Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

5G Channel Model Under the Effect of Human Blockage at 3.5 GHz Frequency Reni Dyah Wahyuningrum; Dikko Pramudya; Indah Permatasari
CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science) Vol 7, No 1 (2022): January 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.365 KB) | DOI: 10.24114/cess.v7i1.27291

Abstract

Komunikasi seluler generasi kelima (5G) New Radio (NR) dengan kecepatan transfer data hingga 20 Gbps yang menggunakan frekuensi tinggi yaitu 6 GHz - 100 GHz. Menggunakan frekuensi yang tinggi maka kanal akan sensitif terhadap keadaan alam, dan human blockage. Penelitian ini menganalisis perbandingan kinerja model kanal 5G dengan dan tanpa pengaruh human blockage. Frekuensi yang digunakan sebesar 3,5 GHz dengan bandwidth 99 MHz menggunakan Cyclic Prefix-Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada modulasi Quadrature Phase Sshift Keying (QPSK). Penelitian model kanal 5G yang direpresentasikan dalam Power Delay Profile (PDP) representative didapatkan sebanyak 37 path dengan dan tanpa pengaruh human blockage. Hasil dari penelitian menunjukkan untuk mendapatkan outage performances sebesar 10-3, membutuhkan Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar 22 dB dengan pengaruh human blockage dan SNR sebesar 22,3 dB pada tanpa pengaruh human blockage (non human blockage). Kinerja Frame Error Rate (FER) pada 10-3 membutuhkan SNR sebesar 46,5 dB dengan pengaruh human blockage dan SNR sebesar 46,8 dB untuk non human blockage. Kinerja Bit Error Rate (BER) untuk mencapai 10-4 membutuhkan SNR sebesar 35dB dengan pengaruh human blockage dan SNR sebesar 35,5 dB non human blockage. Hasil menunjukkan bahwa human blockage pada frekuensi 3,5 GHz dapat mempengaruhi kinerja sistem 5G dan membutuhkan strong codes untuk meminimalkan error seperti convolutional, polar, dan repetition codes.
Model Kanal 5G dengan Pengaruh Kelembapan pada Frekuensi 3,3 GHz dan Bandwidth 99 MHz Berbasis Convolutional Codes RENI DYAH WAHYUNINGRUM; KHOIRUN NI’AMAH; SOLICHAH LARASATI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 9, No 4 (2021): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v9i4.878

Abstract

ABSTRAKGenerasi telekomunikasi kelima (5G) diterapkan pada 2021 dengan frekuensi tinggi yang menyebabkan redaman yang besar dibandingkan pita sub-1 GHz. Penelitian ini mengkaji sistem 5G dengan frekuensi operasi 3,3 GHz dan bandwidth 99 MHz berdasarkan spesifikasi 5G dari Cyclic Prefix-Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM) numerologi μ = 1 menggunakan parameter lingkungan yang diukur secara langsung di kota Bandung. Penelitian ini menemukan bahwa model kanal 5G dengan pengaruh kelembapan maksimum memiliki power delay profile (PDP) 9 path dengan nilai daya yang lebih kecil dan outage performances (????>????) yang lebih buruk dengan gap sebesar 0,3 dB dibandingkan dengan pengaruh kelembapan minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan convolutional codes dapat membantu menghemat Signal to Noise Ratio (SNR) dengan gap sebesar 3 dB. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan komunikasi nirkabel 5G di Indonesia.Kata kunci: 5G, model kanal, convolutional codes, PDP, FER, BER. ABSTRACTThe fifth generation of telecommunications (5G) implemented in 2021, where high frequency which causes a large attenuation compared to the sub-1 GHz band. This research examines a 5G system with an operating frequency of 3.3 GHz and a bandwidth of 99 MHz based on the 5G specification of the Cyclic Prefix - Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM) numerology μ = 1 using environmental parameters measured directly in Bandung, Indonesia. This research shows that the 5G channel model under maximum humidity has a 9 power delay profile (PDP) with a smaller power value and worse outage performances (????>????) with a gap of 0.3 dB compared to the effect of minimum humidity. The results showed that the use of convolutional codes can save the Signal to Noise Ratio (SNR) with gap of 3 dB. The results of this research are expected to contribute to the development of 5G wireless communications in Indonesia.Keywords: 5G, channel model, convolutional codes, PDP, FER, BER.
Analisis Unjuk Kerja TCP Window Size 64k Menggunakan Algoritma TCP New Reno pada Jaringan Wired dan Wireless Salman Salman; Jafaruddin Gusti Amri Ginting; Reni Dyah Wahyuningrum
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol 4, No 1 (2021): RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/resistor.4.1.55-68

