Chaidir Arif Mochtar
Staff of Department of Urology, Faculty of Medicine/Indonesia University, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta.

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Terapi Hormonal Primer pada Penderita Kanker Prostat: Evaluasi Survival dan Faktor Prediksinya -, Johan; Mochtar, Chaidir Arif; Umbas, Rainy
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.057 KB)

Abstract

Tujuan: Mengevaluasi efektivitas terapi hormonal secara orchidectomy dan medikamentosa sebagai pengobatan primer pada penderita kanker prostat dan faktor prediksi terhadap survival kedua modalitas pengobatan tersebut.Materi dan metode: Kami mengumpulkan seluruh data penderita kanker prostat yang mendapatkan terapi hormonal primer, baik berupa orchidectomy bilateral maupun medikamentosa di RSCM dan RSKD periode Januari 1995–Desember 2008. Follow up terakhir sampai Juni 2010. Data pra-terapi seperti usia, staging klinik, volume prostat, PSA, grading tumor dari WHO, serta metastasis tulang dianalisis sebagai faktor prediksi 5 tahun survival.Hasil: dalam periode empat belas tahun terdapat 693 penderita kanker prostat di RSCM dan RSKD. Sebanyak 465 di antaranya mendapatkan terapi hormonal primer, yang selanjutnya dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok orchidectomydan medikamentosa yang berjumlah masing-masing 251 dan 214 penderita. Angka survival lima tahun secara keseluruhan adalah 51%, sedangkan pada kelompok orchidectomy dan medikamentosa masing-masing adalah 53,6% dan 48,7% (p=0,481). Faktor prediksi survival 5 tahun tidak ada yang bermakna pada kelompok orchidectomy, sedangkan pada kelompok medikamentosa PSA<20 dan grading tumor ? 2 memiliki angka survival 5 tahun lebih baik secara bermakna.Kesimpulan: angka survival lima tahun pada kelompok orchidectomy dan hormonal medikamentosa secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna. Pada kelompok orchidectomy, tidak ada parameter yang berhubungan secara bermakna dengan 5 tahun survival, sedangkan pada kelompok hormonal medikamentosa PSA saat diagnosis <20 ng/mL atau gradingtumor ? 2 akan mempunyai survival 5 tahun lebih baik.Katakunci: orchidectomy, hormonal medikamentosa, survival lima tahun, PSA, tumor grading.
Current Status of Prostate Cancer in Asia Umbas, Rainy; Mochtar, Chaidir Arif; Rahardjo, Harina
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.806 KB)

Abstract

Kanker prostat adalah salah satu keganasan yang paling sering ditemukan pada pria di seluruh dunia, termasuk Asia. Insiden kanker prostat di Asia lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara barat, tetapi saat ini terdapat kecenderungan peningkatan insiden di negara-negara berkembang. Walaupun colok dubur, PSA, dan biopsi prostat dengan bimbingan TRUS masih merupakan metode diagnostik standar, masih banyak ahli urologi yang menggunakan TUR-P sebagai metode diagnostic, terutama di negara-negara berkembang. Pilihan terapi untuk kanker prostat stadium dini terdiri dari prostatektomi radikal, baik secara terbuka maupun robotik dan radioterapi. Kebanyakan pasien datang dengan kanker prostat stadium lanjut dan terapi yang diberikan adalah hormonal dan TUR-P. Pada beberapa kasus stadium dini, terapi radikal juga masih jarang dikerjakan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas (mesin radioterapi) atau tenaga ahli yang dapat mengerjakan prostatektomi radikal secara baik. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan memperbanyak tenaga ahli, fasilitas medic, dan edukasi pasien.Kata kunci: Prostat, kanker, asia.
Terapi Sistemik Terkini pada Karsinoma Sel Ginjal Metastatik Seno, Dodi Hami; Mochtar, Chaidir Arif; Umbas, Rainy
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.73 KB)

