Yosita Dyah Anindita
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Proses Katalitik Pirolisis Untuk Cracking Bitumen Dari Asbuton dengan Katalis Zeolit Alam Susianto Susianto; Yosita Dyah Anindita; Azka Afuza; Eldira Nindri Wena; Ali Altway
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3426

Abstract

Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Asbuton berpotensi menjadi bahan bakar alternatif. Penelitian tentang pirolisis bitumen menjadi hidrokarbon (heavy oil) sudah mulai dikembangkan, namun belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur pirolisis terhadap % yield masing – masing produk, mempelajari pengaruh penambahan katalis pada masing-masing temperatur pirolisis terhadap % yield masing – masing produk, mempelajari pengaruh temparatur pirolisis terhadap % yield produk cair dengan dan tanpa katalis. Pirolisis bitumen yang terkandung dalam asbuton dilakukan secara semi-continue dalam reaktor pirolisis pada kondisi vakum dengan variable temperatur pirolisis sebesar 300oC, 350oC, 400oC, 450oC, dan 500oC. sedangkan zeolit klipnotilolit sebagai katalis divariasi sebesar 5%, 7%, dan 9% dari berat feed asbuton. Feed asbuton sebanyak 228 gram dicampur dengan katalis sesuai perbandingan kemudian dimasukan ke dalam reaktor pirolisis. Heater dioperasikan sesuai temperatur yang diinginkan kemudian di vakum dengan menggunakan pompa vakum. Gas yang terbentuk akan dialirkan melalui kondensor yang dijaga temperaturnya pada 25oC. Gas yang terkondensasi (produk cair) akan tertampung dalam erlenmeyer, sedangkan gas yang tidak terkondensasi (produk gas) akan ditampung dalam kantong gas. Kemudian %yield produk masing-masing dianalisa. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode pirolisis dapat digunakan untuk cracking bitumen yang terkandung dalam asbuton dengan kondisi terbaik untuk mendapatkan yield produk cair tertinggi sebesar 61.531% diperoleh dalam kondisi temperatur pirolisis 350oC dengan penambahan 9% katalis.
Studi Pemisahan Bitumen dari Asbuton Menggunakan Media Air Panas dengan Penambahan Surfaktan Anionik dan NaOH Susianto Susianto; Yosita Dyah Anindita; Gissa Navira Sevie; Fadlilatul Taufany; Ali Altway
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.656 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3423

Abstract

Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Asbuton dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pengganti aspal minyak setelah bitumen dipisahkan dari mineralnya. Penelitian proses pemisahan bitumen dari asbuton menggunakan hot water process sebelumnya telah dilakukan, tetapi bitumen yang terambil kurang maksimal. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan %recovery bitumen dengan modifikasi hot water process melalui penambahan surfaktan anionik dan NaOH. Proses pemisahan bitumen dari asbuton dilakukan melalui dua proses utama, yakni premixing-preheating dan digesting. Premixing-preheating dilakukan dengan mengaduk 250 rpm asbuton dan solar pada suhu 60,70,80, dan 90oC selama 30 menit. Proses digesting mengaduk 1500 rpm campuran solar-asbuton dengan penambahan wetting agent (Rwa), berupa larutan surfaktan LAS-NaOH sebesar 25%,30%,35% dan 40% terhadap massa campuran total. Konsentrasi larutan surfaktan LAS sebesar 0,5%,1%,1,5% dan 2%. Produk proses digesting dipisahkan secara gravitasi dengan menambahkan air garam konsentrasi 3.5% sehingga terbentuk tiga lapisan. Lapisan teratas merupakan larutan bitumen-solar, ditimbang berat dan diukur densitasnya untuk mengetahui persen (%) recovery yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % recovery bitumen tertinggi diperoleh sebesar 97,74% pada suhu 90oC dengan wetting agent 25% dan konsentrasi surfaktan 1.5%