVITAS KOLINESTERASE SERUM BURUNG MERPATI (Columbia livia) Edi Boed Santosa; Bambang Hariono; Soesanto Mangkoewidjojo
Jurnal Sain Veteriner Vol 18, No 2 (2000)
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.522

Abstract

.
Respons Peristalsis dan Neuron Mienterik Nitrergik Usus Halus Kelinci yang Diinfeksi Eimeria magna Amelia Hana; Soesanto Mangkoewidjojo; Siti Isrina Oktavia Salasia2,; Dwi Liliek Kusindarta3
Jurnal Veteriner Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.154 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon usus kelinci yang diinfeksi Eimeria magna denganmengamati frekuensi dan amplitudo kontraksi peristalsis, dan jumlah neuron mienterik nitrergik usushalus. Hewan percobaan yang digunakan adalah 60 ekor kelinci jantan lokal sehat umur 5 bulan dengankisaran berat badan 1,5-1,8 kg, dan bebas koksidiosis. Seluruh kelinci percobaan diadaptasikan dengankondisi lingkungan penelitian selama 7 hari dengan pakan pellet dan air minum ad libitum. Kelincidipelihara dalam kandang individual. Enam puluh ekor kelinci tersebut dibagi secara acak menjadi 3kelompok masing-masing 20 ekor. Kelompok I sebagai kontrol (K-0) diberi 1,0 ml akuades/ekor per oral,kelompok II (K-10) diinfeksi 10x106 ookista E. magna/ekor per oral dosis tunggal, dan kelompok III (K-20)diinfeksi 20x106 ookista E. magna /ekor per oral dosis tunggal. Pascainfeksi setiap hari 4 ekor per kelompokdianestesi dengan uretan (1,55 g/kg BB dalam larutan 25%, secara intraperitoneal), kemudian dibedah,diambil segmen usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum). Segera setelah itu kelinci dibunuh dengancara dislokasi cervikal. Segmen usus halus diukur gerak peristalsis secara elektromiografik. Selanjutnyasampel tersebut dibuat preparat histokimia dengan teknik pewarnaan Nicotinamide Adenine DincleotidePhosphate-diaphorase (NADPH-d) untuk mengetahui jumlah neuron mienterik nitrergiknya. Data frekuensidan amplitudo kontraksi peristalsis, dan jumlah neuron mienterik nitrergik usus halus kelinci dianalisissecara statistika dengan sidik ragam dan uji-t (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi10x106 dan 20x106 ookista E. magna dapat menyebabkan timbulnya peningkatan frekuensi peristalsisusus halus (p<0,01), penurunan amplitudo kontraksi usus halus (P<0,01), dan penurunan jumlah neuronmienterik nitrergik usus halus (P<0,01) dibandingkan kelompok kontrol (K-0). Dari hasil disimpulkanbahwa infeksi ookista E. magna dapat menyebabkan peningkatan frekuensi peristalsis, penurunanamplitudo kontraksi, dan penurunan jumlah neuron mienterik nitrergik usus halus kelinci.
Kerentanan Palatogenesis Mencit (Mus musculus L.) terhadap Induksi Cleft Palate TCDD Salomo Hutahaean; Soesanto Mangkoewidjojo; Mammed Sagi; Widya Asmara
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v16i2.100

Abstract

Telah dilakukan percobaan untuk menentukan tahapan palatogenesis pada mencit (Mus musculus L.) yang rentan terhadap efek polutan 2,3,7,8-Tetraklorodibenzo-p-dioksin (TCDD). Percobaan dirancang mengikuti Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial (4X3). Empat puluh delapan ekor mencit bunting dicekok TCDD dengan dosis 0 (kontrol), 5, 10, atau 20 μg/kg bb. Perlakuan diberikan pada hari kebuntingan (Hk) 9−10, 11−12, atau 13−14. Mencit kontrol dicekok pelarut saja (98,5% minyak wijen + 1,5% DMSO). Pada Hk 18 mencit dibius lalu dibunuh dengan teknik cervical dislocation, persentase fetus cleft palate (cp) dihitung, derajat penutupan palatum diberi skor, preparat dengan ketebalan 6 µm dibuat, dan mikrostruktur kraniofasial diamati. Hasil menunjukkan, pemberian TCDD antara hari ke 9 dan 12 menginduksi cacat cp, dengan kecenderungan hasil tertinggi pada pemberian Hk 910. Perlakuan TCDD dosis 10 atau 20 μg/kg bb pada Hk 910 menghasilkan fetus cacat cp >90%. Persentase fetus cp tetap tinggi pada pemberian Hk 1112, khususnya pada kelompok dosis 20 μg/kg bb (87,3%). TCDD dosis terendah (5 μg/kg bb) menginduksi cp dominan bercelah sempit, menunjukkan adanya hambatan pada tahap fusi. Dosis 10 dan 20 μg/kg bb menginduksi cp bercelah sedang atau lebar, mengisyaratkan terjadi hambatan pada tahap inisiasi atau elevasi. Disimpulkan, seluruh tahapan palatogenesis rentan terhadap efek TCDD, namun tahap paling rentan adalah tahap fusi palatum.