Abstract

Kemacetan jaringan merupakan masalah serius di jaringan internet yang dapat menimbulkan peningkatan jumlah packet loss. Kemacetan juga dapat menjadi beban jaringan sehingga dapat memperlambat koneksi jika tidak ditangani dengan baik, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dalam jaringan . Transport Control Protocol (TCP) menyediakan mekanisme transfer data yang dapat diandalkan (reliable), sehingga aliran data yang dibaca TCP receiver tidak rusak, tanpa duplikasi, dan berurutan.  Pada penelitian ini, penulis menguji kualitas pengiriman data Transport Control Protocol (TCP) Window Size 64K menggunakan Algoritma TCP New Reno pada jaringan kabel Fast Ethernet dan Wireless 802.11n. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan pada jaringan wired dan wireless  dengan menggunakan TCP Window Size 64K dan Algoritma TCP New Reno dan membandingkan hasil dari parameter Quality of Service (QoS) yang akan diuji diantaranya adalah throughput, delay, jitter, dan packet loss. Proses simulasi penelitian ini menggunakan Software Riverbed sebagai simulator untuk merancang dan mencari nilai parameter Quality of Service (QoS) pada jaringan wired dan wireless tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa throughput dan delay yang dihasilkan pada jaringan Wireless 802.11n memiliki performa yang lebih baik daripada Wired Fast Ethernet dengan nilai throughput 13050,6 bit/sec dan nilai delay 0,000253344 sec. Adapun jaringan Wired Fast Ethernet memiliki performa jitter dan packet loss yang lebih baik daripada Wireless 802.11n dengan nilai jitter 0,0000000000003 sec dan nilai packet loss 0%.Kata Kunci: Kabel Fast Ethernet, Wireless 802.11n, TCP Window Size 64K, TCP New Reno, Quality of Service (QoS). Congestion Network congestion is a serious problem in internet networks that can cause an increase in the number of packet loss. Congestion can also become a burden on the network so that it can slow down the connection if not handled properly, and can even cause paralysis in the network. The Transport Control Protocol (TCP) provides a reliable data transfer mechanism, so that the data streams that are read by the TCP receiver are not damaged, without duplication, and sequential. In this study, the authors simulated using TCP Window Size 64K with the New Reno TCP Algorithm on Wired Fast Ethernet and Wireless 802.11n. This study conducted a simulation to solve congestion on wired and wireless networks and then compared the results of the Quality of Service (QoS) parameters tested, including throughput, delay, jitter, and packet loss. The simulation process of this research uses Riverbed Software as a simulator to design and find the QoS parameter values on the wired and wireless networks. The results of this study indicate that the resulting throughput and delay on the Wireless 802.11n network has better performance than Wired Fast Ethernet with a throughput value of 13050.6 bits / sec and a delay value of 0.000253344 sec. The Wired Fast Ethernet network has better jitter and packet loss performance than Wireless 802.11n with a jitter value of 0.0000000000003 sec and a packet loss value of 0%.
Analisis Diameter Antena dan Redaman Hujan Menggunakan Frekuensi Ku-Band Dan C-Band untuk Komunikasi VSAT SCPC Satelit Telkom 3S pada Link Bogor-Tiakur Indah Permatasari; Najib Ma'ruf; Imam Muhammadi; Reni Dyah Wahyuningrum
Jurnal Riset Rekayasa Elektro Vol 4, No 1 (2022): JRRE VOL 4 NO 1 JUNI 2022
Publisher : LEMBAGA PUBLIKASI ILMIAH DAN PENERBITAN, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrre.v4i1.14018

