Mochammad Syamsul Hadi
Departemen Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Suitable Combination Between Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin and Four Plant Leaf Extracts to Control Spodoptera litura (Fabricius) Aminudin Afandhi; Vivi Renna Pratiwi; Mochammad Syamsul Hadi; Yogo Setiawan; Retno Dyah Puspitarini
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 42, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v42i2.2678

Abstract

Lepidopteran pests such as S. litura might cause yield losses in many crops especially during pest outbreak. The combinations of microbial and botanical insecticides were expected to increase the effectivity in controlling the respected insect pest. This research aimed to evaluate the combination of plant extracts and B. bassiana to control S. litura. The compatibility of B. bassiana with different plant extracts such as Neem, Chinaberry, Mexican Sunflower and Lantana leaves was studied in the laboratory. The compatibility was evaluated based on B. bassiana colony growth, conidia density, conidia viability, and mortality of S. litura larvae. After 12 days after application (DAA), colony growth of B. bassiana was reduced by all plant extract treatments. For the mortality of S. litura, the combined mixture of B. bassiana and 0.25% Chinaberry extract resulted the maximum mortality rate (44%). After 12 and 15 DAA, the 0.25% Chinaberry showed the highest colony growth (3.93 and 4.37 cm). The most suitable treatment was B. bassiana with 0.25% Chinaberry that had the conidial density at 1.77 x 108 conidia/ml and conidial viability of 75.63% and can enhanced the mortality of S. litura larvae.
Perbaikan proses produksi dan ijin edar guna meningkatkan mutu produk unggulan daerah Suprayogi Suprayogi; Nimas Mayang Sabrina Sunyoto; Mochammad Syamsul Hadi; Umi Fadhilah; Muthia El Afwa; Nadya Lulu Nur Aziza; Reni Zulismar; Bernardia Filia Nareswari; Izzati Ardhan Firdausyi
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v4i2.9119

Abstract

KWT "Sri Tanjung" was one of the Women Farmers Groups (KWT) in Sukosari Village, Malang Regency. They produced "Jaselang" drinks (ginger, secang, alang-alang) and corn chips. KWT members produced the products with traditional technology and low quality of food safety and they did not have marketing license. The purpose of this service activities was to provide the education of KWT members in the form of training related with good product handling processes to ensure product safety, especially the Good Manufacturing Practices (GMP) and marketing license of National Food and Drug Agency. The method of implementing this community service were preparation, implementation, monitoring, and evaluation. The results of the activities showed that 100% of the participants could know the definition, benefits, and objectives of implementing GMP. Besides, after the implementation of the marketing license socialization, 100% of the participants knew the definitions, requirements, methods, and registered the marketing license. The activities increased the knowledge of KWT members regarding the implementation of GMP and marketing license.
EFEKTIVITAS JAMUR Beauveria bassiana (BALS.) VUILL. DAN Metarhizium anisopliae UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Phyllotreta spp. (COLEOPTERA: CHRYSOMELIDAE) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.) DI TRAWAS, MOJOKERTO Mochammad Syamsul Hadi; Toto Himawan; Ika Riana Hiola
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Phyllotreta spp. (Coleoptera: Chrysomelidae) merupakan hama yang dapat menurunkan produktivitas tanaman sawi. Salah satu teknik pengendalian alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama ini yaitu dengan pemanfaatan jamur entomopatogen. B. bassiana dan M. anisopliae merupakan jenis jamur entomopatogen yang banyak digunakan untuk mengendalikan hama dari berbagai ordo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas jamur B. bassiana dan M. anisopliae untuk menekan intensitas kerusakan pada tanaman sawi akibat serangan hama Phyllotreta spp. Penelitian dilaksanakan di Komunitas Organik Brenjonk, Trawas, Mojokerto. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerusakan pada tanaman sawi disebabkan oleh Phyllotreta striolata dan Phyllotreta sp.. Jamur B. bassiana dan M. anisopliae mampu menekan intensitas kerusakan sebesar 6,94 sampai 9,33% dengan tingkat penekanan mencapai 61,52%.
STRATEGI PENGELOLAAN HAMA Nilaparvata lugens Stål (HEMIPTERA: DELPHACIDAE) DAN POPULASI MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN PADI LAHAN IRIGASI MELALUI REKAYASA EKOLOGI (ECOLOGICAL ENGINEERING) Joko Pilianto; Gatot Mudjiono; Mochammad Syamsul Hadi
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 9 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.4.3

