p-Index From 2019 - 2024
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Spirakel
Indah Margarethy
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN KADER SEBAGAI TENAGA PELAKSANA ELIMINASI PROGRAM PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL LIMFATIK FILARIASIS TAHAP III DI KABUPATEN BANYUASIN Indah Margarethy; Reni Oktarina
SPIRAKEL Vol 12 No 1 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v12i1.3313

Abstract

Kabupaten Banyuasin merupakan daerah endemis filariasis di Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah kasus kronis yang dilaporkan pada tahun 2014 sebanyak 89 kasus dan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 46 kasus. Koordinasi strategi serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak diperlukan untuk mencapai tujuan eliminasi filariasis, salah satunya dengan melibatkan kader sebagai Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) dalam pengobatan massal filariasis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran TPE dalam pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis Tahap III di Kabupaten Banyuasin. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan terpilih yaitu: Pengelola Pogram Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, Pengelola Program Filariasis Puskesmas di Kabupaten Banyuasin, bidan desa, dan kader. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka jumlah informan disesuaikan dengan kebutuhan data. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan POPM filariasis tahap III di Kabupaten Banyuasin belum berjalan sesuai dengan prosedur. Pada pelaksanaannya, TPE berperan membantu petugas kesehatan melakukan pendataan penduduk sasaran dan penduduk yang mendapatkan obat, mensosialisasikan kegiatan POPM ke masyarakat serta membagikan obat massal filariasis di pos pengobatan maupun rumah ke rumah. Kendala di lapangan yaitu penduduk yang tidak minum obat filariasis tidak tercatat, pengawasan terhadap efek samping obat tidak dilakukan karena minimnya jumlah TPE, anggaran untuk TPE masih minim baik untuk mobilisasi dan pelatihan khusus untuk TPE.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MINUM OBAT DALAM PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL FILARIASIS DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2015 Ritawati Ritawati; Reni Oktarina; Indah Margarethy
SPIRAKEL Vol 12 No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v12i2.3442

Abstract

Filariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang menyebabkan cairan getah bening tersumbat dan bengkak pada kaki dan lengan. Eliminasi filariasis dilakukan melalui program pemberian obat pencegahan massal kepada seluruh penduduk di daerah endemis setahun sekali selama lima tahun. Kabupaten Banyuasin telah mengalami penurunan angka prevalensi mikrofilaria. Namun risiko penularan masih terjadi karena kasus baru ditemukan setelah periode ketiga pemberian obat massal (POPM) di lokasi sentinel dengan kepadatan mikrofilaria yang tinggi dalam sampel darah. Keberhasilan program eliminasi filariasis membutuhkan tingkat kepatuhan POPM yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku minum obat dalam pemberian obat massal. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilaksanakan pada tahun 2015 di Kabupaten Banyuasin. Wawancara menggunakan kuesioner dilakukan kepada 302 responden dengan pengambilan sampel secara acak sistematis. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan obat adalah tingkat persepsi efek samping obat, pengetahuan masyarakat, metode distribusi obat, dan penyuluhan. Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pengambilan obat adalah penyuluhan, sehingga perlu dilakukan peningkatan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan bahwa efek samping obat adalah respon tubuh terhadap kematian parasit.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) BERULANG DI KABUPATEN MUARA ENIM Marini Marini; Indah Margarethy; Nungki Hapsari Suryaningtyas
SPIRAKEL Vol 13 No 2 (2021)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v13i2.5125

Abstract

The discovery of repeated TB cases is a problem in TB control in Muara Enim Regency. One of the causes of failure and lack of discipline of TB patients in taking medication is influenced by the role of the drug taking supervisor (PMO). The role of PMO is very important in monitoring, reminding and ensuring regularity of treatment for TB patients in order to achieve optimal treatment results. This study aims to examine the relationship between the role of the family as a supervisor for taking medication on the incidence of recurrent tuberculosis in Muara Enim district. This study used a case-control design with a retrospective approach. The research subjects were PMO in patients with recurrent TB/MDR TB as a case group and PMO in former TB patients who recovered on schedule as a control group. The comparison of case samples (46 samples) and controls (92 samples) was one to two (1:2). Data on the level of knowledge, attitude and behavior variables were assessed using a scoring system. The analysis uses the chi square test to get the odds ratio (OR) value. The results of the analysis show that the level of PMO knowledge is still below the program's expectations. The level of knowledge, attitudes and behavior of PMO are not related to the occurrence of recurrent TB cases. To increase the role of PMO, health workers can conduct counseling by changing the extension technique using more varied and communicative extension media.
GERAKAN SATU RUMAH SATU JUMANTIK (G1R1J) DALAM PERSPEKTIF IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI PUSKESMAS TALANG BAKUNG KOTA JAMBI Indah Margarethy; Milana Salim
SPIRAKEL Vol 13 No 1 (2021)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v13i1.5475

Abstract

G1R1J movement is an effort to prevent dengue hemorrhagic fever (DHF) which emphasizes community empowerment, especially the smallest unit in social life, namely the family. The purpose of this study is to describe how the implementation of G1R1J and its influencing factors in Jambi City. This research was a qualitative descriptive study where informants were determined by purposive sampling techniques and data collection is conducted with in-depth interviews. Test data validity using source triangulation technique methods and data analysis using content analysis. The results of this study indicate that one of the main factor that most influences the implementation of G1R1J in Jambi City has not run optimally is the absence of derivative regulations such as local government regulation where all items of G1R1J implementation can be described concretely in the regional regulation. This directly or indirectly has an impact on the aspects of communication, resources and organizational structure that have not run optimally to support the implementation of G1R1J in Jambi City. The positive disposition/response variable from policy makers and implementers in the field is a strength that the implementation of G1R1J will continue to run in the community of Jambi City.