Abstract

Penerapan teknologi komunikasi satelit pada umumnya menggunakan frekuensi c-band sehingga menyebabkan alokasi frekuensi tersebut makin terbatas. Permasalahan yang ada pada sistem komunikasi satelit yaitu belum menggunakan frekuensi ku-band. Penggunaan frekuensi berbeda tentunya memiliki performansi yang berbeda dengan adanya pengaruh dari ukuran diameter VSAT dan redaman hujan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diameter antena terhadap kualitas penerimaan komunikasi VSAT dan menganalisa pengaruh redaman hujan pada komunikasi VSAT dengan frekuensi ku-band dan c-band. Penelitian ini menggunakan Matlab untuk menghitung parameter link budget dan metode prediksi redaman hujan model ITU-R P.618-5 berdasarkan data parameter link yang diperoleh dari PT.Telkomsat. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa performansi VSAT penggunaan ukuran diameter antena 1 meter, 3.8 meter, dan 4.5 meter untuk frekuensi Ku-band menghasilkan masing-masing parameter Eb/No sebesar 10.67 dB, 15.91 dB, dan 16.17 dB. Sedangkan untuk frekuensi C-band diperoleh nilai 12.6 dB,17.27 dB, dan 17.45 dB. Berdasarkan hasil tersebut maka diameter antena yang 1 meter merupakan yang paling efektif.  Serta penggunaan frekuensi ku-band memiliki kelemahan terhadap redaman hujan dengan nilai redaman sebesar 35,37dB pada curah hujan 145 mm/h, sedangkan pada pengunaan frekuensi c-band tidak terlalu terpengaruh dengan redaman hujan dengan nilai redaman 2,25 dB pada curah hujan yang sama. 
Broadband Channel Based on Polar Codes At 2.3 GHz Frequency for 5G Networks in Digitalization Era Khoirun Ni'amah; Reni Dyah Wahyuningrum; Solichah Larasati
JOURNAL OF INFORMATICS AND TELECOMMUNICATION ENGINEERING Vol 6, No 1 (2022): Issues July 2022
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jite.v6i1.7310

Abstract

This research using a polar code and without polar codes -based broadband channel that is affected by human blockage using one of the 5G cellular network frequencies at 2.3 GHz, 99 MHz bandwidth, 128 blocks of Fast Fourier Transform (FFT) with Cyclic prefix-Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( CP-OFDM) and Binary Shift Keying (BPSK) modulation. The use of high frequencies causes the technology to be sensitive to the surrounding environment and attenuation such as human blockage. The purpose of this research is to determine the performance results and analyze the BER parameters that use polar codes and without polar codes on 5G network broadband channels that are affected by human blockage. Broadband channel modeling on a 5G network is presented in a representative Power Delay Profile (PDP) with the influence of human blockage, which is obtained as many as 41 paths which have multiple delays of 10 ns on each path. This research also uses the scaling method on representative PDP because the use of FFT will produce 128 blocks, and the results of this scaling show that there are 9 lanes with multiple delays of 50 ns. The results of this study are close to the average Bit Error Rate (BER) of 10-4. BER performance without polar code is affected by human blockage requires Signal to Noise (SNR) of 30 dB, for theory BER on BPSK modulation requires SNR of 34.5 dB and BER performance using polar code only requires SNR of 23 dB. These results indicate that using a polar code can reduce or save power usage by 7 dB without a polar codes. Polar codes can minimize errors in the 5G network system, because polar codes are one of the strong codes and are one of the channel coding recommended by ITU to be applied to 5G network systems
Analisis performansi high availability cluster server menggunakan heartbeat pada private cloud: Performance analysis of high availability cluster servers using heartbeat on private cloud Nanda Iryani; Kholifah Dyah Ayatri; Reni Dyah Wahyuningrum
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 2 No. 2: September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v2.i2.2022.129-138