Abstract

Kurang lebih sepertiga pasien dengan karsinoma sel ginjal (KSG) telah mengalami metastasis pada saat pertama kali didiagnosis dan 40-50% akan mengalami metastasis jauh setelah diagnosis awal. Karsinoma sel ginjal resistan terhadap sebagian besar kemoterapi dan obat sitotoksik konvensional. Namun demikian, selama beberapa tahun terakhir pengobatan kanker ini menunjukkan kemajuan yang spektakuler karena berkembangnya targeted therapybagi karsinoma sel ginjal metastatik (KSGm). Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menelaah tata laksana terkini KSGm. Hingga saat ini, terdapat enam obat yang telah disetujui oleh FDA dan beberapa asosiasi urologi internasional untuk digunakan sebagai terapi KSGm lini pertama dan kedua. Lini pertama terdiri dari sunitinib (progression-free survival, PFS, 11 bulan dibandingkan dengan 5 bulan pada IFN-?, dan overall survival, OS, 26,4 bulan dibandingkan dengan 21,8 bulan pada IFN-?), kombinasi bevacizumab dan IFN-? (PFS 10,2 bulan dibandingkan dengan 5,4 bulan pada kombinasi plasebo dan IFN-?, OS 23,3 bulan dibandingkan dengan 21,3 bulan pada kombinasi plasebo dan IFN- ?), pazopanib (PFS 9,2 bulan dibandingkan dengan 4,2 bulan pada plasebo), serta temsirolimus (OS 10,9 bulan dibandingkan dengan 7,3 bulan pada IFN-?), sedangkan lini kedua terdiri dari sorafenib (PFS 5,5 bulan dibandingkan dengan 2,8 bulan pada plasebo) dan everolimus (PFS 4,0 bulan dibandingkan dengan 1,9 bulan pada plasebo).Katakunci: Karsinoma sel ginjal metastatik terapi target, terapi sistemik
Luaran Klinis Orkhidektomi Bilateral pada Kanker Prostat Metastasis: Pengalaman Indonesia Bakri, Syarif; Umbas, Rainy; Mochtar, Chaidir Arif
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.65 KB)

Abstract

Kanker prostat merupakan kanker yang lebih banyak ditemukan di negara Barat dibandingkan Asia. Berbagai faktor prognostik telah diteliti untuk memprediksi angka kesintasan pasien yang diterapi hormonal. Pada penelitian ini dievaluasi peranan usia, PSA, jumlah lesi metastasis, skor Karnofsky, hemoglobin, dan kreatinin sebagai faktor prognostik untuk menilai angka kesintasan pada kanker prostat metastasis di Indonesia yang dilakukan kastrasi dengan orkhidektomi. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengumpulkan data rekam medik penderita kanker prostat dengan metastasis yang dilakukan orkhidektomi subkapsular dan belum mengalami hormone resistance prostate cancer (HRPC) di Klinik Khusus Urologi RSCM dan RS Kanker “Dharmais” Jakarta, periode Januari 1995- Desember 2008 dengan follow-up 24 bulan. Selama periode penelitian, terdapat 194 pasien yang memenuhi kriteria dan 99 pasien di antaranya memiliki data lengkap untuk dianalisis. Dari analisis multivariat didapat kekuatan hubungan dari yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu jumlah lesi (HR=8,56), kreatinin (HR=3,24), hemoglobin (HR=0,94), dan skor Karnofsky (HR=0,28). Disimpulkan bahwa jumlah lesi dan kreatinin secara statistik signifikan mempengaruhi kesintasan.Kata kunci: jumlah lesi, kanker prostat, kesintasan, kreatinin, metastasis
Evaluasi Hasil Onkologi Radikal Retropubik Prostatektomi -, Johan; Mochtar, Chaidir Arif; Umbas, Rainy
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.538 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan melaporkan hasil Retropubik Radikal Prostatektomi (RRP) oleh Tim Urologi FKUI/RSCM, mengevaluasi hasil onkologi pasca-operasi, serta menganalisis hubungan antara data klinis sebelum operasi dan data onkologi setelah operasi dengan biochemical failure satu tahun pasca-RRP.Materi dan metode: antara Januari 1995 sampai Juli 2009 dikumpulkan 41 pasien pasca-RRP yang telah memenuhi kriteria inklusi. Data pre-operasi meliputi: usia pasien, Prostate Specific Antigen (PSA) pre-operasi, volume prostat,staging tumor secara klinis, Gleason Score (GS), dan riwayat Trans Urethral Resection of Prostate (TURP) pre-operasi. Data pasca-operasi meliputi: lama pemasangan kateter, lama rawat pasca-operasi, hasil onkologi pasca-operasi (invasi vesikula seminalis, batas sayatan, staging tumor, keterlibatan kelenjar getah bening pasca-RRP menurut klasifikasi TNM 2002, dan Gleason Score pasca-RRP), migrasi staging, migrasi Gleason Score danbiochemical failure satu tahun pasca- RRP. Dilakukan analisis hubungan antara data pre-operasi dan data onkologi terhadap biochemical failure satu tahun pasca-RRP.Hasil: rerata usia pasien adalah 62,44 tahun; rerata volume prostat 41,16 cc; median PSA pre-operasi 15,9 ng/ml; 61% cT1 dan 39% cT2 atau lebih. Setelah dilakukan RRP, pasien dengan staging klinis cT1 dan cT2 didapatkan 45% memiliki staging patologis ? pT3.Kesimpulan: dari data onkologi pasca-operasi kita dapat memprediksi kemungkinan akan terjadinya biochemical failure pada tahun pertama pasca-RRP, namun dari data pre-operasi kita belum bisa memprediksi kemungkinan tersebut.Kata kunci: radikal retropubik prostatektomi, oncologycal result, biochemical failure
Prostate Specific Antigen (PSA) Inisial ? 100 ng/ml Menggambarkan Stadium Lanjut dan Rendahnya Survival Kanker Prostat Santoso, Rahmat; Umbas, Rainy; Mochtar, Chaidir Arif
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.426 KB)

