Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEPARATION OF FERMENTED INULIN FIBER BY Lactobacillus acidophillus USING Aspergillus clavatus-CBS5 THROUGH MICROFILTRATION MEMBRANE - (PEMISAHAN SERAT INULIN TERFERMENTASI OLEH L. acidophillus MENGGUNAKAN A.. clavatus-CBS5 MELALUI MIKROFILTRASI MEMBRAN) Aspiyanto, Aspiyanto; Susilowati, Agustine; Maryati, Yati; Melanie, Hakiki
Biopropal Industri Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.759 KB)

Abstract

The condition of Stirred Filtration Cell (SFC) was used as reference to a large-scale process conditions (modules) on the separation offermented inulin fibers by Lactobacillus acidophillus. Inulin hydrolyzate as biomass was produced  from inulinase hydrolysis stage by inulinase enzyme from Aspergillus clavatus-CBS5. Separation of inulinfiber aims to obtain inulin fiber through a microfiltration (MF) membrane 0.45 μm at room temperature, 400 rpm stirrer cycle and 40 psia for 0, 30, 60, 90 and 120 min. The results showed that best separation time was 120 minutes based on optimal CBC (cholesterol binding capacity) which fermented inulin fiber concentrate was produced with a total sugar concentration of 105.21 mg/mL, total solids 2.11%, total fiber 23.36%, total acid 6.66% (dry weight), 4.05 mg of dissolved protein/mL and CBC 13.781 mg/g. MF membrane increased the CBC by 23.4% compared to no separation process.Keywords: cholesterol binding capacity, inulin fiber, microfiltration membrane, permeate, retentateABSTRAKKondisi Sel Filtrasi Berpengaduk (SFB) digunakan sebagai acuan menuju kondisi proses skala besar (modul) terhadap pemisahan serat inulin terfermentasi oleh Lactobacillus acidophillus. Hidrolisat inulin yang digunakan sebagai biomassa dihasilkan dari tahapan hidrolisa inulin oleh enzim inulinase dari kapang Aspergillus clavatus-CBS5. Pemisahan serat inulin bertujuan untuk mendapatkan serat inulin melalui membran mikrofiltrasi (MF) 0,45 µm pada temperatur ruang, kecepatan putaran pengaduk 400 rpm dan tekanan 40 psia selama 0, 30, 60, 90 dan 120 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pemisahan yang lama dapat menahan dan meningkatkan padatan total, serat total, asam total, protein terlarut dan kemampuan pengikat kolesterol (KPK) tetapi menurunkan gula total dalam retentat. Membran mikrofiltrasi melewatkan dan menurunkan gula total, protein terlarut dan KPK tetapi meningkatkan padatan total, serat total, asam total dalam permeat. Berdasarkan KPK optimal, waktu pemisahan terbaik dicapai setelah 120 menit. Pada kondisi ini dihasilkan konsentrat serat inulin terfermentasi dengan konsentrasi gula total 105,21 mg/mL, padatan total 2,11%, serat total 23,36%, asam total 6,66% (berat kering), protein terlarut 4,05 mg/mL dan KPK 13,781 mg/g. Membran MF mampu meningkatkan KPK 23,4% dibandingkan tanpa  menggunakan proses pemisahan.Kata kunci:          kemampuan pengikat kolesterol, membran mikrofiltrasi, permeat, retentat, serat inulin
PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KADAR BETASIANIN MINUMAN FUNGSIONAL DARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DAN UMBI BIT (Beta vulgaris) Maryati, Yati; Susilowati, Agustine; Artanti, Nina; Lotulung, Puspa Dewi Narij; Aspiyanto, Aspiyanto
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 7 No. 1 (2020): June 2020
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.82 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v7i1.3732

Abstract

Effect of Fermentation on Antioxidant Activities and Betacyanin Content of Functional Beverages from Dragon Fruit and BeetrootKombucha is a traditional beverage prepared by fermenting polyphenol-rich tea using a consortium of bacteria and yeast (SCOBY). Dragon fruit and beetroot contain a significantly high amount of polyphenols and betacyanin as antioxidants which are beneficial in reducing the risk of cardiovascular disease, cancer, and the body's natural degeneration related to the early-aging process. This study aims to determine changes in antioxidant activity and levels of betacyanin from fermented dragon fruit and beetroot as functional drinks during different fermentation times. The results showed that there was a correlation between fermentation time and antioxidant activity in its ability to counteract free radicals, ferric reducing antioxidant power (FRAP), and the levels of betacyanin produced. Longer fermentation time caused an increase in free radical inhibition and reduction of iron ions but reduced the levels of betacyanin. The optimum value of free radical inhibitory activity (DPPH) was obtained in the 12-day fermented dragon fruit drink with an inhibitory value of 80.76%, ability to reduce iron ions by 197.94 µg ascorbic acid mL-1, and betacyanin level of 0.055 mg L-1Keywords: antioxidants, dragon fruit, betacyanin, beetroot, functional beverages ABSTRAKKombucha merupakan minuman tradisional hasil olahan fermentasi teh yang kaya polifenol dengan konsorsium bakteri dan yeast (SCOBY). Buah naga dan umbi bit memiliki polifenol dan senyawa betasianin yang cukup tinggi sebagai antioksidan yang bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit kanker dan degenerasi alami tubuh terkait proses penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan aktivitas antioksidan dan kadar betasianin dari fermentasi buah naga maupun umbi bit sebagai minuman fungsional selama waktu fermentasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi antara waktu fermentasi terhadap aktivitas antioksidan dalam kemampuannya menangkal radikal bebas, kemampuan mereduksi ion besi (FRAP), dan kadar betasianin yang dihasilkan. Semakin lama waktu fermentasi menyebabkan peningkatan penghambatan radikal bebas dan reduksi ion besi, namun menurunkan kadar betasianin. Nilai aktivitas penghambatan radikal bebas (DPPH) optimum diperoleh dari minuman fermentasi buah naga selama waktu fermentasi 12 hari dengan nilai penghambatan sebesar 80,76%, kemampuannya dalam mereduksi ion besi sebesar 197,94 µg asam askorbat mL–1, dan kadar betasianin sebesar 0,055 mg L–1