Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

UPAYA GURU PPKN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN MORAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 33 HALMAHERA SELATAN Rustam Hasyim; Askar Udin
EDUKASI Vol 19, No 2 (2021): Edisi Oktober 2021
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/j.edu.v19i2.3817

Abstract

The background of this research is to develop students 'moral intelligence and learning models as well as the lack of PPKn teachers themselves who always develop and educate students' morale in teaching and learning activities in class, besides that students have not been accustomed to answering questions that have the ability to think. they. The objectives of this study are (1) To determine the efforts of the teacher in the development of moral intelligence of students in schools at 33 Halmahera Selatan Public Middle School. (2) To find out the factors that influence the development of moral intelligence of students in schools at 33 Halmahera Selatan State Junior High School. The subjects of this study were the Principals, Teachers and Students of SMP Negeri 33 Halmahera Selatan. Data collection techniques used observation, interviews, and documentation study. The results of this study: the efforts of the teacher in developing the moral intelligence of students are important to note because it is a method used to find out how the moral intelligence of students is when interacting in the school, family, and community environment in the teaching and learning process in the classroom. able to understand the material being taught and be able to apply it in everyday life. As a form of effort in developing students' moral intelligence, it can be seen from the attitude of piety, discipline, obedience, responsibility, and honesty of students. Basically, the awareness of students is needed, because awareness of the importance of moral intelligence will bring students to good things. If students are aware of the importance of moral values, students will be aware of the laws they get if they violate school rules, students as students can certainly distinguish between good or bad things, and actions that are allowed or prohibited. The availability of facilities and infrastructure is also a factor in developing students' moral intelligence.
TANGGAPAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENERAPAN FULL DAY SCHOOL DI SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE Nani I Rajaloa; Rustam Hasyim; M. Akbar Hajuan
Jurnal Geocivic Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.597 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v2i2.1473

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi alam yang tidak mendukung seperti panasnya matahari, kemudian dengan fasilitas sarana prasarananya maka tenaga pendidik dan peserta didik selalu merasa bosan pada penerapan full day school di SMAN 4 Kota Ternate. Pemerintah daerah juga hanya menghimbau kepada sekolah-sekolah yang berada di Kota Ternate untuk menerapkan full day school akan tetapi belum ada kajian yang efektif untuk penerapannya sehingga terjadi kontrovesi di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang tanggapan-tanggapan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua tentang penerapan full day school di SMAN 4 Kota Ternate. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati, meliputi Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta didik, dan Orang Tua Wali. Subyek penelitian ini menggunakan teknik “Purpose Sampling”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan full day school di SMA N 4 Kota Ternate belum terlaksana dengan baik atau tidak efektif. Hal ini dibuktikan dengan adanya kendala berupa prasarana yang belum mendukung, lingkungan sekolah serta aktivitas pembelajaran yang belum efektif, sehingga mempengaruhi potensi serta karakter peserta didik dan warga sekolah.
PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEWUJUDKAN CINTA TANAH AIR MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI KOTA TERNATE Syahril Muhammad; Rustam Hasyim
Jurnal Geocivic Vol 3, No 2 (2020): Issue Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v3i2.2555