Abstract

Prostate Specific Antigen (PSA) merupakan marker yang penting dalam diagnosis, follow up, dan menentukan prognosis kanker prostat. Penggunaan PSA sebagai skrining telah menurunkan kejadian kanker prostat stadium lanjut saat terdiagnosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara PSA inisial dengan stadium dansurvival pada semua pasien kanker prostat yang berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Kanker "Dharmais" (RSKD) pada periode 1995-2007. Pada penelitian ini kami membagi PSA inisial menjadi dua kelompok: kelompok 1, PSA inisial 0-99 ng/ml; dan kelompok 2, PSA inisial > 100 ng/ml.Selama periode Januari sampai Desember 2007, terdapat 610 kasus kanker prostat, rerata PSA inisial adalah 387,48 ng/ml. Sebagian besar pasien dengan PSA inisial 0-99 ng/ml (53,4%). Kejadian stadium IV pada kelompok PSA inisial > 100 ng/ml lebih tinggi dibandingkan kelompok PSA insial 0-99 ng/ml (p<0,05). Demikian juga terhadapsurvival, rerata survival pada kelompok 2 lebih rendah dibandingkan kelompok 1 (p<0,05). Pada stadium IV reratasurvival lebih rendah pada kelompok PSA inisial > 100 ng/ml, namun perbedaan itu tidak bermakna secara statistik (p>0,05).Kesimpulan: Semakin tinggi PSA inisial semakin tinggi stadium dan semakin rendah survival kanker prostat, sedangkan pada stadium lanjut (stadium IV) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara PSA inisial dengansurvival.Kata kunci: Insiden, petanda tumor
Current Status of Prostate Cancer in Asia Umbas, Rainy; Mochtar, Chaidir Arif; Rahardjo, Harina
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.806 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v5i1.95

Abstract

Kanker prostat adalah salah satu keganasan yang paling sering ditemukan pada pria di seluruh dunia, termasuk Asia. Insiden kanker prostat di Asia lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara barat, tetapi saat ini terdapat kecenderungan peningkatan insiden di negara-negara berkembang. Walaupun colok dubur, PSA, dan biopsi prostat dengan bimbingan TRUS masih merupakan metode diagnostik standar, masih banyak ahli urologi yang menggunakan TUR-P sebagai metode diagnostic, terutama di negara-negara berkembang. Pilihan terapi untuk kanker prostat stadium dini terdiri dari prostatektomi radikal, baik secara terbuka maupun robotik dan radioterapi. Kebanyakan pasien datang dengan kanker prostat stadium lanjut dan terapi yang diberikan adalah hormonal dan TUR-P. Pada beberapa kasus stadium dini, terapi radikal juga masih jarang dikerjakan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas (mesin radioterapi) atau tenaga ahli yang dapat mengerjakan prostatektomi radikal secara baik. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan memperbanyak tenaga ahli, fasilitas medic, dan edukasi pasien.Kata kunci: Prostat, kanker, asia.
VALIDATION OF INDONESIAN VERSION OF IPSS Monoarfa, Richard Arie; Mochtar, Chaidir Arif
Indonesian Journal of Urology Vol 21 No 1 (2014)
Publisher : Indonesian Urological Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32421/juri.v21i1.20