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan rekayasa ekologi terhadap populasi Nilaparvata lugens atau wereng batang coklat (WBC) dan musuh alaminya. Penelitian dilaksanakan di Dusun Mampil, Desa Penganten, Kecamatan Balen, Bojonegoro. Dalam penelitian ini terdapat dua perlakuan yaitu lahan dengan rekayasa ekologi (RE) dan konvensional atau non rekayasa ekologi (non RE). Pada lahan RE, dilakukan penanaman tanaman refugia berupa wijen (Sesamum indicum), pacar air (Impatiens blasamina), kacang hijau (Vigna radiata), dan jagung (Zea mays) di area pematang. Selanjutnya, dilakukan pemberian bahan organik dan aplikasi agen hayati (Beauveria bassiana, Bacillus sp., Tricoderma sp., dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan RE secara nyata meningkatkan populasi musuh alami WBC yang ditunjukkan dengan jumlah individu musuh alami yang lebih tinggi pada perlakuan RE daripada non RE. Jumlah musuh alami pada lahan RE dan non RE secara berurutan adalah 587 ekor/petak dan 170 ekor/petak. Secara umum, dibandingkan dengan lahan non RE, perlakuan RE secara nyata menurunkan populasi WBC. Rata-rata populasi WBC pada lahan RE dan non RE masing-masing adalah 2,1 dan 2,9 ekor/rumpun.
PENGARUH TUMBUHAN LIAR BERBUNGA TERHADAP KEANEKARAGAMAN MUSUH ALAMI PADA EKOSISTEM TANAMAN TEBU Nurlinda Nurlinda; Bambang Tri Rahardjo; Mochammad Syamsul Hadi
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 10 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tumbuhan liar berbunga terhadap keanekaragaman, kemerataan, kekayaan, dan dominansi musuh alami pada ekosistem tanaman tebu. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 – April 2022 di lahan tanaman tebu di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Karangploso, Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan perangkap berupa yellow sticky trap dan farmcop. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Indeks  Keanekaragaman (H’), Indeks Kemerataan (E), Indeks Kekayaan (R), Indeks Dominasi (D), dan menggunakan Uji T dengan taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 16 jenis musuh alami pada lahan tebu dengan tumbuhan liar berbunga dan 9 jenis musuh alami pada lahan tebu tanpa tumbuhan liar berbunga. Indeks keanekaragaman pada lahan tebu dengan dan tanpa tumbuhan liar berbunga memiliki nilai H’ termasuk kategori sedang, nilai E termasuk kategori hampir merata, nilai R termasuk kategori rendah, dan nilai D kategori rendah. Berdasarkan hasil Uji T terdapat perbedaan rerata populasi musuh alami pada lahan tebu dengan dan tanpa tumbuhan liar berbunga yang berbeda nyata (t hitung > t tabel) yaitu t hitung sebesar 6,343 dan t tabel 2,144.
PERTUMBUHAN JAMUR Beauveria bassiana PADA BEBERAPA TINGKAT KEASAMAN MEDIA DAN SUHU PENYIMPANAN SERTA EFEKTIVITASNYA TERHADAP HAMA Spodoptera litura: THE GROWTH OF Beauveria bassiana FUNGI AT SEVERAL LEVELS OF MEDIA ACIDITY AND STORAGE TEMPERATURE AND ITS EFFECTIVENESS AGAINST Spodoptera litura PESTS Mochammad Syamsulhadi; Vido Trisna Ramadhan; Tita Widjayanti
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan terhadap pertumbuhan jamur Beauveria bassiana dan efektivitasnya dalam mengendalikan hama Spodoptera litura. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2022 di Laboratorium Terpadu Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Junrejo, Batu. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama yaitu uji selektivitas dengan parameter pengamatan pertumbuhan diameter menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Faktorial pada tingkat keasaman media 5,5; 7; dan 8 serta suhu penyimpanan 24°C; 28°C; dan 32°C. Tahap kedua yaitu uji tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan terpilih dengan parameter pengamatan kerapatan dan viabilitas konidia. Tahap ketiga yaitu uji efektivitas jamur B. bassiana terhadap larva S. litura dengan parameter pengamatan mortalitas dan gejala kematian larva. Tahap kedua dan ketiga menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Analisis data menggunakan Anova dan uji lanjut BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan yang sesuai untuk pertumbuhan jamur B. bassiana adalah pada pH 5,5 dan suhu 28°C, dimana pertumbuhan diameter sebesar 8,77 cm dan kerapatan konidia sebesar 2,47×108 konidia/ml. Efektivitas jamur B. bassiana dalam mengendalikan larva S. litura mencapai 76,67% dengan gejala kematian berupa perubahan warna dan pertumbuhan hifa pada tubuh larva.
ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA UMBI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO: ANALYSIS OF PESTICIDE RESIDUES IN SHALLOT BULBS IN PROBOLINGGO REGENCY Mochammad Syamsulhadi; Bintar Probo Sunarto; Achmad Fitriadi Taufiqurrahman
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 11 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.3.5

Abstract

Bawang merah merupakan tanaman yang memiliki resiko tinggi dalam aktivitas budidaya pertanian, salah satunya adalah serangan OPT. Oleh sebab itu penggunaan pestisida menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat residu pestisida berbahan aktif Abamectin dan Mancozeb pada tanaman bawang merah di Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan di lahan pertanian bawang merah meliputi Desa Mranggon Lawang, Desa Sumberbulu, dan Desa Sumberkerang. Analisa residu dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaan pada bulan Mei sampai bulan Oktober 2021. Analisis residu pestisida dikerjakan menggunakan Gas Chromatography (Model 8000 TOP yang dilengkapi dengan Electron Capture Detector). Hasil penelitian menunjukkan semua sampel bawang merah meninggalkan residu pestisida. Namun residu pestisida masih berada di bawah ambang batas maksimal berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Desa Mranggon Lawang yang menjadi desa sentra bawang merah terbesar di Kabupaten Probolinggo memiliki tingkat residu tertinggi dibandingkan dengan 2 desa lainnya. Hasil uji bahan aktif Abamectin pada daun sebesar 0,002; umbi 0,004; dan tanah 0,004 mg/kg. Sedangkan pada bahan aktif mancozeb pada daun 0,132; umbi 0,093; dan tanah 0,155 mg/kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo terhadap penggunaan pestisida masih termasuk dalam batas wajar.