Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Antibacterial activity of dialkyl-aginate biosurfactant cream againts Staphylococcus aureus an Pseudomonas aerugynosa Kintoko, Kintoko; Sugihartini, Nining; Rukaya, Benazir Evita
Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.731 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i2.10337

Abstract

Dialkyl-alginate biosurfactant is an amphifilik rhamnolipid biosurfactant that has the potential to be developed into an antibacterial agent. The purpose of this study was to prove that the biosurfactant of dialkyl alginate both before and after creams has antibacterial activity especially against Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa. Test of antibacterial activity of biosurfactant dialkyl alginate at concentrations of 5%, 10% and 20% to Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa using Hammond, et al (2011) modified quantitative method. Enbatic® 1% is used as a positive control and sterile aquadest as a negative control. Determination of antibacterial activity of dialkyl alginate biosurfactant followed by analysis of leakage of protein and nucleic acids using UV-vis Spectrophotometry and leakage of Ca2 + and K + metal ions using Atomic Absorption Spetrophotometry (AAS). The most active concentration was formulated into cream and then performed physical evaluation (organoleptic, pH, adhesion, spreading and viscosity) and tested antibacterial activity using the well method. The test results showed that the biosurfactants of dialkyl-alginate before and after the cream was treated as antibacterial activity. The concentration of 10% was the most active concentration having activity which did not differ significantly to positive control with p value of 0,05
Antibacterial activity of dialkyl-aginate biosurfactant cream againts Staphylococcus aureus an Pseudomonas aerugynosa Kintoko Kintoko; Nining Sugihartini; Benazir Evita Rukaya
Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.731 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i2.10337

Abstract

Dialkyl-alginate biosurfactant is an amphifilik rhamnolipid biosurfactant that has the potential to be developed into an antibacterial agent. The purpose of this study was to prove that the biosurfactant of dialkyl alginate both before and after creams has antibacterial activity especially against Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa. Test of antibacterial activity of biosurfactant dialkyl alginate at concentrations of 5%, 10% and 20% to Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa using Hammond, et al (2011) modified quantitative method. Enbatic® 1% is used as a positive control and sterile aquadest as a negative control. Determination of antibacterial activity of dialkyl alginate biosurfactant followed by analysis of leakage of protein and nucleic acids using UV-vis Spectrophotometry and leakage of Ca2 + and K + metal ions using Atomic Absorption Spetrophotometry (AAS). The most active concentration was formulated into cream and then performed physical evaluation (organoleptic, pH, adhesion, spreading and viscosity) and tested antibacterial activity using the well method. The test results showed that the biosurfactants of dialkyl-alginate before and after the cream was treated as antibacterial activity. The concentration of 10% was the most active concentration having activity which did not differ significantly to positive control with p value of 0,05
Gambaran penggunaan obat antıhıpertensı lini pertama dı apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan tahun 2019 Syuhada Syuhada; Benazir evita rukaya; Indah Lestari
Journal Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.945 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v1i1.12

Abstract

Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi baik secara global maupun nasional. Tingginya prevalensi hipertensi akan berdampak terhadap penggunaan obat-obat antihipertensi terutama antihipertensi lini pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi lini pertama yang diresepkan di apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan. Data yang digunakan adalah seluruh data peresepan obat yang didapatkan melalui SIMRS apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan periode Januari-Desember tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan analisis deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan peresepan obat antihipertensi lini pertama yang digunakan adalah candesartan, amlodipin, ramipril, captopril, lisinopril, telmisartan, nifedipin, nicardipin, irbesartan, dan diltiazem dengan total jumlah 9,248% darti total peresepan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan frekuensi peresepan golongan obat antihipertensi lini pertama terbanyak adalah ARB (4,29%), CCB (3,62%), dan ACEI (1,35%) dari total 260.821 item resep.
Ujı aktıvıtas anthelmıntık ekstrak etanol rımpang pacıng (Costus speciosus (Koen.) Sm.) terhadap cacıng tanah (Lubricus rubellus) Benazir evita rukaya; Syuhada Syuhada; Dewi Puspita Sari
Journal Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.706 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v1i1.13

