Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Efek Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Penurunan Kadar Serum Asam Urat dan Ureum pada Tikus Putih Sari, Alfitria; Mangunsong, Sonlimar
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v14i1.2475

Abstract

Peningkatan asam urat menjadi faktor risiko terhadap penyakit cardiovaskuler tradisional. Daun sirih (Piper betle L.) mengandung senyawa betlephenol diduga dapat menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak daun sirih dalam menurunkan kadar serum asam urat dan ureum tikus putih jantan. Penelitian menggunakan tikus putih jantan berumur 3 bulan, berat 170-214 gram, dibagi 6 kelompok yaitu kelompok I kontrol, kelompok II (induksi dan dosis kombinasi ekstrak daun sirih : propolis (1:1)), kelompok III (induksi dan ekstrak daun sirih dosis 10,37 mg/200 gr BB), kelompok IV (induksi dan ekstrak daun sirih dosis 41,48 mg/200 gr BB), kelompok V (induksi dan allopurinol dosis 1,8 mg/200 gr BB), dan kelompok VI kontrol negatif (induksi dan aquadest). Induksi diet kaya purin yang diberikan adalah jus hati ayam sebanyak 3 ml secara oral selama sepuluh hari. Pengukuran kadar asam urat dan ureum menggunakan Spektrofotometri Biosystem A 15. Signifikansi diterima pada nilai P 0,05. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA one-way dilanjutkan uji LSD test menunjukkan perbedaan asam uratsignifikan antara kelompok II dan IV dengan kontrol negatif. Namun, tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar ureum hewan coba. Ekstrak daun sirih dosis 41,48 mg/200 grBB dan dosis ekstrak kombinasi dapat menurunkan kadar asam urat, sehingga berpotensi sebagai bahan hipourikemia.Hyperuricaemia is associated with an increased risk factors of traditional cardiovasculer diseases. The Betel (Piper betle L.) contain betlephenol may can used to decrease uric acid values. Its The aim of this study was to examined effect of that extract to decreased serum uric acid and ureum level on rat. Three month male Sprague-Dawley rats 170 to 214 g body weight were used for the experiments. High diet purin induction gave 3 mL/day for 10 days.Group I (withouth induction), Group II (induction and gave combine extract with propolis (1:1)), Group III (induction and extract 10,37 mg/200 gr BB), Group IV (induction and 41,49 mg/200 gr BB), Group V (induction and allopurinol 1,9 mg/200 gr BB), Gropu VI kontrol negatif (induction and aquadest). Spektrofotometric Biosystem A 15 were used to assesed levels of uric acid and ureum levels. P 0.05 was considered to indicate a significant difference. As a result Groups II and IV of experiment indicated new insights into the antihyperuricemic activities. Variance was analyzed using a one-way analysis of variance (ANOVA) and a LSD correction with statistical software. However no significant difference with ureum level. The Betel extract of 41,49 mg/200 g-bw doses and its combine with which can possibly be developed into potential hypouricemic agents.
Pemberian Injeksi Antibiotik Pada Pasien di Ruang Perawatan Penyakit Dalam di Rumah Sakit Palembang Siregar, Estelita O.N.; Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i1.347