Abstract

Pada era new normal terjadinya peningkatan penggunaan internet, sehingga membuat web server akan terus menerus bekerja tanpa berhenti. Semakin tinggi sebuah permintaan pada web server maka beban web server akan semakin bertambah dan server akan mengalami down. Solusinya adalah dengan adanya server yang mempunyai kehandalan dan mampu mengatasi masalahnya sendiri. Jika menggunakan sebuah server saja tidak dapat disebut handal dikarenakan jika server tersebut mati maka sistem akan mati dan tidak dapat melayani sebuah permintaan tanpa adanya server cadangan. Solusinya adalah dengan menerapkan high availability dengan metode heartbeat untuk memastikan failover clustering disaat server utama mati maka akan digantikan dengan server cadangan. Heartbeat dibangun dalam beberapa web server yang terpasang pada private cloud. Private cloud digunakan karena memiliki banyak manfaat seperti kendali penuh dapat menyesuaikan penggunaan sumber daya dengan kebutuhan server dengan lebih baik. Faktor penelitian berdasarkan dari nilai downtime dan nilai availability yang menjadikan sebuah parameter server cluster dapat berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan melalui 5 variasi jumlah koneksi, yaitu 200 koneksi, 400 koneksi, 600 koneksi, 800 koneksi, dan 1000 koneksi dengan laju 100 permintaan/detik. Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata throughput semua variasi sebesar 5,254 Mbit/s dengan tertinggi pada 600 koneksi yaitu 6,233 Mbit/s. Delay menunjukkan kategori Sangat Baik berdasarkan standarisasi TIPHON yaitu kurang dari 150 ms. Presentasi packet loss juga menunjukkan kategori Sangat Baik hingga 1000 koneksi semua paket diloloskan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa High Availability Cluster Server menggunakan Heartbeat pada private cloud menunjukan hasil yang sangat baik dimana sistem masih optimal hingga beban 1000 koneksi.
Pengaruh Human Blockage pada Model Kanal 5G dengan Frekuensi 28 GHz Reni Dyah Wahyuningrum; Feni Periwanti Saragih; M Lukman Leksono
InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Department of Electrical Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/incomtech.v12i2.13501

Abstract

Teknologi generasi kelima (5G) diimplementasikan di Indonesia pada tahun 2021. Penggunaan frekuensi tinggi pada 5G yang mengakibatkan teknologi sensitif terhadap pengaruh disekitar pengirim dan penerima seperti pengaruh human blockage. Penelitian ini menguji model kanal 5G dengan dan tanpa pengaruh human blockage pada frekuensi 28 GHz, bandwidth 198 MHz, modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), dan sistem Cyclic Prefix-Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM). Hasil menunjukkan model kanal 5G dengan dan tanpa pengaruh human blockage memiliki Power Delay Profile (PDP) representative sejumlah 39 path. Hasil kinerja outage performances menunjukkan bahwa kondisi kanal tanpa pengaruh human blockage memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pengaruh human blockage, karena memiliki gap sebesar 0,2 dB. Pada hasil analisis kinerja Frame Error Rate (FER) gap antara kurva kinerja (FER) dan outage performances pada dua skenario memiliki rentang gap sebesar 21,2 dB. Penelitian ini juga menganalisis kinerja Bit Error Rate (BER) dengan gap antara BER pada skenario dengan dan tanpa human blockage dengan kurva teori BER fading QPSK memiliki rentang SNR sebesar 1,8 – 2 dB. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada model kanal 5G di frekuensi 28 GHz dengan human blockage tidak akan mempengaruhi kinerja sistem 5G. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pada perkembangan 5G di Indonesia.
Channel Coding Polar Codes pada Kanal 5G Dipengaruhi Human Blockage pada Frekuensi 2,3 GHz Arvy Allif Pramudyo Rachman; Reni Dyah Wahyuningrum; Solichah Larasati
InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Department of Electrical Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/incomtech.v12i2.13225

