Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Sistem Pemerintahan al-Khil±fah Andi Abdul Hamzah
Nady Al-Adab : Jurnal Bahasa Arab Vol. 3 No. 1 (2005): Nady al-Adab
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jna.v3i1.3825

Abstract

يعالج هذا البحث عن نظام الحكومة فى الإسلام ابتداء من حكومة رسول الله - صلى الله عليه و سلم – والخلفاء الراشدين الذين جاؤوا من بعده إلى عصور المماليك . إن نظام الخلافة فى الإسلام هو الوحيد الذى يضمن على حقوق المسلمين و غيرهم أينما كانوا و يكونون و هو الوحيد القادر على استقطاب جميع عناصر قوات المسلمين المتوزعة في كل قطر من أقطار العال م. وبجب على كل مسلمين – فرديا و جماعيا – إقامة هذا النظام من جديد ليعيش المسلمون بكل تقدم و رفاهية وسلام  وأمن.
Pengaruh Media Pembelajaran Komputer Terhadap Kemampuan Penggunaan Dhamir Bahasa Arab Andi Abdul Hamzah; Andi Agussalim; Yusring Sanusi Baso
Nady Al-Adab : Jurnal Bahasa Arab Vol. 15 No. 2 (2018): Nady al-Adab
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jna.v15i2.10612

Abstract

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh media pembelajaran berbasis komputer terhadap kemampuan penggunaan dhamir bahasa Arab siswa sekolah dasar.Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode statistik inferensial untuk melihat apakah media pembelajaran berbasis komputer mempunyai pengaruh signifikan terhadap kemampuan penggunaan dhamir pada siswa.Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata media pembelajaran berbasis komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan dhamir bahasa Arab.
Ayat-ayat Tentang Moderasi Beragama (Suatu Kajian Terhadap Tafsir al-Qur’an al-Azhim Karya Ibnu Katsir) Andi Abdul Hamzah; Muhammad Arfain
Jurnal Tafsere Vol 9 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.529 KB)

Abstract

Dalam Istilah syariat Islam tidak dikenal yang namanya sikap ekstrem bgitupun juga denga sikap menyepelekan tuntunan maupun aturan syariat. Sifat wasath sangatlah jelas diperlukan diberbagai aspek dan bidang bagi keperluan manusia, baik dalam hal ibadah maupun muamalah. Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, secara umum. Dalam penelitian penulis membahas bagaimana Ayat-ayat tentang Moderasi Beragama dengan melakukan pengkajian terhadap tafsir al-Qur’an al-Adzhim. dengan menggunakan pendekatan tafsir. Peneliian ini merupakan library research (penelitian kepustakaan), dengan mengumpulkan data dengan cara mengutip, mengikhtisarkan, dan menyadur data-data kualitatif dari berbagai sumber literatur yaitu terhadap kata wasath dalam al-Qur’an. Kata wasth dalam berbagai bentuknya dalam al-Qur’an disebut sebanyak lima kali, masing-masing dalam QS. al-Baqarah/2: 143 dan 238, QS. al-Maidah/5: 89, QS. al-Qalam/68: 28, serta dalam QS. al-Adiyat/100: 5. Pada dasarnya penggunaan istilah wasth dalam ayat-ayat tersebut dapat merujuk pada pengertian “tengah, adil dan pilihan”.
Naskah Tafsir Al-Khazin Muhammad Syarif Dzulfahmi; Aan Hawan; Andi Abdul Hamzah
Jurnal Tafsere Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1757.495 KB)

Abstract

Dari sekian banyak kitab tafsir yang disusun oleh para mufassir, Tafsir Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil yang lebih populer dengan sebutan Tafsir al-Khazin karya Ala ‘al-Din Abu Hasan, Ali Abu Muhammad ibn Ibrahi ibn Umar ibn Khalil alsyaikhi al-Baghdadi al-Syafi’i al-Khazin (678-741 H) memang cukup menarik untuk dijadikan kajian. Makalah ini bertujuan untuk menganalisa kitab tafsir al-Khazin karangan Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ibrahim Asy-Syihi Al-Baghdadi dan kitab tafsir al-Alusi karangan Abu Sana’ Syihab al-Din al-Sayyid Mahmud Afandi al-Alusiyang ditafsirkan secara lengkap tiga puluh juz. Kitab ini wajar diberi perhatian secara mendalam apakah ke dua kitab tafsir ini juga dipengaruhi oleh kisah-kisah Israiliyyat atau tidak. Kitab tafsir al-Khazin adalah merupakan ringkasan dari kitab tafsir Madarik al-Tanzil wa Haqaiqi al-Takwil karya Abdullah Ahmad ibn Mahmud al-Nasafi (w. 710). Tentu saja, dapat dipastikan rujukan utama adalah kitab tersebut. Metode yang digunakan oleh al-Khazin adalah metode tahlili. Sumber penafsirannya mayoritas menggunakan tafsir bil-Ma’tsur. Al-Khazin menafsirkan al-Qur’an berdasarkan urutan surah mulai dari surah al-Fatihah sampai dengan al-Nas. Ketika menafsirkan al-Qur’an, mufassir seringkali dipengaruhi oleh lingkungan tempatnya dan latar belakang keilmuannya. Oleh sebab itu, para mufassir yang memiliki latar belakang sebagai ahli sejarah akan larut menjelaskan al-Qur’an dari aspek kesejarahan
Pengakuan Ketauhidan Orang Musyrik di Hari Kemudian Suatu Analisis Tahlili Terhadap QS. al-An’am [6]: 22-23 Sijaya Sijaya; Andi Abdul Hamzah
Jurnal Tafsere Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.571 KB)