Abstract

Penelitian  ini membahas  tentang Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Lokal Dalam Mewujudkan Cinta Tanah Air Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran  di SMA Negeri  Kota Ternate. Latar belakang penelitian ini menjelaskan Pulau Ternate yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, memeliki keanekaragaman budaya dan keunikan tradisi yang eksotik dalam memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Ternate yang terdiri atas berbagai suku dan bahasa daerah telah mewariskan berbagai bentuk budaya seperti; kesenaian, tarian, musik, lagu hingga permainan rakyat. Keanekaragaman tersebut harus dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahangkan nilai-nilai luhur melalui media pendidikan.Hal ini sejalan dengan tujuan  pendidikan muatan lokal yaitu mempersiapkan peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam,kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.Penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkannilai-nilai budaya lokal masyarakat adat  Ternate sebagai wadah  mewujudkan cinta tanah air melalui pendidikan berbasis kepulauan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisisdatayangpenelitilakukanyaitudenganmenggunakan tiga komponenanalisisdatayaitu, (1). Reduksi Data (data reduction). (2), Penyajian Data (data display). (3), Menarik Kesimpulan/Verifikasi (conclusion/ drawing verification). Pada alur akhir analisis data ini adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan merupakan temuan akhir dan permanen yang dapat menjawab permasalahan penelitian.Penelitian ini di menemukan terdapat nilai-nilai budaya lokal  masyarakat adat Ternate terdiri atas budaya material dan non material, sehingga kini masih terdokumentasikan dengan baik. Budaya yang berbentuk material yang masih terdapat hingga kini seperti; perumahan, bentuk dan jenis kapal,  alat rumah tangga, dsbnya. Sementara budaya non material yang masih yang hingga kini masih dilestarikan seperti;  tradisi perkawianan seperti; malam rorio, siloloa, joko kaha, makan saro, dan rorasa. Begitupula dalam aspek seni budaya seperti; dola bololo, dalil tifa, bobaso, moro-moro atau jangan, togal dan lalayon. Sementara pada aspek sosial kemasyarakatan seperti; gogoro, oro gia, morom (jojobo) dan maku rorio. Aspek keagamaan, seperti; dina kematian (arwahang), debus atau badabus, kololi kie, fere kie, dan salai jin.  Kata Kunci : Nilai-Nilai Budaya Lokal, Cinta Tanah Air, Pendidikan  Berbasis Kepulauan, dan Pulau Ternate
PELATIHAN PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DALAM IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR DAN BELAJAR DI RUMAH BAGI GURU-GURU MGMP PPKn SE-KOTA TERNATE Rustam Hasyim; Mohtar Kamisi
Jurnal Geocivic Vol 4, No 2 (2021): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v4i2.3956

Abstract

This Community Service (PKM) is carried out on the basis of an analysis carried out by exploring the needs of teachers in the Citizenship Education MGMP (PPKn) of Ternate City. The results of the confirmation of some of the most relevant teacher needs to be addressed are the problem of the ability and skill needs to compose digital/online-based learning materials, because they are related to the application of learning from home. This is because the community is currently facing an outbreak of the COVID-19 Pandemic which has resulted in learning at school being replaced by learning from home. The problem of digital-based learning is important to be used as material in this PKM activity because it accommodates the needs of teachers in PBM who are currently faced with the necessity of learning activities from home as a result of the pandemic outbreak. The strategy for delivering the material is taken through: WA Group/internet/online, Face-to-face if the COVID-19 outbreak conditions have subsided and the situation allows for face-to-face meetings. The form of activities and strategies/problem solving methods that will be carried out is training related to the effectiveness of digital-based learning by implementing the following activity steps: (1) Determining the location to be targeted for the training, namely MGMP Citizenship Education (PPKn) teachers in Ternate City with a total number of involved 20 teachers. (2). Provide training materials through online and or face-to-face (according to conditions) which include: Digital-based learning concepts, and tracking digital-based historical materials (Journals, E-Books, Student Books, Google, etc.). Converts non-digital data (text/book data, natural data, Image Data, Sound Data, etc.) into digital data (WORD/Docx, Ecxel/xlsx, JPG, Image, PDF, PPT files, etc.) convert (Convert) digital data as needed (Word to PDF, PDF to Word, JPG to PDF, etc.). (3). Compiling historical materials/materials for Elearning/Vlearning (4).Using various learning video call facilities (face to face) through Teleconference facilities (WA video call, Zoom, Google Schooler, Vlearn, etc.). The output target of this PKM is that teachers who are members of the MGMP who take part in the training as participants have the understanding and skills related to digital-based history learning so that they can support learning from home and the implementation of independent learning.
PERANAN GURU PPKN DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN (BAHAN AJAR) ABAD 21 DI SMP NEGRI 2 KOTA TERNATE Rustam Hasyim; Sitirahia Hi Umar
Jurnal Geocivic Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.083 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v2i1.1469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran pada mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang berkualitas baik pada jenjang SMP, sehingga  dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah perangkat pembelajaran. Tersedianya perangkat pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menunjang proses pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat pembelajaran memberikan kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa guru PPKn di SMP Negeri 2 Kota Ternate dalam melaksanakan perencanaan proses mengunakan perangkat pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pengembangan perangkat pembelajaran dan bahan ajar di SMP Negeri 2 Kota Ternate adalah sebagai berikut: (1). Perangkat pembelajaran dan bahan ajar di SMP Negeri 2  Kota Ternate dalam menggunakan   kurikulum K13. (2) Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dan bahan ajar di SMP Negeri 2  Kota Ternate diawali dengan analisis materi pelajaran yang sesuai dengan standar dan kompotensi yang diharapkan pada perumuskan pengembangan perangkat pembelajaran yaitu (RPP) dan silabus.
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN TERNATE DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Rustam Hasyim
Jurnal Geocivic Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.234 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v2i2.1474