Abstract

Prevalensi masyarakat yang mengalami kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada masyarakat yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Pemberian anthelmintik herbal merupakan solusi alternatif yang aman mengingat banyaknya anthelmintik konvensional yang telah mengalami penurunan efektivitas akibat meningkatnya kasus resistensi khususnya di Indonesia. Pacing (Costus Speciosus) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai anthelmintik dengan senyawa bioaktif berupa flavonoid (proantosianidin dan antosianin), glutathione, β-karoten, α-tokoferol, asam askorbat, senyawa fenol, tricontanoic curcumin, gracillin, sitosterol-β-D-glukosida, tricontanoic dan dioscin. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian anthelmintik untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol rimpang pacing dalam menghambat aktivitas cacing tanah (Lumbricus rubellus). Uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol rimpang pacing dilakukan dengan menggunakan metode in-vitro. Pengujian diawali dengan membuat 5 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi 3 ekor cacing tanah dengan 3 replikasi. Kelompok perlakuan 1,2 dan 3 diberikan ekstrak etanol rimpang pacing masing-masing sebesar 5%, 7,5% dan 15% sedangkan untuk kelompok 4 diberikan NaCMC 0,5% dan kelompok 5 diberikan Mebendazole 2%. Pengamatan aktivitas anthelmintik dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sampel uji untuk melumpuhkan (paralisis) dan mematikan (mortalitas) cacing tanah selama 3 jam perlakuan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu waktu paralisis cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 27,2±3,7 menit, 11,7±0,3 menit, 14,6±0,02 menit, 98,3±2,5 menit dan 63,6±48,5 menit. Sedangkan waktu mortalitas cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 63,2±6,8 menit, 30,3±0,0 menit, 29,2±0,0 menit, 116,3±43,3 menit dan 105±10,7 menit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang pacing memiliki aktivitas antelmintik dengan potensi yang sangat kuat, dimana waktu yang dibutuhkan ekstrak untuk melumpuhkan dan mematikan cacing tanah lebih cepat dibandingkan dengan kontrol positif (mebendazole 2%).
Perbandingan potensi antibiotik tablet amoxicillin generik dari beberapa produsen yang beredar di kota Tarakan Benazir evita rukaya; Sari Wijayanti
Journal Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.119 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v1i1.14

Abstract

Persepsi masyarakat tentang kemanjuran, keamanan dan kualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain merek, kemasan, harga obat dan isu peredaran obat palsu atau kualitas obat dibawah standar. Persepsi negatif yang ada, bukan hanya terkait perbandingan kualitas obat generik dan paten, namun perbandingan kualitas obat generik yang diproduksi oleh produsen yang berbeda dan dengan kemasan yang berbeda juga terjadi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan pembuktian sederhana terkait kesetaraan potensi obat generik, dengan membandingkan daya hambat tablet amoxicillin generik dari beberapa produsen. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan potensi penghambatan tablet amoksisilin generik yang beredar di Kota Tarakan terhadap pertumbuhan bakteri uji. Uji aktivitas antibakteri amoksisilin dari 3 pabrik yang berbeda dengan konsentrasi 16 g/100µl terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dilakukan dengan metode sumuran. Amoksisilin (x), (y), dan (z) digunakan sebagai bahan uji dan aquadest steril sebagai kontrol negatif. Penentuan potensi dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang terlihat pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diberi intervensi. Hasil yang diperoleh akan dianalisis menggunakan software SPSS dengan uji Post Hoc-Tukey. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Amoksisilin (x), (y), dan (z) memiliki potensi yang sama dengan signifikansi > 0,05 untuk kedua bakteri uji dengan ukuran zona hambat rata-rata 25 mm terhadap Staphylococcus aureus dan 34 mm terhadap Escherichia coli. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet amoksisilin generik yang beredar di Kota Tarakan memiliki potensi yang sama untuk kedua bakteri tersebut.
Evaluasi Ketaatan Peresepan Berdasarkan Formularium di Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Syuhada Syuhada; Benazir Evita Rukaya; Indah Lestari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 20 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan terbitan Agustus Volume 20 Nomor 02 Tahun 2021
Publisher : STIKIM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikes.v20i2.995

