Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN LARUTAN HAND SANITIZER BERBAHAN HERBAL UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI COVID 19 Sesilia Rante Pakadang; Hiany Salim
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.732 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i2.1855

Abstract

Tahun 2020 seluruh dunia terkena dampak pandemic Covid 19. Cara pencegahan yang dianjurkan adalah penggunaan masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun atau menggunakan Hand Sanitizer. Hand Sanitizer adalah produk antiseptik yang dikemas dalam bentuk sediaan yang penggunaannya tidak perlu dibilas dengan air.  Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih masyarakat dalam membuat  produk Hand Sanitizer berbahan herbal. Khalayak sasaran adalah kader PKK, pedagang makanan, ibu  rumah tangga, wanita bekerja di luar rumah dan remaja putri.  Metode kegiatan adalah sosialisasi dan pelatihan pembuatan Hand Sanitizer berbahan herbal Lidah Buaya, Daun Miana dan Daun Jeruk.  Jumlah peserta 23 orang terdiri dari 5 orang dari kader PKK Kelurahan Buakana dan 18 orang dari warga RT 05/RW 07 Kelurahan Buakana Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Teknis pelaksanaan tahap 1 pengabdi melakukan sosialisasi produk ke rumah warga khalayak sasaran. Pelaksanaan tahap 2 dilakukan  2 sesi masing-masing 12 dan 11 peserta. Tahap 2 merupakan tahap pelatihan berupa demo cara pembuatan Hand Sanitizer dan dilanjutkan praktek mandiri dari peserta Kegiatan untuk membuat produk. Setiap peserta diberikan buku panduan pelatihan dan alat pelindung diri. Hasil yang dicapai dari  target kegiatan adalah peningkatan keterampilan masyarakat mitra (ibu rumah tangga dan remaja putri) khususnya dalam membuat produk Hand Sanitizer.  Dari hasil kegiatan dapat di dapat Luaran kegiatan ini yaitu: (1). Buku panduan pelatihan Hand Sanitizer berbahan herbal untuk mencegah Covid 19 (ISBN 9-786237-684480 dan no pencatatan HKI 000192201). (2). Produk Hand Sanitizer berbahan herbal dengan kemasan dan label bernilai ekonomi. (3). Publikasi berupa artikel pada jurnal pengabdian masyarakat yang terbit secara on line. (4). Mempublikasikan institusi Poltekkes Kemenkes Makassar melalui jejaring kerjasama dengan masyarakat untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. Kata Kunci: Hand Sanitizer, Herbal, Covid 19
Kombinasi Daun Miana (Coleus scutellarioides (L.) Benth) dan Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) sebagai antibakteri Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Klebsiella pneumonia Penyebab Batuk Sesilia Rante Pakadang; Hiany Salim
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.478 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.779

Abstract

Batuk merupakan mekanisme imunitas untuk mengeluarkan dahak. Sputum penderita batuk terinfeksi berbagai jenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran napas. Tujuan penelitian menentukan aktivitas antibakteri kombinasi sari daun miana dan sari rimpang jahe terhadap bakteri penyebab batuk. Metode pengujian disc diffusion agar menggunakan media nutrient agar. Penyiapan bahan menggunakan juicer extractor. Bakteri uji merupakan isolate dari sputum penderita batuk di RS Ibnu Sina. Hasil penelitian  menunjukkan pemberian kombinasi daun miana dan rimpang jahe efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus epidermidis, dan Klebsiella pneumonia. Analisis univariate menunjukkan pengaruh factor bakteri; factor kombinasi; factor interaksi bakteri dan kombinasi bahan uji  terhadap daya hambat diperoleh nilai p=0,000; p=0,000;  p=0,084 Analisis LSD menunjukkan tidak ada perbedaan daya hambat pertumbuhan  antara Staphylococcus aureus dengan  Streptococcus pneumoniae (p=0,293). Demikian pula antara kombinasi  1:2 dengan 2:1 tidak berbeda nyata (p=0,191). Kesimpulan kombinasi daun miana dan rimpang jahe memberikan aktivitas antibakteri Streptococcus pneumonia,  Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Klebsiella pneumonia  penyebab batuk. Kombinasi 2:1 paling efektif terutama untuk bakteri  Staphylococcus aureus Kata kunci : daun miana, rimpang jahe, Streptococcus pneumonia,  Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Klebsiella pneumonia  
Pengaruh Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus pneumonia, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Klebsiella pneumonia Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut Sesilia Rante Pakadang; hiany Salim
Media Farmasi XXX Vol 16, No 2 (2020): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v16i2.1802