Abstract

Tulisan ini menjelaskan kehidupan masyarakat Ternate dalam dimensi sejarah. Kesultanan Ternate berdiri pada tahun 1257 M dengan raja (kolano) pertama bernama Baab Mansur Malamo. Masyarakat Ternate mendiami daerah kepulauan Ternate secara turun temurun dan masih setia melaksanakan adat istiadat kesultanan Ternate yang telah diwariskan oleh leluhurnya. Masyarakat Ternate tumbuh dan berkembang dengan segala keragaman budayanya. Berdasarkan catatan di daerah Ternate terdapat 12 sub etnis (suku) dengan 13 bahasa lokal. Corak kehidupan sosial budaya masyarakat di Ternate  kental dengan budaya Islam yang dianut oleh Kesultanan Ternate. Marimoi Ngone Futuru Masidika Ngone Foruru adalah ajakan ke arah solidaritas dan persaudaraan antar etnis di Ternate. Potensi budaya ini merupakan modal pembangunan yang paling berharga untuk dikembangkan.
KEBUTUHAN TENAGA PENGAWAS SMK DI KOTA TERNATE Yanto Yusuf; Rustam Hasyim
Jurnal Geocivic Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.262 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v2i1.1465

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana manajemen supervisi pengawas dalam meningkatkan kualitas guru dan siswa pada pelaksanaan pembelajaran di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kota Ternate. Selain itu juga dilihat dari kinerja pengawas dalam peningkatan mutu pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kota Ternate dan pelaksanaannya dalam mengelola sumber daya pendidikan di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik untuk menggambarkan pengawas SMK pada Dinas Kota Ternate secara alami, lengkap, mendalam, dan utuh. Pendekatan kualitatif naturalistik digunakan untuk memperoleh informasi dan penafsiran mendalam mengenai makna manajemen sumberdaya manusia sesuai dengan realitas yang ada di lapangan. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data secara wawancara digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah disediakan. Informan terdiri dari kepala dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekruitmen tenaga pengawas Dinas Pendidikan Kota Ternate belum optimal dalam melihat aspek pemerataan penempatan guru, administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Di samping itu, masih terdapat kesenjangan pengawas mata pelajaran di setiap sekolah. Selain itu masih banyak tenaga pendidik belum maksimal dalam melaksanakan kewajiban sebagai guru yang profesional.Kata Kunci: Pengawas, tenaga pendidik, dan Dinas Pendidikan Kota Ternate
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERWUJUDAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT (STUDI KASUS DESA MATUI KECAMATAN JAILOLO) Rustam Hasyim; Oktosiyanti M.T. Abdullah
Jurnal Geocivic Vol 3, No 2 (2020): Issue Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v3i2.2556

