Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Puisi Bertema Corona Karya Joko Pinurbo Sebagai Bahan Ajar Kontekstual Menulis Puisi Andriyana Andriyana; Arip Hidayat
Indonesian Language Education and Literature Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ileal.v7i1.7769

Abstract

This study aims to describe the value of contextuality with a one-step analysis of the sociology of literature from extrinsic elements and intrinsic elements. This study uses a qualitative descriptive method with research steps: looking for Joko Pinurbo's poetry in the mass media, looking for news about corona; compiling data, and analyzing data based on theory. Extrinsic element analysis is done by comparing news and poetry. As a result, the idea and theme of the poem are the same as the news in Republika and Detik, namely, discussing the Covid-19 pandemic. This poem can be used as learning material for writing poetry with contextual techniques. In addition to teaching environmental awareness, contextual techniques when writing poetry can also sharpen and train logical thinking. Therefore, observing various events in the surrounding environment can lead to creativity in writing poetry.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kontekstualitas dengan satu langkah analisis sosiologi sastra dari unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Penelitian ini menggunakan metode desktriptif kualitatif dengan langkah penelitian: mencari puisi Joko Pinurbo di media massa, mencari berita tentang corona; menyusun data, dan menganalisis data berdasarkan teori. Analisis unsur ekstrinsik dilakukan dengan cara membandingkan antara berita dan puisi. Hasilnya, ide dan tema puisi sama dengan berita di Republika dan Detik, yakni membahas Pandemi Covid-19. Puisi ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran menulis puisi dengan teknik kontekstual. Selain mengajarkan kepedulian pada lingkungan, teknik kontekstual pada saat menulis puisi juga dapat menajamkan dan melatih logika berpikir. Oleh karena itu, aktivitas mengamati berbagai peristiwa di lingkungan sekitar dapat memunculkan kreativitas dalam menulis puisi.
REPRESENTASI CERITA KARNADI ANEMER BANGKONG SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT SUNDA Arip Hidayat
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 15, No 2 (2019): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v15i2.2163

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bentuk representasi, perubahan representasi, serta pandangan tentang representasi cerita Karnadi Anemer Bangkong. Penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan teknik penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dengan metode diakronis. Metode diakronis merupakan penelitian resepsi sastra yang dilakukan terhadap tanggapan-tanggapan pembaca dalam beberapa periode. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Rasiah Nu Goreng Patut serta karya-karya lain yang bercerita tentang Karnadi Anemer Bangkong dan karya lain yang erat hubungannya dengan Karnadi Anemer Bangkong dari sejak 1928 sampai dengan tahun 2017. Data dikelompokkan berdasarkan tahun kemunculannya. Dalam hal ini dipilih tiga data yaitu Madraji : Carita Pantun Modern karya Suyudi, Fiksimini Karnadi Kiwari karya Tia Baratawiria, dan naskah drama Barok (Tidak Bodoh Tapi Tidak Tahu Sebab Tidak Pernah) karya Aan Sugiantomas. Hasil penelitian cerita Rasiah Nu Garong Patut (Karnadi Anemer Bangkong) mengalami berbagai macam bentuk representasi. Bentuk representasi itu diantaranya naskah dan scenario film dan sinetron, pantun (cerita pantun), fiksimini, dan naskah drama. Perubahan representasi dari Karnadi dan Madraji adalah pada bentuk. Madraji dalam bentuk cerita pantun, sementara Karnadi dalam bentuk novel. Dari segi isi, keduanya bercerita tentang kaum bawah yang kemudian merefleksikan kritik pada kemiskinan yang ada pada zamannya masing-masing. Kritik sosial menjadi pesan penting pada karya keduanya. Tia Baratawiria merepresentasikan Karnadi berbeda dengan cerita aslinya. Karnadi dalam fiksi mini Tia Baratawiria dibalik seratus delapan puluh derajat. Tia memposisikan Karnadi sebagai orang kaya, yang pada akhirnya nyaris sama seperti keluarga Eulis Awang yang sombong. Tia hendak memberikan pesan, bahwa jika seandainya Karnadi kaya pun sifatnya tidak akan berubah menjadi baik. Watak dan kepribadian manusia dipengaruhi oleh harta. Aan Sugiantomas merepresentasikan tokoh Barok berbeda dengan Karnadi. Jika Karnadi buruk rupa, maka Barok tampan. Barok secara fisik dan kedudukan berbeda, namun tetap mewakili kaum bawah. Melalui Barok Aan menggugat simbol-simbol kebodohan yang dilekatkan pada diri Barok yang tidak sekolah. Secara alur naskah Barok sama dengan cerita Karnadi Anemer Bangkong.
KECEMASAN MEMBACA DALAM PERSPEKTIF NEUROSCIENCE Arip Hidayat; Musaljon musaljon
Jurnal Fascho: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 9 No. 1 (2019): Fascho : Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
Publisher : STKIP Muhammadiyah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to show the role of emotions in encouraging effective learning. The affective domain is always considered less significant in the learning process than the cognitive domain. The reader of this article is expected to understand how the role of emotions in the learning process, using cognitive psychology theory and neuroscience analysis from this study. Next, examine the effect of the affective domain on learning in symbol interpretation. This paper concludes with analysis of reading anxiety and suggestions in reading exercises.
PENGENALAN TATA RIAS (MAKE UP) DALAM PEMBELAJARAN DRAMA BAGI SISWA SMA KABUPATEN KUNINGAN Arip Hidayat; Tifani Kautsar; Andriyana Andriyana
JE (Journal of Empowerment) Vol 4, No 1 (2023): JUNI
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/je.v4i1.3262

Abstract

ABSTRAK Teater sebagai karya pentas merupakan sebuah kemampuan siswa dalam meningkatkan kreativitas. Siswa yang memiliki kemampuan dalam tata rias dapat ikut andil dalam proses pengembangan kreativitasnya dalam teater. Sebagai pendukung pementasan maka penting dan sangat diperlukan pengenalan sejak dini di tingkat SMA. Dengan Metode PRA (Participatory Rural Appraisal) tater dapat dikenalkan lebih dalam melalui pengenalan tarias berupa riasan karakter, riasan pangung, riasan korektif, dan riasan kreatif yang menghasilkan responden yang memiliki pengetahuan baru tentang tata rias. Pada prosesn pelaksanaan siswa sangat antusias dan guru ikut menyimak kegiatan sehinga pembelajaran teater menjadi lebih menyenangkan. ABSTRACTTheater as a stage work is an ability of students to increase creativity. Students who have the ability in make-up can take part in the process of developing their creativity in theater. As a supporter of staging, it is important and indispensable early introduction at the high school level. With  the PRA (Participatory Rural Appraisal) method, tater can be introduced more deeply through the introduction of dance in the form of character makeup, panggung makeup, corrective makeup, and creative makeup that produces respondents who have new knowledge about makeup. In the implementation process, students were very enthusiastic and the teacher participated in listening to the activity so that theater learning became more fun.