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is a contagious disease that affects the respiratory tract organs such as the sinuses, middle ear cavity until the pleura. Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis are bacteria that causes ARI. This research aums to determine the effect of bitter melon leaf extract (Momordica charantia L.) on the growth of Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis, which causes ISPA by measuring the inhibition zone of these bacteria growth. The bitter melon (Momordica charantia L.) leaf extract was prepared by maceration using 96% ethanol solvent and tested for its bacterial growth inhibitory using the disc diffusion agar method with MHA media. Furthermore, the extract was made with a concentration of 5,000 ppm, 10,000 ppm and 15,000 ppm as well as with a comparison of 50 ppm amoxicillin and control of Na CMC. The results showed that the mean bacterial growth inhibitory (mm) of the test material respectively at concentrations of 5,000 ppm, 10,000 ppm, 15,000 ppm, amoxicillin 50 ppm and Na CMC: for Streptococcus pneumoniae were 9,36; 12; 13,53; 17,75; 0. For Staphylococcus aureus were 16,82; 17,82; 22,24; 21,61; 0. For Staphylococcus epidermidis were 16,99; 18,78; 21,81; 22,11; 0. And for Klebsiella pneumonia were 11,82; 13,45; 14,7; 15,88; 0. Conclusion; Bitter melon leaf extract (Momordica charantia L.) influences the growth of Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis as the cause of ARI.Keywords: bitter melon leaf, Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, ARIInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang organ  saluran napas seperti sinus, rongga telinga tengah hingga pleura. Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis penyebab ISPA adalah beberapa bakteri yang sering ditemukan sebagai penyebab ISPA. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis penyebab ISPAdengan mengukur zona hambat pertumbuhan bakteri tersebut. Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diuji daya hambat pertumbuhan bakteri menggunakan metode disc diffusion agar menggunakan media MHA. Ekstrak daun pare dibuat dengan konsentrasi 5.000 ppm, 10.000 ppm dan 15.000 ppm dengan pembanding amoksisilin 50 ppm dan kontrol Na CMC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata daya hambat (mm) pertumbuhan bakteri berturut-turut untuk bahan uji ekstrak daun pare konsentrasi 5.000 ppm, 10.000 ppm, 15.000 ppm, amoksisilin 50 ppm dan Na CMC: untuk Streptococcus pneumoniae adalah 9,36; 12; 13,53; 17,75; 0. Untuk Staphylococcus aureus adalah 16,82; 17,82; 22,24; 21,61; 0. Untuk  Staphylococcus epidermidis adalah 16,99; 18,78; 21,81; 22,11; 0. Untuk Klebsiella pneumonia  adalah 11,82; 13,45; 14,7; 15,88; 0. Kesimpulan; ekstrak daun pare (Momordica charantia L.) berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis penyebab ISPA.Kata kunci: daun pare, Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, ISPA
FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM YANG MENGANDUNG TEPUNG JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN Dwi Rachmawati; Hiany salim; Djuniasty Karim
Media Farmasi XXX Vol 16, No 1 (2020): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.605 KB) | DOI: 10.32382/mf.v16i1.1435

Abstract

Black Cumin (Nigella sativa L.) contains unsaturated essential fatty acids that rejuvenate skin cells and delay the aging process. It contains tocopherol and polyphenols, which are phenolic compounds that act as antioxidants and ward off free radicals. This study formulates a cream body scrub containing Black Cumin flour (Nigella sativa L.) with variations of Triethanolamine concentration. It also examines the physical stability of each formula. Black cumin flour is made from dried black cumin seeds blended and sieved with a 30/40 mesh. It is then formulated into a Black Cumin cream scrub using a variation of Triethanolamine 2%, 3%, and 4% concentration. The three formulas were tested for physical stability before and after storage was accelerated using a climatic chamber in organoleptic, dispersal power, homogeneity, pH, and hedonics. The results show that the triethanolamine 2% does not meet the physical quality requirements for organoleptic, dispersal, and hedonic testing. Triethanolamine 3% meets almost all requirements of good physical quality except the dispersal and pH testing. Triethanolamine 4% does not meet physical quality requirements for organoleptic, pH, dispersal, and hedonic testing. Therefore, black cumin can be formulated into a cream scrub preparation with the best results using a triethanolamine 3% emulgator. Keywords: Cream Scrub Preparation, Black Cumin Flour, Physical Quality TestJintan Hitam (Nigella sativa L.) mengandung asam lemak esensial tak jenuh  (asam linoleat dan asam linolenat) yang berfungsi untuk meremajakan sel-sel kulit dan menunda proses penuaan. Jintan Hitam mengandung tokoferol dan polifenol yang merupakan senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi lulur krim yang mengandung tepung Jintan Hitam (Nigella sativa L.) dengan variasi konsentrasi Trietanolamin dan untuk menganalisis stabilitas fisik masing-masing formula. Tepung jintan hitam dibuat dari biji jintan hitam yang kering kemudian di blender dan diayak dengan mesh 30/40 kemudian di formulasi menjadi sediaan lulur krim tepung Jintan Hitam dengan menggunakan variasi konsentrasi Trietanolamin 2%, 3% dan 4% setelah itu ketiga formula dilakukan pengujian stabilitas fisik sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat dengan menggunakan climatic chamber meliputi organoleptis, daya sebar, homogenitas,  pH, dan hedonik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formula trietanolamin 2 % tidak memenuhi syarat mutu fisik yang baik untuk pengujian organoleptis,daya sebar dan hedonik. Formula Trietanolamin 3% memenuhi hampir semua syarat mutu fisik yang baik kecuali untuk pengujian daya sebar dan pH dan formula Trietanolamin 4 %  tidak memenuhi syarat mutu fisik yang baik untuk pengujian organoleptis,pH,daya sebar dan hedonik sehingga dapat disimpulkan bahwa jintan hitam dapat diformulasikan menjadi sediaan lulur krim dengan hasil terbaik menggunakan emulgator Trietanolamin 3%.Kata kunci : Sediaan Lulur Krim, Tepung Jintan Hitam, Uji Mutu Fisik