Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

FORMULASI GEL EKSTRAK KULIT BUAH RENGGAK (Amomum dealbatum Roxb) SEBAGAI SEDIAAN ANTI JERAWAT: GEL FORMULATION OF FRUIT PELL EXTRACT OF RENGGAK (Amomum dealbatum Roxb) AS ANTI ACNE PREPARATION Puspawan Hariadi; Muhlisun Azim; Tri Puspita Yuliana; Yuyun Febriani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.602 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.296

Abstract

Tanaman renggak (Amomum dealbatum Roxb) merupakan tanaman lokal pulau Lombok yang masih belum banyak dimanfaatkan. Tanaman ini dilaporkan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat gel dari ekstrak kulit buah renggak dan uji aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Gel ekstrak kulit buah renggak dibuat dengan variasi konsentrasi 2% dan 4%, uji aktivitas bakteri menggunakan metode difusi agar dengan cara sumuran. Hasil penelitian menunjukan gel ekstrak kulit buah renggak dengan konsentrasi 2% memiliki pH 6, daya lekat 1,64, daya sebar 4,43 serta daya hambat bakteri 2,34 mm. Untuk konsentrasi 4% memiliki pH 6, daya lekat 1,57, daya sebar 4,36 serta daya hambat bakteri 3,20 mm. Gel ektrak kulit buah renggak memiliki zona hambat bakteri dengan kategori lemah, pH dan daya lekat sesuai parameter sediaan gel, sedangkan daya sebar tidak memenuhi persyaratan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin tinggi zona hambat yang dihasilkan.
EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT DARI TANAMAN KERINYU (Cromolaena odorata L.) DAMPAK STRES LINGKUNGAN SERTA AKTIVITAS ANTI BAKTERI DAN ANTI JAMURNYA Muhlisun Azim; Yoshihito Shiono; Nanang Rudianto Ariefta
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 3 No. 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v3i1.3108

Abstract

Endofit merupakan sumber kimia bahan alam yang potensial sebagai agen senyawa bioaktif. Keberagaman struktur kimia yang dihasilkan dari jamur endofit terbentuk berdasarkan lingkungan, media jamur endofit dan inang jamur endofit tersebut diisolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak jamur endofit sebagai agen antibakteri yang berasosiasi dengan tanaman Kerinyu (Cromolaena odorata L.), agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan. Sampel tanaman diambil di sekitar bangker Kaliadem Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksplorasi dan eksperimen laboratorium dengan sampling acak terhadap isolat strain jamur murni yang dikultur pada media agar Potato Dextrose Agar (PDA) dan Potato Dextrose Agar Cyclosporin A (PDA-CS). Diperoleh 10 strain jamur endofit murni dengan media isolasi jamur endofit PDA dan PDA-CS. Hasil isolasi jamur endofit selanjutnya difermentasi dengan beras cokelat selama 1 bulan kemudian dimaserasi dengan metanol p.a selama 3 hari dan ekstrak metanol diuji aktivitas anti mikroba dan anti jamurnya dengan metode difusi agar. Dari 10 isolat jamur endofit, terdapat 4 strain jamur yang aktif sebagai anti bakteri dan anti jamur dengan kode NP-MB-COK-10-2, NP-MB-COK-10-1, PDA-MB-COK-6-4 dan NP-MB-COK-2.
Pengetahuan masyarakat dan pemanfaatan tanaman obat keluarga di desa toya aikmel utara Muhlisun Azim; Arief Rafsanjani; Tripuspita Yuliana; Puspawan Hariadi
Lentera Negeri Vol 2, No 1 (2021): Lentera Negeri
Publisher : Indonesian Institute For Counseling, Education and Therapy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.908 KB) | DOI: 10.29210/99330