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengkaji tentang Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perwujudan Sikap Toleransi Antar Umat Beragama di Kabupaten Halmahera  Barat (Studi Kasus Desa Matui Kecamatan Jailolo). Latar belakang penelitian ini menjelaskan bahwa keberlangsungan kehidupan masyarakat Halmahera Barat pasca kerusuahan 1999 terutama antar umat beragama sangatlah menjunjung tinggi sikap saling menghargai, tolong menolong, gotong royong. Disamping itu terdapat sikap kekeluargaan dan penghargaan antar umat beragama komponen tersebut sering mereka sebut sebagai saudara Rasai.Kata rasai memiliki arti bahwa sesama manusia harus memiliki perasaan dan rasa kemanusiaan atas manusia lainnya.Kata rasai inilah yang menjadi simbol pemersatu masyarakat di Kabupaten Halmahera Barat.Hal ini dapat dilihat dari aktifitas kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kerjasama antar warga masyarakat muslim dan non muslim dalam melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan-kegiatan bersama seperti membangun tempat ibadah dan tempat-tempat sosial lainnya. Kedua, Upaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Matui Kecamatan Jailolo dan warga masyarakat Jailolo untuk mewujudkan sikap toleransi adalah melalui kerjasama dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, membentuk wadah-wadah sosial yang dapat mengembangkan aktifitas dan kreaktifitas ekonomi secara bersama serta memupuk kerjasama melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dicanagkan oleh pemerintah setempat. Ketiga, Nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya saudara rasai dan unsur-unsur budaya kekerabatan lainnya dapat mempersatukan masyarakat Desa Matui Kecamatan Jailolo. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi bersama warga masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan baik kegiatan pembangunan fisik maupun non fisik melalui semangat kegotong-royongan masyarakat dapat terbina dan terbiasakan untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dalam bingkai dan tatanan budaya yang lahir dari kesepakatan bersama sejak dahulu kala yang telah dipraktekan oleh warga masyarakt walaupun mereka berbeda agama dan budaya yang mereka miliki.Metode penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati.Lokasi penelitian bertempat di Desa Matui Kecamatan Jailolo.Subyek penelitian menggunakan teknik “Purposive Sampling”.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kata Kunci : Internalisasi, Pendidikan Kewarganegaraan, Sikap Toleransi, Umat Beragama dan Masyarakat Desa Matui.
SULTAN TERNATE ISKANDAR DJABIR SYAH DAN PETUALANGANNYA DALAM NEGARA INDONESIA TIMUR, 1946-1950 Rustam Hasyim; Faisal Faisal; Rasti Amalia Faruk
Jurnal Geocivic Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.279 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v1i1.862

Abstract

This study aims to reconstruct the political participation of Iskandar Djabir Syah (the 47thSultan of Ternate) in the establishment of the State of Eastern Indonesia. The study focuses on outlining some political events involving Iskandar Djabir Syah such as the Malino and Denpasar conferences and becaming the Minister of Home Affairs of the Eastern Indonesia State for 1949 to 1950 periods.  The method used in this paper is a heuristic method that is history, criticism, interpretation and historiography. The results showed that: (1) the participation of Sultan of Ternate Iskandar Djabir Syah in the unitary state started in the early independence of the Republic of Indonesia; it was characterized by conducting Malino and Denpasar conferences in 1946. The establishment of the Eastern Indonesia State became the political inspiration for Iskandar Djabir Syah to involve as the senate member of the Eastern Indonesia State/NIT representing North Maluku, as well as one of its designers. (2) As one of the leaders who agreed to the idea of van Mook to form a federalist country in the Malino and Denpasar conference, so that when the Eastern Indonesia State was formed, he was appointed as the Minister of Home Affairs in the cabinet of J.E. Tatengkeng for 1949 to 1950 periods. (3) Malino to Denpasar Conference in 1946 initiated by H.J. van Mook was the Dutch effort to establish the states in order to realize the United States of Indonesia (Republik Indonesia Serikat/RIS) based on Linggarjati Agreement. At the conference, it was formed the Eastern Indonesia State (Negara Indonesia Timur/NIT) covering the areas of Sulawesi, Small Sunda (Bali and Nusa Tenggara) and the Maluku Islands.Keywords: Sultan of Ternate Iskandar Djabir Syah, Political History, Malino and Denpasar Conferences, the Minister of Home Affairs of Eastern Indonesia State (NIT)
MANAJEMEN KOMPETENSI GURU NEGERI OLEH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Subhan Hayun; Rustam Hasyim
Jurnal Geocivic Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.122 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v1i1.857

Abstract

Abstract. This research was conducted to describe teachers’ competence,the teachers’ competence is one of the influence factor in education success, teacher’s competence to cover: (1) pedagogic competence, (2) personal competence, (3) professional competence and (4) social competence.This research also studied the concepts of the teachers’ competence, the factors influence in teacher’s competence, the strategy of teachers’ competence, and  good management in teachers’ competence. These researches were used qualitative approach. The data sources were consist of the head master, teacher and parents. The data were collected by observation, in-depth interview, and documentation. The obtained data were verified and analyzed through data verified, data reduction continued to take conclusion.The findings of the research are: (1) the distribution of teacher inthe environment of Provincial Office of Education, Youth and Sport of East Halmahera Regency is not good and, (2) The competences of teachers in the elementary schools must be upgraded to fulfill the standard of competence and (3) The development programs of teacher’ competence in the elementaryschools were also not good. Key Word: teachers’ distribution, the developing teacher’s competence, the systematization of management teacher’s competence