Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DIVERSITY AND COMMUNITY STRUCTURE OF BUTTERFLIES (SUPERFAMILY: PAPILIONOIDEA) AT THE SELOGIRI WATERFALL AREA BANYUWANGI REGENCY EAST JAVA Siti Zulaikha; Nur Qomariyah Pratiwi; Amalya Mira Syarif; Saiful Bahri
BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan Vol 10, No 1 (2022): JURNAL BIOTIK
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/biotik.v10i1.10645

Abstract

Air Terjun Selogiri merupakan kawasan wisata alam yang jauh dari pusat kota Banyuwangi dan memiliki tingkat pencemaran lingkungan yang rendah. Hal ini menjadikan Air Terjun Selogiri sebagai surga potensial bagi kelangsungan hidup berbagai jenis serangga, terutama kupu-kupu. Keanekaragaman, keberadaan dan penyebaran berbagai jenis kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tipe habitat, kondisi tajuk, keanekaragaman vegetasi, dan abiotik. Penelitian ini menggunakan survei perjumpaan visual dengan mengambil jalan setapak di air terjun gorong-gorong. Studi menunjukkan bahwa 24 spesies berasal dari 4 Famili dengan 246 individu. Nilai indeks keanekaragaman spesies di lokasi H' =2,6. Struktur komunitas di Air Terjun Selogiri memiliki perbedaan jumlah spesies dan individu pada tajuk tidak sebanyak 185 individu, sedangkan pada tajuk 61 individu.
KEANEKARAGAMAN BELALANG (ORTHOPTERA : CAELIFERA) PADA AREA PERSAWAHAN DI DESA SEKETI, KECAMATAN MOJOAGUNG, KABUPATEN JOMBANG Nur Qomariyah Pratiwi; Saiful Bahri; Saiku Rokhim; Ita Ainun Jariyah; Esti Tyastirin
BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7 No 3 (2022): BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbe.v7i3.2920

Abstract

Rice field ecosystem is an artificial ecosystem that is used in agriculture. Rice fields in Seketi Village have vegetation types of corn, sugar cane, and rice, so that it will affect of grasshopper diversity in each vegetation. The purpose of this study was to determine the diversity of grasshoppers (Caelifera) and to determine the effect of vegetation on the diversity of grasshoppers in the rice fields of Seketi Village. The method used is purposive sampling and direct capture, namely research by making 5 plots measuring 5m x 5m with different types of plant vegetation (paddy, corn, sugar cane) catching with Sweep Net (insect nets). The results showed that there were species of Phlaeoba antennata, Phlaeoba fomusa, Oxya chinensis, Valanga nigricornis, Caryanda spuria, Atractomorpha crenulata, and Tettigidea sp. with a total of 152 individuals from 3 families. The diversity index value shows that plot 4 (maize plants) has the highest H' = 1.58 with 6 species of grasshoppers found and plot 1 (cane plants) has the lowest diversity index value of H = 1.09. Based on the differences in the value of grasshopper diversity in each plot caused by different types of vegetation, habitat conditions, and abiotic factors.
Pengendalian Hama Bemisia tabaci pada Tanaman Melon Varietas Golden Langkawi melalui Modifikasi Warna dan Ketinggian Perangkap Nurriza Dwi Dellita Sari; Saiful Bahri; Eko Teguh Pribadi; Abdul Manan; Atiqoh Zummah
SPIZAETUS: JURNAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI Vol 5, No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.379

Abstract

Buah melon (Cucumis melo L.) kaya nutrisi, namun produksinya rentan terhadap serangan hama seperti kutu kebul. Penggunaan perangkap likat menjadi solusi alternatif untuk mengendalikan hama tersebut tanpa terlalu mengandalkan insektisida sintetik. Penelitian ini secara mendalam mengevaluasi tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama kutu kebul (Bemisia tabaci) terhadap tanaman melon, sekaligus menguji efektivitas perangkap lengket dengan memvariasikan warna (hijau, kuning, coklat, putih) dan tinggi (antara 50 hingga 200 cm). Eksperimen dilakukan di dalam rumah kaca dengan menerapkan Rancangan Acak Lengkap faktorial karena kondisi lingkungan yang tidak seragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkap lengket berwarna kuning mampu secara efisien mengurangi populasi kutu kebul hingga mencapai 6.307 individu. Meskipun demikian, penyesuaian tinggi perangkap tidak memberikan pengaruh signifikan (Sig=0,061) terhadap pengurangan populasi kutu kebul, namun tinggi perangkap ternyata dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman. Meskipun perangkap kuning terbukti efektif dalam lingkungan yang seragam, analisis Two-Way ANOVA mengungkap nilai Signifikansi yang menunjukkan hasil yang lebih kompleks. Variabel abiotik seperti iklim, cahaya, dan kelembapan ternyata memegang peran penting dalam memengaruhi efikasi perangkap. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang strategi pemilihan perangkap lengket untuk mengendalikan populasi kutu kebul pada tanaman melon, sambil menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor lingkungan dalam pengembangan strategi pengendalian hama yang efektif.