Abstract

Objective: This study aims to validate the Indonesian version of International Prostate Symptom Score (IPSS)to ensure similar purpose and quality as the original version. Material & method: Validation and reliability of IPSS-Ina was performed on 174 subjects divided into 87 benign prostate hyperplasia(BPH) patients and 87 non-BPH subjects as a control group. A total of 33 patients in the BPH group then underwent TURP. Validation was assessed by correlating the IPSS score-Ina with a quality of life score (QoL). Reliability was tested by internal consistency with Cronbach α and test-retest trials. Sensitivity to changes in IPSS-Ina post-therapy was tested by comparing the mean IPSS before and after transurethral resection of the prostate (TURP) therapy. Results: Correlation between IPSS-Ina score with quality of life (QoL) was 0.85 (p <0.001),showing strong correlation.Results of Cronbach's α 0.93; while test-retest trials with the intraclass correlation coefficient (ICC) 0.99; which indicates a very good reliability. The mean initial IPSS-Ina (20.97 ± 4.4) with post-TURP (4.82 ± 1.77) differed significantly (p <0.001). Conclusion: IPSS-Ina proved excellent validation and reliability and was sensitive to symptomatic changeafter therapy. IPSS-Ina have the same goals and the quality of the original version.Keywords: International prostate symptom score, Indonesia, validation, reliability. 
LAPAROSCOPIC LIVING DONOR NEPHRECTOMY IN INDONESIA Mochtar, Chaidir Arif; Wahyudi, Irfan; Baskoro, Bagus
Indonesian Journal of Urology Vol 21 No 2 (2014)
Publisher : Indonesian Urological Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32421/juri.v21i2.28

Abstract

Objective: To evaluate and analyze variables related to the surgical and direct post-operative outcomes of our initial experience of laparoscopic living donor nephrectomies (LLDN). Material & methods: This retrospective analysis describes the first 10 laparoscopic nephrectomies in living donors performed in Cipto Mangunkusumo Hospital. All surgeries were performed by the same surgical team. Variables related to the surgical and post-operative outcome and complications in donors were evaluated and analyzed.Results: The average age of the donors was 31.8 years with male : female ratio of 7 : 3. Thirty percent of them were family related to the recipient. The left kidney was extracted from all patients and multiple renal vessels were found in one cases. The mean operation time was 321.9 ± 27 min, first warm ischemia time was 9.37 ± 3.34 min and estimated blood loss was 270 ± 182.87ml. The hospital stay was 4.1 ± 1.3 days, VAS in the first day post surgery was 3 ± 1 with epidural analgesia needed for 1.8 ± 0.6 days, and drain was kept in for 2.8 ± 1.2 days while urethral cathether for 2.4 ± 1.2. Time to return to work was 16 ± 8.4 days. Conclusion: LLDN results in acceptable blood loss,less post-operative pain, short hospital stay and short time to return to work for the donors, therefore promising to be the gold standard among living donor nephrectomy surgical options.Keywords: Laparoscopic living donor nephrectomy,renal transplantation, Indonesia.
PRELIMINARY REPORT: LAPAROSCOPIC RADICAL PROSTATECTOMY IN JAKARTA Johan, Mohammad; Mochtar, Chaidir Arif; Umbas, Rainy
Indonesian Journal of Urology Vol 19 No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Urological Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32421/juri.v19i2.64

Abstract

Objective: To report initial experience of laparoscopic radical prostatectomy (LRP) in Jakarta and evaluate the functional and oncology outcome. Material & Method: Between June 2007 until September 2008, we had done 9 times LRP surgery. All data is retrospectively taken and divided in three groups, i.e. pre-operative data (patient demography, pre-operative PSA, prostate volume, Gleason Score, clinical and functional staging), intra-operative data (intra-operative complication, conversion to open surgery, bleeding volume, and operating time), and post-operative data (post-operative complication, duration of urine catheter usage, duration of hospitalization, functional and oncology status). Results: Among nine subjects who underwent LRP, five subjects (55,55%) did not converted into open surgery. There are 2 subjects who gain their sexual potency and urine continence in one year post op. Only one subject is proven without biochemical failure in 1 year. Conclusion: We confirmed that radical prostatectomy can be performed with transperitoneal laparoscopic technique by a team that has been experienced in laparoscopic. Keywords: Laparoscopic radical prostatectomy, functional result, oncological result.