Abstract

Family Medicinal Plants (TOGA) is an alternative in achieving GERMAS (Healthy Living Community Movement) as an effort to achieve traditional independent health. The success of the use of TOGA is strongly influenced by the level of public knowledge about the benefits of the type of medicinal plants which has been empirically investigated. The data obtained is qualitative data with descriptive approach analysis method. Data collection was carried out by conducting observations, interviews and technical training to the community in an effort to provide knowledge about TOGA and the creation of a TOGA demonstration plot. The results obtained from this activity are the emergence of public awareness of the use of home yard land for the manufacture of living pharmacies as an effort to achieve independent health and the emergence of public interest in the use of TOGA as a UMKM product in the form of packaged drink sachets as a pilot. The importance of public knowledge about TOGA is needed in supporting the success of achieving independent health and efforts to utilize local biological resources in initiating the manufacture of herbal plant-based UMKM products.
SKRINING EKSTRAK JAMUR ENDOFIT DARI TANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon L.) SEBAGAI KANDIDAT ANTIBAKTERI, ANTIJAMUR DAN ANTIOKSIDAN Muhlisun Azim; Puspawan Hariadi; Yuyun Febriani; Tri Puspita Yuliana
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.733 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v19i1.6681

Abstract

Endophytic fungi are potential microorganisms in lead compounds investigation as research objects for antibacterial and antifungal drug candidates. These microorganisms are able to produce various secondary metabolites, moreover they can even be regulated according to the needs of researchers. This is an advantage of endophytic fungi with good adaptability response. This study aims to explore the antibacterial, antifungal and antioxidant activity of endophytic fungi from the branch of the Melinjo tree (Gnetum gnemon L.) by qualitative analysis. This study resulted in 13 potential endophytic fungi extracts to be explored further for their compounds. Based on the results of the TLC test of the fungal extracts with 10% vanillin in H2SO4 as a reagent, it showed that the dominant compounds were alkaloids and polyphenols. The antibacterial activity test of extracts of the endophytic fungi was carried out by the disc diffusion agar method against Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria, while antifungal agents were used for Candida albicans and Aspergillus clavatus.. Meanwhile, the qualitative test of antioxidants from fungal extracts using the DPPH spray reagent showed positive results of 8 fungal extracts. Screening of endophytic fungi from melinjo represented a source of endophytes potential as antibacterial, antifungal and antioxidant to be developed in exploration of secondary metabolites from natural products of microbial. 
AKTIVITAS ANTIOKSIDANT DAN ANTIBAKTERI (Staphylococus epidermidis) EKSTRAK KULIT BUAH RENGGAK (Amomum dealbatum ) TANAMAN KHAS LOMBOK M. Azim; P. Hariadi; T. Yuliana
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 17, No.1, Januari 2023
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2023.v17.i01.p11

Abstract

Renggak (Amomum dealbatum Roxb) merupakan tanaman merumpun yang masih jarang dieksplorasi serta masih jarang digali aktivitasnya. Tanaman yang masih tergolong sebagai famili zingiberaceae ini memungkinkan dapat digali sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aktivitas antibakteri dan antioksidan dari ekstrak kulit renggak serta analisis fitokimia dari tanaman tersebut. Ekstraki dilakukan menggunakan pelarut metanol sementara aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode DPPH secara kualitatif dan kuantitatif. Uji aktivitas antibakteri terhadap ekstraknya dilakukan terhadap Staphylococus epidermidis dengan metode sumuran difusi agar dengan media Mueller Hinton Agar (MHA). Hasil analisis antibakteri didapatkan zona hambat terbaik dengan konsentrasi 50% sebesar 17,65 mm sebagai konsentrasi terbaik. Sedangkan aktivitas antioksidan ekstrak kulit renggak menunjukkan nilai IC50 sebesar 244,904 µg/ml. . Hasil analisis fitokimia dari ekstrak kulit renggak mengandung, alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Renggak masih perlu dieksplorasi lebih dalam lagi termasuk isolasi senyawa yang berperan sebagai antibakteri dan antioksidan. Kata kunci: amomum dealbatum roxb, antibakteri, antioksidan, ekstrak kulit renggak. ABSTRACT Renggak (Amomum dealbatum Roxb) is a clumping plant rarely explored in their activities. This plant, classified as the Zingiberaceae family, allows it to be explored as an antioxidant and antibacterial. The purpose of this research was to explore the antibacterial and antioxidant activity of the peel extract of renggak as well as the phytochemical analysis of the extract. Extraction was carried out using methanol as the solvent while antioxidant activity was analyzed by qualitative and quantitative DPPH methods. The antibacterial activity test of the extract was investigated on Staphylococcus epidermidis using the agar diffusion well method with Mueller Hinton Agar (MHA) media. The results of the antibacterial analysis obtained 17.65 mm of the inhibition zone with an optimum concentration of 50%. While the antioxidant activity of the peel extract of renggak showed an IC50 value of 244.904 µg/ml. The results of the phytochemical analysis contained alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins. Renggak still needs to be explored further, including the isolation of compounds that act as antibacterial and antioxidants. Keywords: amomum dealbatum Roxb, antibacterial, antioxidant, peel extract of renggak.
Endophyte Extract From Nattle (Urtica dioica L.) Against Staphylococcus aureus and Escherichia coli Azim, Muhlisun; Novasari, Novasari; Hariadi, Puspawan; Febriani, Yuyun; Yuliana, Tri Puspita
ALKIMIA Vol 6 No 1 (2022): ALKIMIA
Publisher : SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY OF UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.189 KB) | DOI: 10.19109/alkimia.v6i1.11277