Abstract

Penggunaan antibiotic (AB) haruslah sesuai dengan kebutuhan klinis. Penggunaan tidak tepat memberikan berbagai dampak negatif antara lain timbulnya efek samping, mempercepat terjadinya resistensi, terjadi resiko kegagalan terapi, bertambah beban penyakit pasien, lamanya pasien menderita, serta meningkatkan biaya pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa ketepatan pemberian antibiotik injeksi di ruang rawat inap. Jenis Penelitian adalah observasional dengan pendekatan deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien dirawat inap Rumah Sakit yang diberikan antibiotik pada bulan Januari-April 2019 yang berjumlah 176 dilihat pada kartu rekam medik. Tepatnya waktu penyuntikan injeksi antibiotik dilihat dari kesesuaian catatan rekam medik dengan paraf petugas perawat SD(±30 menit) dari setiap pemberian pertama. Frekuensi umur 46-65 yang paling banyak diberikan antibiotic. Frekuensi berat badan yang < 70 kg paling banyak menggunakan antibiotik injeksi sesuai dosis. Pemberian dosis AB dengan Berat badan >70 kg belum tampak penyesuaian dosis. Pada riwayat alergi hanya 1 pasien ditemukan alergi terhadap antibiotik dari total sampel. Kesimpulan ketepatan waktu pemberian antibiotik injeksi dinyatakan 80% tepat waktu penyuntikan antibiotik injeksi sedangkan 20% tidak tepat. Sebanyak 20% belum patuh dalam penulisan rekam medik.The use of antibiotics (AB) must be under clinical needs. Improper use has various negative impacts, including the emergence of side effects, accelerated resistance, the risk of therapy failure occurring, increased burden of the patient's disease, the length of time the patient suffers, and increases cost of treatment. The purpose of this study was to analyze the accuracy of injecting antibiotics in the inpatient room. This type of research is observational with a descriptive approach. The population of this study was all hospitalized patients who were given antibiotics in January-April 2019 totaling 176 seen on the medical record card. The exact timing of the injection of antibiotics was seen from the suitability of the medical records with the initials of the primary school nurse officers (±30 minutes) from each first administration. The frequency of age 46-65 is the most given antibiotics. The frequency of body weight < 70 kg the most using injection antibiotics according to the dose. The dose of AB with body weight >70 kg has not shown any dose adjustment. In the history of allergies, only 1 patient was found to be allergic to antibiotics from the total sample. The conclusion is the timing of the injection of antibiotics is stated to be 80% on time for the injection of antibiotics while 20% is not correct. As many as 20% have not complied with writing medical records.
Efek Antiinflamasi Ekstrak Daun Bakung (Crynum Asiaticum L.) Pada Tikus Jantan Setelah Diinduksi Karagenan Mirani, Helda; Mangunsong, Sonlimar
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 13 No 1 (2018): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v13i1.79

Abstract

Inflamasi merupakan respons protektif terhadap peradangan yang berhubungan dengan peningkatan CRP. Telah dilakukan penelitian uji efek antiinflamasi ekstrak daun bakung (Crinum asiaticum L.) pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi karagenan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dosis ekstrak daun bakung yang menunjukan efek antiinflamasi serta mengevaluasi peningkatan kadar C-Reaktif Protein (CRP). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan hewan percobaan tikus putih jantan sebanyak 24 ekor dan dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok negatif (hanya diinduksi karagenan), kelompok positif (diberi Na diklofenak), kelompok dosis I (40 mg/200 g BB), kelompok dosis II (80 mg/200 g BB), dan kelompok dosis III (160 mg/200 g BB).Hasil pengukuran kadar CRP kelompok normal (negatif), kelompok yang diinduksi karagenan (positif), kelompok yang diberi Na diklofenak (negatif), kelompok dosis I (negatif), kelompok dosis II (negatif), dan kelompok dosis III (negatif). Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan Kruskal-Wallis menunjukan pengaruh pemberian ekstrak daun bakung yang sama secara signifikan terhadap efek antiinflamasi dan penurunan kadar CRP pada serum darah tikus putih jantan. Ekstrak daun bakung (Crinum asiaticum L.) mempunyai efek antiinflamasi dan mampu menurunkan kadar CRP pada tikus putih jantan setelah diinduksi karagenan.
ANALISIS KUALITAS APLIKASI KESEHATAN MENGGUNAKAN MODEL OVERALL USER EXPERIENCE (UX) DAN KONSEP CONTINUANCE INTENTION Hayati, Dahliyah; Bianggo Naue, Dian Adhe; Mangunsong, Sonlimar; Yuniarti, Trisna; Bayunata, Athur; ., Listrianah
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 16 No 2 Desember (2021): JPP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v16i2 Desember.961

