Animal feed can be obtained through the use of waste as a component of feed ingredients to meet nutritional needs, which is by using soybean meal in feed ingredients. The study aims to determine the effect of adding soybean meal to feed on rabbit weight gain as well as the composition of feed which is effective and efficient. The experimental research was arranged in a Completely Randomized Design with four treatments namely, control (P0) in the form of Pap Milk (SP), 8% soybean meal (P1), 10% soybean meal (P2), and 12% soybean meal (P3) with four replications. Data analysis using One Way Anova with Post Hoc Duncan Test. The results showed the differences in weight gain of rabbits in the four treatments of adding soybean meal to the feed. The result of statistical analysis of rabbit weight gain at the control treatment (P0), soybean meal 8% (P1), and soybean meal 10% (P2) were not significantly different. The treatment of 12% soybean meal (P3) showed the lowest weight gain. The treatment of 10% soybean meal (P2) showed the highest weight gain of rabbits with the lowest feed conversion value. So that the treatment of 10% soybean meal (P2) is an effective and efficient feed formula to increase the weight of rabbits. Keywords: Soybean Meal, rabbit, rabbit weight gain ABSTRAK Pakan ternak didapatkan melalui pemanfaatan limbah sebagai komponen bahan pakan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan, salah satunya dengan memanfaatan bungkil kedelai sebagai bahan pakan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek penambahan bungkil kedelai pada pakan terhadap pertambahan berat kelinci serta formula pakan yang efektif dan efisien. Penelitian eksperimental disusun secara Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan yaitu, kontrol (P0) berupa Susu Pap (SP), bungkil kedelai 8% (P1), bungkil kedelai 10% (P2) dan bungkil kedelai 12% (P3) dengan empat ulangan. Data dianalisis menggunakan One Way Anova dengan Uji Lanjut Post Hoc. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pertambahan berat kelinci pada empat perlakuan penambahan bungkil kedelai pada pakan. Hasil analisis statistik pertambahan berat kelinci pada perlakuan kontrol (P0), bungkil kedelai 8% (P1), dan bungkil kedelai 10% (P2) tidak berbeda nyata. Perlakuan P3 menunjukkan pertambahan berat kelinci terendah. Perlakuan bungkil kedelai 10% (P2) menunjukkan pertambahan berat kelinci tertinggi dengan nilai konversi pakan terendah. Sehingga perlakuan bungkil kedelai 10% (P2) merupakan formula pakan yang efektif dan efisien untuk menaikkan berat kelinci. Kata kunci: Bungkil kedelai, kelinci, pertambahan berat kelinci