Endah Tri Priyatni
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penggunaan Media Film Dokumenter dalam Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerita Pendek untuk Siswa Kelas XI Tince Taela Margirita Nenoliu; Dawud Dawud; Endah Tri Priyatni
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 9: SEPTEMBER 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i9.14039

Abstract

Abstract:  Documentary film is one type of film in the form of actual, creative reports based on reality. Documentary films are films made based on facts not fiction or imagination so that documentaries portray the problems of real human life. Documentary film is used as a medium that is used as a reference for students in writing short stories, because documentaries tell stories about history and real life that occur in students' daily lives. The development of teaching materials starts from conventional to innovative that can help the learning process itself, especially for teachers to help students in the learning process to become interested and fun with a variety of diverse themes. Basically, the material compiled includes knowledge and skills and contains information, facts, concepts and learning objectives. Teaching material that has been compiled shows how to write short stories using documentary films as a source of inspiration. Abstrak:  Film dokumenter merupakan salah satu jenis film berupa laporan aktual yang kreatif berdasarkan kenyataan. Film dokumenter merupakan film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi atau hasil imajinasi sehingga film dokumenter menggambarkan permasalahan kehidupan manusia yang nyata. Film dokumenter digunakan sebagai media yang dijadikan acuan siswa dalam menulis cerpen karena film dokumenter bercerita tentang sejarah dan kehidupan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pengembangan bahan ajar berawal dari konvesional menuju inovatif yang dapat membantu proses pembelajaran itu sendiri, terutama bagi guru untuk membantu siswa dalam proses belajar agar menjadi tertarik dan menyenangkan dengan berbagai tema yang beragam. Pada dasarnya, bahan yang disusun mencakup pengetahuan maupun keterampilan dan berisi informasi, fakta, konsep serta tujuan pembelajaran. Bahan ajar yang telah disusun menampilkan cara menulis cerpen dengan menggunakan film dokumenter sebagai sumber inspirasi.
Dimensi Berpikir Kritis Imbalan Zakaria; Suyono Suyono; Endah Tri Priyatni
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 6, No 10: OKTOBER 2021
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v6i10.15072

Abstract

Abstract: The focus of this research is the critical thinking dimension which is summarized from the opinions of seventeen experts. The dimensions of the critical thinking dimension in reasoning are interpretive, intensive, analytical, evaluative, explanatory and self-regulation. This research is a literature study of metasynthesis method. Data in the form of text quotes to seventeen experts. The results of this study are the findings of critical thinking dimensions that vary there are levels of critical thinking in two dimensions, three dimensions, four dimensions and multidimensional. Specifically, the critical thinking dimension can only be optimal if it is applied to classes that have a diversity of ideologies that have individual characteristics.Abstrak: Fokus penelitian ini adalah dimensi berpikir kritis yang disarikan dari pendapat tujuh belas ahli. Deskriptor dimensi berpikir kritis dalam penalaran adalah interpretatif, inferensif, analisatif, evaluatif, eksplanatif, dan regulasi diri. Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka metode metasintesis. Data berupa kutipan teks pada tujuh belas ahli. Hasil penelitian ini temuan dimensi berpikir kritis yang bervariasi ada tingkatan berpikir kritis dua dimensi, tiga dimensi, empat dimensi dan multidimensi. Hasil penelitian secara khusus, dimensi berpikir kritis hanya bisa optimal jika diterapkan pada kelas yang memiliki keragaman ideologi yang memiliki sifat individual.
Instrumen Asesmen Berbasis Higher Order Thinking Skills dengan Memanfaatkan Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi untuk Kelas X Annisa Zainal; Endah Tri Priyatni; Nita Widiati
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 12: DESEMBER 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.706 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i12.11794

Abstract

Abstract: This research was aimed to produce a product in the form of a Higher Order Thinking Skills-based assessment instrument by utilizing a Filosofi Kopi short stories collection for class X. This product was developed with attention to the aspects of content, language, and display design. The development model used was the O'Malley & Pierce model. Based on the product test results, it was concluded that (1) this assessment instrument was classified as very feasible and could be implemented, and (2) the assessment instrument was classified as reliable because the reliability coefficient obtained was greater than 0.006.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa instrumen asesmen berbasis Higher Order Thinking Skills dengan memanfaatkan kumpulan cerpen Filosofi Kopi untuk kelas X. Produk ini dikembangkan dengan memperhatikan aspek isi, kebahasaan, dan desain tampilan. Model pengembangan yang digunakan adalah model O’Malley & Pierce. Berdasarkan hasil uji produk, disimpulkan bahwa (1) instrumen asesmen ini tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan, dan (2) instrumen asesmen tergolong reliabel karena koefisien reliabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,006.
Menulis Kritis Teks Eksposisi dengan Assessment as Learning Bahan Ajar Kelas VIII Yulis Mariasih; Titik Harsiati; Endah Tri Priyatni
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 7, No 12: DECEMBER 2022
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v7i12.21390

Abstract

Abstract: Critical writing needs to be taught to junior high school students to develop analytical skills, evaluate, and relate meaningful learning experiences. Assessment as Learning (AaL) is an assessment that students can do to reflect on the development of their knowledge independently. Aal can be used as a variation of assessment in teaching materials. Critical writing and AaL can be combined in the form of teaching materials. This study will explain how AAL and critical writing are part of the development of exposition text teaching materials for class VIII. This presentation was developed with a research development scheme by adapting the 4D development research model. Furthermore, from the research, the final result was that the application of AAL in the development of teaching materials could have a positive effect on students with a practice test score of 90% and product user trials with a score of 87%.Abstrak: Menulis kritis perlu diajarkan pada siswa SMP untuk mengembangkan kemampuan analisis, mengevaluasi, dan menghubungkan pengalaman belajar yang bermakna.   Assessment as Learning(AaL) merupakan penilaian yang dapat dilakukan siswa untuk merefleksi perkembangan pengetahuannya  secara mandiri. Aal dapat dijadikan sebagai variasi penilaian dalam bahan ajar. Menulis kritis dan AaL dapat dipadukan dalam bentuk bahan ajar. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana Aal dan menulis kritis menjadi bagian dari pengembangan bahan ajar teks eksposisi untuk kelas VIII. Paparan ini dikembangkan dengan skema penelitian pengembangan dengan mengadaptasi model peneltian pengembangan 4D. Selanjutnya dari penelitian terebut diperoleh hasil akhir bahwa penerapan Aal dalam pengembangan bahan ajar dapat memberikan pengaruh yang positif bagi peserta didik dengan skor ujicba praktisi dan ahli sbesar 90% serta uji coba pemakai produk dengan skor 87%.