Elsa Yolarita
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT DI SUMATERA BARAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 Elsa Yolarita; Desi Widia Kusuma
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 19 No 3 (2020): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOLUME 19 NOMOR 3 TAHUN 2020
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jek.v19i3.3913

Abstract

ABSTRACT The problem of managing medical waste is still an obstacle for most hospitals, especially during the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the amount ofmedical waste, evaluation of hospital medical waste management and the implementation of discretion in West Sumatera during COVID-19 pandemic. Data collection was carried out by distributing questionnaires online with google forms. The results showed that the amount of medical waste almost doubled during the pandemic, with the largest being around 41,670 kg month. Management that does not comply with standards is storage of medical waste, selecting a special route, transportation by special trolly, disinfection and non-compliance with the use of PPE for waste officers. Discretion was carried out by 4 hospitals with obstacles including the incinerator not meeting the requirements and the absence of medical waste transportation. It is recommended that the hospital conduct monitoring and evaluation of medical waste management and compliance with the use of PPE for waste officers. The local government facilitates discretion through the procurement of medical waste transportation to PT. Semen Padang, strive for large hospitals to process medical waste from surrounding health care facilities and build a medical waste transfer depot. Keywords: Hospital, medical waste, COVID-19, discretion ABSTRAK Persoalan pengelolaan limbah B3 medis masih menjadi kendala sebagian besar rumah sakit terutama pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah limbah B3 medis, evaluasi pengelolaan limbah B3 medis rumah sakit serta pelaksanaan diskresi di Sumatera Barat pada masa pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara daring dengan google forms. Hasil penelitian menunjukkan jumlah limbah B3 medis rata-rata meningkat hampir 2 kali lipat pada masa pandemi, terbesar sekitar 41.670 kg/bulan. Pengelolaan yang tidak sesuai standar adalah pengurangan dan pemilahan, penyimpanan limbah B3 medis, pemilihan jalur khusus,pengangkutan dengan trolly khusus, disinfeksi serta ketidakpatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) petugas limbah. Diskresi dilaksanakan oleh 4 rumah sakit dengan kendala antara lain incinerator tidak memenuhi persyaratan dan ketiadaan transportasi limbah B3 medis. Disarankan rumah sakit untuk melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan limbah B3 medis serta kepatuhan penggunaan APD petugas limbah. Pemda memfasilitasi diskresi melalui pengadaan transportasi limbah B3 medis ke PT. Semen Padang, mengupayakan rumah sakit besar mengolah limbah B3 medis dari Fasyankes sekitarnya dan membangun transfer depo limbah B3 medis. Kata kunci: Rumah sakit, limbah B3 medis, COVID-19, diskresi
Peningkatan Kualitas Layanan Penumpang Menggunakan Standar Penilaian Pelayanan Angkutan Perdesaan Tania Andari; Vivi Ukhwatul Khasanah Masbiran; Momon Momon; Evi Maya Savira; Elsa Yolarita; Worry Mambusy Manoby; Asriani Asriani
Jurnal Bina Praja Vol. 14 No. 1 (2022)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.14.2022.189-200

Abstract

Beberapa tahun belakangan ini pemerintah sedang gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum bagi seluruh penduduk daerah di Indonesia. Mattson dkk. (2021) berpendapat sudah bahwa transportasi dan aksesibilitas di desa lebih luas dan kompleks persoalan transportasinya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengukur pelayanan jasa angkutan pedesaan dalam rangka meningkatkan kinerja transportasi umum di Kabupaten Pringsewu. Metode yang digunakan adalah mixed method, yakni menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu waktu (Creswell, 2014). Yaitu data dianalisis secara kuantitatif dan selanjutnya dijelaskan berdasarkan kondisi existing serta dugaan sementara. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survei lapangan pada empat trayek angkutan pedesaan yang ada di Kabupaten Pringsewu untuk mendapatkan data faktor beban, kecepatan kendaraan, waktu tunggu, waktu perjalanan, frekuensi/jam, dan jumlah kendaraan yang beroperasi dari tiap rute. Selanjutnya data tersebut dievaluasi dan diberikan penilaian berdasarkan kesesuaian indikator berdasarkan standar penilaian dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Data Sekunder diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik, dokumen resmi, situs web resmi pemerintah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelayanan angkutan pedesaan di kabupaten Pringsewu, berada di bawah standar ideal (70%), dengan rata-rata faktor muat 40—50% yang termasuk dalam kategori buruk.  Hal ini diestimasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni tingkat rendahnya load factor dan headway. Rekomendasi yang diajukan adalah perlunya dilakukan upaya untuk penambahan headway dan peningkatan kecepatan waktu perjalanan serta mengurangi frekuensi perjalanan untuk meningkatkan kinerja angkutan.
Peluang Penerapan Subsidi Buy the Service (BTS) Bus Rapid Transit (BRT) untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Kota Padang Panjang Vivi Ukhwatul Khasanah Masbiran; Elsa Yolarita; Syapta Wiguna; Tania Andari; Afriyanni Afriyanni; Momon Momon
Jurnal Bina Praja Vol. 14 No. 3 (2022)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.14.2022.479-492

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya subsidi dan peluang implementasi Buy the Service (BTS) untuk Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Padang Panjang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data primer meliputi observasi dan penyebaran kuesioner kepada responden pengguna angkutan umum dan non angkutan umum. Informasi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah asal tujuan, karakteristik perilaku angkutan umum, dan kemauan membayar masyarakat terhadap moda angkutan umum yang mengikuti standar pelayanan angkutan umum. Biaya operasional kendaraan umum diperoleh dari hasil survey biaya pokok angkutan umum yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Hasil penelitian ini merumuskan 3 (tiga) skenario lintasan jalur utama dan analisis biaya penyelenggaraan BTS yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Estimasi biaya subsidi untuk implementasi BTS di tiga koridor utama adalah 10,09 miliar, dengan biaya subsidi tertinggi berada di koridor 1 yaitu sebesar 4,41 miliar namun memiliki headway yang lebih kecil dibandingkan dua koridor lainnya. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan perlunya sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat terkait kemudahan dan kenyamanan penggunaan BRT serta penyamaan persepsi antara pemerintah daerah dan operator terkait mekanisme pemberian subsidi BRT.