Abstract

Endophytes are microorganisms that colonize the plant host tissue. Endophytic colonies are able to produce secondary metabolites in accordance with their host plants, endophytes have been found in every plant species studied to date and are recognized as a source of new natural compounds that have the potential to be exploited in medicine. This study aims to isolate and obtain endophytic fungi and to test secondary metabolites that have the potential as antibacterial against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Plant samples were taken around the village of Mamben, Wanasaba. The research method used is experimental laboratory. This research was conducted by isolating and identifying endophytic fungi from nettle stems. Obtained a type of endophytic fungal strain using Potato Dextrose Agar (PDA) media. The production of secondary metabolites of endophytic fungi was obtained by fermentation method using brown rice for a month then macerated for 3 days using methanol solvent and tested for secondary metabolites and antibacterial activity. The endophytic fungal extract of nettle stem contains alkaloids and flavonoids and is able to inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria with the highest concentration of 60% with an inhibition zone of 18 mm. whereas, the extract of nettle stem endophytic fungus on Escherichia coli has not an inhibition zone.
Aktivitas Antioksidan Buah Sawo Manila (Manilkara zapota L) Sebagai Kandidat Produk Perawatan Kulit Muhlisun Azim; Dani Saputra; Puspawan Hariadi
Sinteza Vol. 2 No. 2 (2022): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.594 KB) | DOI: 10.29408/sinteza.v2i2.7662

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa-senyawa yang dapat mencegah terbentuknya radikal bebas yang akan menyerang dinding sel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada buah sawo manila (Manilkara zapota L). Senyawa antioksidan yang ditemukan pada buah sawo manila adalah senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Desain penelitian ini menggunakan desain eksperimental di laboratorium farmasi Universitas Hamzanwadi. Sampel diekstraksi dengan etanol 96%, dilanjutkan dengan proses fraksinasi menggunakan kolom kromatografi. Eluen yang digunakan pada proses fraksinasi yaitu etil asetat, etil asetat-metanol, dan metanol. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengujian  secara kualitatif menunjukkan semua sampel mengandung antioksidan karena terlihat warna kuning ketika disemprotkan DPPH pada plat KLT. Sedangkan hasil pengujian secara kuantitatif menunjukkan bahwa nilai IC50 fraksi I 46 ppm dengan kategori sangat kuat, nilai IC50 fraksi II 97 ppm dengan kategori kuat, nilai IC50 fraksi III 149 ppm dengan kategori sedang, dan nilai IC50 vitamin C 29 ppm dengan kategori sangat kuat. Kesimpulannya yaitu fraksi buah sawo manila (Manilkara zapota L) memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori sangat kuat, kuat dan sedang.
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Natrium Diklofenak pada Jamu Pegal Linu yang Beredar di Kecamatan Keruak Dahriah Fitri Wahyuningsih; Tri Puspita Yuliana; Muhlisun Azim
Sinteza Vol. 1 No. 2 (2021): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v1i2.5268