Abstract

Jurnal ini merupakan penelitian terhadap Konsep Pengakuan orang musyrik di Hari Kemudian, yang berisikan tentang pengakuan yang dilakukan oleh orang musyrik di hari kemudian yang mengatakan bahwa mereka beriman kepada Allah dan tidak mempersekutukannya. Masalah pokok yang muncul dari penelitian ini adalah bagaimana bentuk pengakuan ketauhidan orang musyrik di hari kemudian, suatu analisis tahlili terhadap QS. Al-An’am/6: 22-23? Dari masalah pokok ini, muncul sub-sub masalah yaitu bagaimana hakikat pengakuan ketauhidan orang musyrik di hari kemudian? Bagaimana wujud pengakuan ketauhidan orang musyrik di hari kemudian?Serta bagaimana implikasi pengakuan ketauhidan orang musyrik di hari kemudian?Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang konsep ketauhidan, serta untuk mengetahui sikap orang musyrik di hari kemudian terkait dengan bentuk pengakuannya.
TERJEMAH DARI MASA KE MASA (SEBUAH TELAAH HISTORIS TEORI TERJEMAH BAHASA ARAB) Nur Fadilah Amin; Kamaluddin Abu Nawas; Andi Abdul Hamzah
Al-Maraji' : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol 7, No 1 (2023): Vol 7, No 1 (2023): Al-Maraji': Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The concept of translation is generally described as an activity of transferring information from one language to another with the aim that people who read in the target language can easily understand what is conveyed. Therefore, the translation process itself must consist of at least three components: source language (Bsu), target language (Bsa), and information. History records that the main period of translation coincided with the time when there were differences between two cultures and two languages, especially in the spread of science and culture. From its own history, the process of translation occurs because of a need, whether it is cultural, economic, scientific, religious, or even because of the language motive itself. Periodization in the history of Arabic translation began before the Prophet Muhammad was sent, and the peak can be seen during the Khalifah Abbasiyah with the establishment of Baitul Hikmah. Some of the pioneering figures of Arabic translation are: Al-Harith bin Kaldah, Khalid bin Yazid bin Muawiyah, Hunain Bin Isaac, Yahya Bin Addi, Qistha Bin Luqa Al-Ba'labaki, Abu Usman Al-Dimasyqa, Yohana Bin Al-Bathriq, Ibn Al-Muqaffa, and Al-Jahiz.Keywords: Theory, Translation, History, Arabic LanguageKonsep menerjemahkan secara umum digambarkan sebagai suatu kegiatan memindahkan informasi dari satu bahasa ke bahasa yang lain dengan tujuan agar orang yang membaca dengan menggunakan Bahasa sasaran mampu memahami dengan mudah apa yang disampaikan. Sehingga proses penerjemahan sendiri minimal harus terdiri dari tiga komponen yaitu bahasa sumber (Bsu), bahasa sasaran (Bsa) dan informasi. Sejarah mencatat bahwa periode utama terjemah bersamaan dengan zaman terdapatnya perbedaan antara dua budaya dan dua bahasa, khususnya dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan budaya. Dari sejarahnya sendiri, proses penerjemahan terjadi karena suatu kebutuhan, baik yang bersifat kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, agama atau bahkan karena motif bahasa itu sendiri. Periodisasi dalam sejarah penerjemahan bahasa Arab pun dimulai sebelum Rasululullah SAW diutus, dimana puncaknya dapat kita lihat pada masa Khilafah Abbasiyah dengan didirikannya Baitul Hikmah. Adapun beberapa tokoh-tokoh pelopor terjemah Arab yaitu: Al-Harits bin Kaldah, Khalid bin Yazid bin Muawiyah, Hunain Bin Ishak, Yahya Bin Addi, Qistha Bin Luqa Al-Ba’labaki, Abu Usman Al-Dimasyqa, Yohana Bin Al-Bathriq, Ibnu Al-Muqaffa’ dan Al-Jahiz.Kata Kunci: Teori, Terjemah, Histori, Bahasa Arab