Abstract

Latar Belakang: Kondisi pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan terutama kondisi imunitas tubuh. Dengan teknologi yang semakin canggih, masyarakat dapat memilih aplikasi pencatat kesehatan berbasis IT dengan infrastruktur yang memadai langsung dari smartphone. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi interaksi antara manusia dengan sistem (human computer interaction) dan hubungannya dengan kualitas pengalaman pemakaian. Dalam usaha meningkatkan produk, User Experience (UX) merupakan salah satu hal yang penting. Konsep dari model user experience (UX) memberikan aspek efisiensi dan efektivitas serta nilai estetika, perasaan senang atau ketertarikan. Metode: Penelitian dilakukan dengan penggabungan model Overall User Experience (UX) dan konsep Continuance Intention (CI). Hasil: Dari penelitian yang dilakukan didapat bahwa Samsung Health dan Google fit mengalami perbedaan. Untuk Samsung Health terdapat satu variabel yaitu user value yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap penilaian pengguna pada keseluruhan UX dan konsep CI. Pada google fit terdapat dua variabel yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap keseluruhan UX dan CI, yaitu user value dan usability. Hal ini dapat disebabkan terjadinya perbedaan ekspektasi dan harapan pengguna terhadap aplikasi yang digunakan tersebut. Dari kedua data preferensi pengguna terhadap UX dan CI, variabel yang berpengaruh secara signfikan terhadap kedua aplikasi adalah affect atau penampilan aplikasi. Kesimpulan: Dari pengolahan data dapat disimpulkan bahwa prioritas indikator yang terdapat pada aplikasi yang perlu diperhatikan adalah simplicity, attractiveness, customer need dan pleasure. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan juga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara user experience dan juga keberlanjutan penggunaan. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan bagi perusahaan pengembang dalam meningkatkan produk-produk aplikasi mereka selanjutnya.
KOLABORASI DATA KESEHATAN DI SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN DENGAN MENGGUNAKAN EXCEL MACRO DAN PORTAL ONLINE Bayunata, Athur; Hayati, Dahliyah; Soetomo, Mohammad Achmad Amin; Mangunsong, Sonlimar; Bianggo Naue, Dian Adhe
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 17 No 1 Juni (2022): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v17i1.1168

Abstract

Latar Belakang: Kondisi pandemi Covid-19 membuat pergeseran yang cukup besar dalam transfer data dan informasi. Masyarakat dunia dipaksa untuk lebih banyak beraktivitas dari rumah guna menghindari penyebaran virus Covid-19 yang lebih masif lagi. Seperti yang kita ketahui, dalam Manajemen Proyek pengetahuan dapat dibagi menjadi dua kategori: pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit (1). Tacit knowledge dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang masih berada dalam otak atau pikiran seseorang sesuai dengan pemahaman dan pengalamannya. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah tertulis dalam buku atau manuskrip. Oleh karena itu, untuk menampung dan mengumpulkan tacit dan explicit knowledge terutama pada kondisi pandemi saat ini, sangat diperlukan suatu wadah atau dapat berupa platform dan alat yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan kombinasi yang cocok dalam penggabungan antara manajemen pengetahuan, excel makro dan portal online. Analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif menggunakan gambar hasil eksperimen dari design penggabungan manajemen pengetahuan, excel makro dan portal online. Hasil: Hasil yang didapat dari penelitian ini ialah platform online yang bisa diakses oleh pengguna dengan biaya yang relatif terjangkau, ramah pengguna dan dapat mengkolaborasikan antara data atau informasi dari pengguna dan pengetahuan atau informasi yang ada di manajemen pengetahuan dari perusahaan atau organisasi terutama di klinik-klinik kesehatan termasuk juga Rumah Sakit. Kesimpulan: Kolaborasi antara portal manajemen data online dan excel makro dapat digunakan untuk sentralisasi data dan memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi dalam menganalisa data dan membuat keputusan yang diperlukan dengan mudah dan aman. Biaya dalam membuat platform online ini relatif lebih murah dan dapat disesuaikan dengan anggaran, karena aplikasi ini dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan pengguna (kapasitas dan jumlah akses pengguna), sehingga klinik-klinik kecil pun dapat menggunakan platform ini.
TINJAUAN COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGGUNAAN INSULIN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Simamora, Samarlina; Mangunsong, Sonlimar; Pratiwi, Tiara Mayang
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 17 No 2 (2022): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v17i2.1459