Abstract

Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah daftar obat yang terseleksi dan digunakan sebagai pedoman dalam peresepan dokter di rumah sakit. Kepatuhan peresepan berdasarkan FRS dapat meningkatkan kualitas layanan dan ketersediaan obat bagi pasien serta memberikan gambaran kualitas layanan terapi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepatuhan peresepan obat terhadap Formularium di apotek rawat jalan RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara Periode Tahun 2019. Penelitian dilaksanakan pada Maret 2020 menggunakan desain noneksperimental deskriptif retrospektif dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah populasi item resep di apotek rawat jalan RSUD Tarakan periode tahun 2019 sebesar 260.821. Data penelitian didapatkan melalui Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang diekstraksi menjadi data pelayanan resep di apotek rawat jalan RSUD Tarakan periode tahun 2019 dalam format microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 98,21% item resep yang sesuai dengan FRS dan Formularium Nasional, dengan rincian 71,93% yang sesuai dengan formularium rumah sakit, sedangkan 26,28% sesuai dengan formularium nasional tapi tidak termasuk dalam FRS dan 1,80% tidak termasuk FRS serta formularium nasional. Kesimpulan penelitian menunjukkan tingkat ketaatan peresepan obat belum optimal dengan ditemukannya 29 (3,42%) jenis obat dan 4.684 (1,80%) item resep non-formularium yang didominasi oleh obat-obat golongan anti-hipertensi.
Uji aktivitas antibakteri gel fraksi n-heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai anti jerawat Noor Hadızah; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.517 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.32

Abstract

Pepaya merupakan salah satu tumbuhan dengan berbagai macam manfaat, salah satunya adalah potensi antibakteri daun pepaya. Potensi antibakteri pada ekstrak maupun fraksi ekstrak yang dimiliki daun pepaya dapat berperan sebagai anti jerawat. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk membuat sedian gel fraksi n-hexan dan etil asetat ekstrak etanol kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Hasil yang diperoleh gel fraksi n-hexan 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat yang dihasilkan masing-masing sebesar 6,80 mm, dan 2,77 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah gel fraksi n-hexan dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri penyebab jerawat.
Uji aktivitas fraksi n-hexan dan etil asetat ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap Propionibacterium acnes Syarifah Nur Fauziah; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.967 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.36

Abstract

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah dengan banyak manfaat, termasuk dalam pemanfaatannya sebagai obat tradisional. Secara tradisional daun pepaya digunakan dalam pengobatan jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi n-hexan dan etil asetat ekstrak etanol daun pepaya terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Fraksi n-hexan dan etil asetat diperoleh dengan melakukan ekstraksi bertingkat menggunakan metode maserasi. Fraksi yang diperoleh kemudian diuji menggunakan metode difusi agar (sumuran) untuk melihat efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Hasil uji yang diperoleh dari fraksi n-hexan dan etil asetat konsentrasi 10%, 15% dan 20% dengan kontrol positif erythromicin 0,375%, dan kontrol negatif pelarut (n-hexan dan etil asetat) berupa diameter zona hambat. Fraksi etil asetat dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% merupakan fraksi yang paling efektif dengan diameter rata-rata sebesar 14,7±6,33; 16,4±1,55; dan 18,7±4,14. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah fraksi etil asetat daun pepaya konsentrasi 15% adalah fraksi yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Uji stabilitas fisik serum anti-aging ekstrak etil asetat daun cempedak (Arthocarpus champeden Spreng.) Salsabyla Asky; Benazir Evita Rukaya; Faizal Mustamin
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.118 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.37

Abstract

Salah satu kosmetik popular yang dianggap efektif dalam mengatasi penuaan kulit adalah serum anti-aging dengan kandungan antioksidan kuat. Antioksidan alami sebagian besar diperoleh dari tanaman salah satunya berasal dari daun cempedak (Arthocarpus champeden Spreng.). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi stabilitas fisik formula serum ekstrak etil asetat daun campedak (EEADC) menggunakan hasil penelitian sebelumnya. Formulasi serum dengan konsentrasi zat aktif sebesar 0,05% yang telah dibuat, dievaluasi stabilitas fisiknya selama masa penyimpanan hari ke-0, 2, 4 dan 7, yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan viskositas, kemudian dilakukan analisis data. Hasil dari evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa serum EEADC memenuhi kriteria standar untuk evaluasi organoleptik, homogenitas dan pH. Namun, pada evaluasi daya sebar dan viskositas sebaliknya (tidak memenuhi kriteria standar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan evaluasi dan optimasi formula serum EEADC.
Uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun cempedak (Artocarpus champaden Spreng.) Nadillah; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.761 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.40

Abstract

Antioksidan berperan sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas. Salah satu antioksidan yang terdapat pada tanaman adalah flavonoid, dimana senyawa tersebut merupakan kandungan terbesar dalam tanaman cempedak (Artocarpus champaden Spreng.). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun cempedak (EEDC) berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, dimana terdapat 5 variasi konsentrasi ekstrak dan baku pembanding kuersetin yang digunakan. Berdasarkan uji tersebut maka diperoleh nilai IC50 EEDC sebesar 213,721 ppm. Kesimpulan penelitian ini adalah EEDC memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk adalam kategori sedang.