Abstract

Jamu tidak boleh mengandung bahan Kimia Obat (BKO) sebab bila ditambahkan akan membahayakan konsumen karena dosis yang berlebih serta bisa mengakibatkan keracunan hingga kematian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keberadaan bahan kimia obat (BKO) pada jamu untuk pegal linu yang beredar di kecamatan keruak perlu dilakukan penelitian. Pengambilan sampel di lakukan dengan cara random di kecamatan Keruak, Lombok Timur. Analisis natrium diklofenak pada jamu untuk pegal linu dilakukan dengan metode analisis kualitatif serta analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Analisis Kromatografi Lapis Tipis menggunakan plat silica GF 254 menggunakan fase gerak untuk natrium diklofenak kombinasi antara etil asetat : n-heksane dengan perbandingan (7ml : 3ml) yaitu 7 ml etil asetat dan 3 ml nheksane. Hasil analisis kualitatif terdapat 3 sampel yang teridentifikasi positif mengandung natrium diklofenak karena menunjukkan kesamaan nilai Rf sampel jamu dengan standar yaitu 0,4. Hasil analisis kuantitatif menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis natrium diklofenak didapat panjang gelombang maksimum 275 nm dengan absorbansi yaitu 0,834. Kadar natrium diklofenak yang diperoleh pada sampel B 53,8% dan sampel C 49,2%. Persamaan linear nilai r = 0,982 yaitu y=0,0132x-0,1235 untuk natrium diklofenak. Hasil uji identifikasi menunjukkan dari 4 sampel 2 diantaranya mengandung natrium diklofenak.
Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococus epidermidis Penyebab Bau Badan Dia Isma Hariani; Puspawan Hariadi; Muhlisun Azim
Sinteza Vol. 1 No. 2 (2021): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v1i2.5270

Abstract

Bau badan merupakan masalah yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, salah satu penyebabnya adalah bakteri Staphylococus epidermidis. Salah satu tanaman yang diduga dapat mencegah bau badan adalah tanaman daun beluntas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji skrining fitokimia ekstrak daun beluntas dengan uji flavonoid, terpenoid, dan fenolik serta uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococus epidermidis. Uji antibakteri menggunakan metode difusi agar tehnik sumuran menggunakan konsentrasi 40%, 80%, dan 100% dengan kontrol positif ciprofloxasin 50µg/ml dan kontrol negatif DMSO 10%. Hasil skrining menunjukkan ekstrak daun beluntas mengandung flavonoid, tanin, steroid, dan fenolik. Uji antibakteri menghasilkan diameter zona hambat yang terbentuk pada kelompok konsentrasi 40%, 80%, dan 100%, secara berurutan adalah 8,84 mm, 10,52 mm, dan 12,77 mm. Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Annova didapatkan nilai signifikan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun beluntas mampu menghambat bakteri Staphylococus epidermidis dengan konsentrasi paling efektif yaitu konsentrasi 80% dan 100%.
Fraksinasi Sari Kulit Buah Pisang Kepok (Musa acuminata) Mentah Tua dan Evaluasi Aktivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes Yusron Azhari; Muhlisun Azim; Baiq Maylinda Gemantari
Sinteza Vol. 3 No. 2 (2023): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v3i2.11953

Abstract

Acne vulgaris is a skin condition performed the acne due to bacterial activity that infects the skin. Acne problems are often the cause of a person that decrease in self-confidence. One of the most common acne-causing bacteria is Propionibacterium acnes. P.acnes is a gram-positive bacterium with its morphological, shape, properties and composition classified in the group of corynebacteria, but this type of bacteria is not toxigenic or bacteria that does not produce toxic substances (toxic). One of the materials that can be used for acne medication is banana peel. Banana peels are residual waste products from domestic industrial production. The waste of Banana peels have potential as an antibacterial. They contain secondary metabolites such as phenolics, quinones and flavonoids which can act as antibacterials. The purpose of this study was to examine the antibacterial activity of raw kepok banana (Musa acuminata) peel extract against Propionibacterium acne bacteria as a cause of acne. Antibacterial activity test in this study was carried out using the well diffusion method to see how the antibacterial effect of raw kepok banana peel (Musa acuminata) had on the growth of Propionibacterium acnes bacteria. Kepok banana peel extracts were fractionated with hexane, ethyl acetate and water. The results of the antibacterial activity test for the three fractions showed that the water fraction of kepok banana peel extract represented the best inhibition zone of 10.02 ± 0.05 mm, 11.28 ± 0.13 mm, 12.38 ± 0.02 mm and 16.97 ± 0.36 with a strong category at successive concentrations of 20%, 40%, 60% and 80%.