Elsa Diah Mafazah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KETURUNAN ARAB DAN PENDUDUK LOKAL DESA PULOPANCIKAN GRESIK Elsa Diah Mafazah; Neni Wahyuningtyas; I Nyoman Ruja
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v14i12020p105-115

Abstract

Interaksi sosial sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses untuk melakukan hubungan sosial. Hubungan sosial dalam masyarakat dapat menciptakan suatu bentuk interaksi dalam kelompok sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Pulopancikan Kabupaten Gresik. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa awal mula keberadaan Kampung Arab Desa Pulopancikan Kabupaten Gresik berasal dari datangnya bangsa Arab Hadramaut pada sekitar abad ke-19 yang melakukan kegiatan berdagang dan juga berdakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Masyarakat keturunan Arab di Kampung Arab Desa Pulopancikan Kabupaten Gresik mempunyai karakteristik budaya yang khas dimana masih terdapat budaya-budaya Arab meskipun telah terdapat akulturasi dengan budaya Jawa.  Karakteristik budaya masyarakat keturunan Arab di Kampung Arab Desa Pulopancikan Kabupaten Gresik dapat dilihat dari bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem mata pencaharian hidup, sistem peralatan dan teknologi, Religi, dan kesenian. Interaksi sosial masyarakat keturunan Arab dengan penduduk lokal Desa Pulopancikan Kabupaten Gresik dimana terdapat makna dalam setiap proses interaksi sosial yang terjadi. Interaksi sosial masyarakat keturunan Arab dengan penduduk lokal bersifat baik, akan tetapi untuk proses komunikasi antara masyarakat Arab dengan penduduk lokal jarang terjadi karena masyarakat keturunan Arab memiliki prinsip untuk lebih baik diam daripada tidak bisa tapi banyak berbicara.