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis terus-menerus. Prevalensi pengidap diabetes melitus terus meningkat setiap tahunnya dan pada kondisi tertentu dimana pengobatan oral sudah kurang mencukupi, maka dokter akan meresepkan insulin injeksi. Hal ini akan menyebabkan peningkatkan biaya pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung perbedaan biaya terhadap outcome terapi penggunaan insulin kerja cepat jika dibandingkan dengan kombinasi insulin kerja cepat dengan insulin kerja panjang. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan deskriptif. Data diperoleh secara retrospektif melalui penelusuran data rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2 selama tahun 2020 di sebuah rumah sakit di Kota Palembang, dengan penentuan sampel secara probability sampling, didapatkan 161 rekam medik. Dari penelitian ditemukan bahwa terapi kombinasi jenis insulin aspart yang kerjanya cepat dan insulin detemir yang kerjanya panjang, merupakan kombinasi terapi yang paling banyak diresepkan untuk pasien diabetes melitus tipe 2. Biayanya dengan menggunakan harga e-catalog adalah sebesar 7.170.110,- .Penggunaan kombinasi kedua jenis insulin ini tidak menunjukkan outcome yang lebih baik pada kadar gula darah pasien yang diberikan kan insulin aspart secara tunggal, dengan biaya sebesar 5.457.359,-. Nilai dari rata-rata biaya pengobatan langsung dibagi dengan outcome terapi dari penggunaan insulin adalah 5.664.000,- untuk kombinasi insulin aspart dengan insulin glulisin, kombinasi insulin aspart dan insulin glargine sebesar 8.955.000,- , insulin glulisin dan insulin detemir sebesar 7.517.376,- dan insulin aspart dan insulin detemir sebesar 7.170.110 dan terakhir adalah kombinasi insulin glulisin dan insulin glargine, yaitu sebesar 6.744.674,-. Terapi insulin yang paling cost-effective adalah insulin Aspart.
MANAJEMEN RISIKO DALAM MENGANTISIPASI KEJADIAN BENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PALEMBANG Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar; Dalilah, Anayani
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 1 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i1.1664

Abstract

Latar Belakang: Palembang secara histori termasuk kota yang tidak rawan bencana alam. Namun karena jumlah penduduk terus meningkat, pembangunan fisik semakin banyak, tentu ruang terbuka hijau semakin berkurang. Bencana mulai timbul, seperti banjir saat hujan lebat, dan kebakaran saat kemarau. Dalam mengantisipasi bencana, Puskemas memiliki tugas dalam melaksanakan manajemen risiko terhadap potensi bencana di Kota Palembang. Kesiapan menghadapi bencana ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tenaga kesehatan dan pengelolaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan tenaga kesehatan yang diberi tanggung jawab sebagai pengelola, kebijakan yang ada di Puskesmas seperti ketersediaan SOP dan pendanaan yang berdampak terhadap aspek kesiapsiagaan Puskesmas dalam penanggulangan bencana di wilayah kerjanya masing masing. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara terhadap 13 orang tenaga kesehatan yang Puskesmasnya ada di wilayah yang pernah terdampak bencana. Hasil: Petugas Puskesmas memiliki pengetahuan yang baik (97%), sekalipun belum tersedia kebijakan yang memadai (86%), belum ada SOP (52%), dan sumber pendanaan yang jelas (35%) di beberapa Puskesmas. Sedangkan, penilaian terhadap aspek kesiapsiagaan Puskesmas berdasarkan kegiatan wawancara termasuk dalam kategori baik: (80%). Kesimpulan: Penempatan tenaga kesehatan sebagai pengelola risiko bencana di Puskesmas sudah tepat, karena semuanya sudah memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini akan lebih baik jika semua Puskesmas diperkuat dengan kebijakan di kota Palembang.
Ketersediaan “Key Medicine” di Puskesmas Kota Palembang Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar; Sefriadi, Ilham
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 19 No 1 (2024): (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v19i1.2180