Abstract

Teknologi komunikasi seluler generasi ke-lima (5G) New Radio (NR) menggunakan frekuensi yang tinggi dari 1 – 28 GHz yang mengakibatkan teknologi sensitif terhadap redaman seperti human blockage. Penelitian ini menganalisis channel coding polar codes dengan kanal 5G yang dipengaruhi oleh human blockage pada frekuensi 2,3 GHz, bandwidth 99 MHz, Fast Fourier Transform (FFT) sebesar 128 dengan Cyclic Prefix- Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM), dan modulasi Binary Phase Shift Keying (BPSK). Penelitian kanal 5G yang dipresentasikan dalam Representative Power Delay Profile (PDP) dengan pengaruh human blockage yang didapatkan sebanyak 41 path yang memiliki delay berkelipatan 10 ns pada setiap path. Penelitian ini menggunakan metode scalling pada representative PDP karena penggunaan FTT sebesar 128, hasil scalling menunjukan bahwa terdapat 9 path dengan delay berkelipatan 50 ns. Hasil dari penelitian ini dievaluasi pada average Bit Error Rate (BER) 10-4. Kinerja BER uncoded dipengaruhi oleh human blockage membutuhkan Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar 30 dB, teori BER BPSK membutuhkan SNR sebesar 34,5 dB. dan kinerja BER polar codes membutuhkan SNR sebesar 23 dB. Hasil ini menunjukkan bahwa channel coding polar codes pada frekuensi 2,3 GHz mampu memperkecil pemakaian daya atau nilai SNR dengan gap SNR sebesar 7 dB.  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi reeferensi dalam perkembangan teknologi 5G di Indonesia.
Analisis dan Simulasi Routing Border Gateway Protocol (BGP) antar Autonomous System menggunakan Free Range Routing (FRR) Muhammad Sahal Nurhidayah; Dadiek Pranindito; Reni Dyah Wahyuningrum
Jurnal Litek : Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika Vol. 19 No. 2 (2022): Jurnal Litek, September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.326 KB) | DOI: 10.30811/litek.v19i2.11

Abstract

Perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat membuat pertukaran data dalam komunikasi global sangatlah penting. Agar pertukaran data antar perusahaan dapat berkomunikasi satu dengan lainnya menggunakan perangkat yang memiliki nilai biaya rendah dan kehandalan yang tinggi, maka menerapkan metode routing Border Gateway Protocol (BGP) menggunakan Free Range Routing (FRR). FRR merupakan software yang dibuat dari kolaborasi antara cumulus foundation dan linux foundation yang difungsikan berjalan di layer network dan dapat menjalankan routing protocol BGP. Penelitian ini menggunakan protokol User Datagram Protocol (UDP) untuk memeriksa kualitas jaringan topologi 1 (4 FRR) dan topologi 2 (6 FRR) di berbagai ukuran data, yaitu 10 MB, 20 MB, 30 MB, 40 MB, dan 50 MB dengan menggunakan skenario tanpa failover dan failover. Pengujian topologi 1 dengan skenario tanpa failover menunjukan nilai rata-rata throughput 10,805 Mbps, rata-rata delay 3,441 ms, rata-rata jitter 0,747 ms, rata-rata packet loss 0%, pada skenario failover nilai rata-rata throughput 10,754 Mbps, rata-rata delay 100,039 ms, rata-rata jitter 0,928 ms, rata-rata packet loss 0,349%. Pengujian topologi 2 dengan skenario tanpa failover menunjukan nilai rata-rata throughput 10,797 Mbps, rata-rata delay 124,786 ms, rata-rata jitter 1,132 ms, rata-rata packet loss 0%, pada skenario failover dengan rute failover terbaik menunjukkan nilai rata-rata throughput 10,734 Mbps, rata-rata delay 445,864 ms, rata-rata jitter 1,096 ms, rata-rata packet loss 0,341%. Pada dua topologi pengujian, hasil dari parameter Quality of Service (QoS) menggunakan topologi 1 lebih baik daripada topologi 2. Hasil pengujian dikategorikan performa “sangat baik” pada skenario tanpa failover dan dikategorikan performa “sangat baik” hingga “sedang” pada skenario failover.
Implementation of Internet of Things Appropriate Technology as River Mitigation in Tubing Tourism Sudianto Sudianto; Reni Dyah Wahyuningrum
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 7 No 3 (2023): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v7i3.786

Abstract

The purpose of this activity is the application of Internet of Things (IoT)-based Appropriate Technology (TTG) for the establishment and mitigation of sustainable river tubing tourism on the Pelus Karanggitung river, Banyumas. This activity is carried out as mitigation and warning for the river system at tourist locations. The method used in this activity is the installation of appropriate technology tools for the Internet of Things and assistance. The output target of this activity is to install appropriate technology such as a warning and mitigation system at tourist attractions. In addition, it is hoped that the continuation of this activity will make the Pelus Tubing Tour run and have a warning system for river mitigation. Based on the results of the activity, it can be concluded that this activity is in accordance with the needs of partners, because it can prevent unexpected events from river water at tubing tourism sites. Apart from that, this activity can increase partners' awareness of the river environment.