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Key medicine adalah obat kunci yang menjad indikator dalam pelayanan obat. Kelompok ini merupakan obat yang dipilih untuk program kesehatan ibu, program kesehatan anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit serta obat pelanyanan kesehatan dasar, jika obat ini tidak tersedia maka pelayanan kesehatan menjadi tidak optimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketersediaannya, yang selanjutnya dalam artikel ini disebut obat indikator di Puskesmas kota Palembang tahun 2023. Metode : Jenis penelitian yang dilakukan adalah non-eksperimental yang bersifat deskriptif, dengan data yang diambil dari pencatatan pada kartu stok yang terdiri dari 40 obat indikator. Di Kota Palembang terdapat 42 Puskesmas yang tersebar di 18 Kecamatan, maka akan dipilih sebanyak 18 Puskesmas di Kota Palembang yang mewakili per Kecamatan. Hasil : Persentase ketersediaan obat – obat indikator di Puskesmas kota Palembang sebesar 70,83% - 96,67% dimana 15 Puskesmas telah memenuhi standar dan 3 Puskesmas belum memenuhi standar. Kesimpulan : Semua Puskesmas sudah memiliki obat indikator, namun mash terdapat 3 Puskesmas yang ketersediaannya dibawah 80%, dengan alasan tidak ada permintaan dalam waktu yang lama untuk jenis obat obat tersebut. Abstract Background: Key drugs are become indicators in drug services. This group of drugs are selected for maternal health programs, child health programs, prevention and control disease and basic health service drugs, if these drugs are not available then health services are not optimal. This study was conducted with the aim of knowing the availability, which hereinafter in this article is called indicator drugs in Palembang city health centers in 2023. Methods: The type of research conducted was non-experimental descriptive, with data taken from records on stock cards consisting of 40 indicator drugs. In Palembang City there are 42 public health centers (PHC), named it PUSKESMAS. They were spread across 18 sub-districts, so 18 health centers in Palembang City will be selected to represent each sub-district. Results: The percentage of availability of indicator drugs in Palembang PHC is 70.83% - 96.67% where 15 have met the standards and 3 Puskesmas have not met the standards. Conclusion: All of PHC already have indicator drugs, but there are still 3 whose availability is below 80%, with the reason that there is no demand in a long time for this type of drug
Analysis Of Factors Associated With Exclusive Breastfeeding Among Infants Of Working Mothers In The Plantation Of Sri Bandung Village, Ogan Ilir District Oktari, Vivi; Sunarsih, Elvi; Muntaha, Amar; Mangunsong, Sonlimar
MSJ : Majority Science Journal Vol. 2 No. 2 (2024): MSJ-May
Publisher : PT. Hafasy Dwi Nawasena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61942/msj.v2i2.159

Abstract

Exclusive breastfeeding for 6 months is an important health behavior to reduce infant mortality and support cognitive development by preventing infection. This shows the importance of exclusive breastfeeding practices in maintaining the health of babies and supporting their growth and development. This research was conducted with the aim of identifying an analysis of factors related to exclusive breastfeeding for babies from mothers who work in the Sri Bandung Village Plantation, Ogan Ilir Regency. The method used is an analytical study with a cross sectional approach. The research involved 33 respondents who worked on plantations in Sri Bandung Village, Ogan Ilir Regency. In this study, an analysis of factors related to exclusive breastfeeding for babies from mothers who work on plantations was carried out. This research method provides an overview of the relationship between the variables studied at a certain time. The results of the study showed that there was no significant relationship between several variables such as age, early initiation of breastfeeding, knowledge, and exposure to formula milk promotion with exclusive breastfeeding for babies from mothers who worked on plantations in Sri Bandung Village, Ogan Ilir Regency. However, these results indicate that there are other factors that also contribute to the practice of exclusive breastfeeding that need further research.