Sate bandeng merupakan kuliner khas dari Provinsi Banten yang mudah mengalami kemunduran mutu. Sate bandeng hanya dapat bertahan sekitar 2 hari pada suhu ruang dan 6 hari pada suhu dingin. Umur simpan yang terbatas ini dipengaruhi oleh kandungan gizinya yang tinggi dan pengaruh lingkungan. Sehingga penting untuk menambahkan bahan pengawet seperti karboksimetil kitosan (KMK) untuk memperpanjang masa simpannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi KMK yang paling efektif terhadap sifat antibakteri sate bandeng terhadap bakteri Escherichia coli selama penyimpanan suhu dingin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) yang terdiri dari dua faktor dan dua ulangan. Faktor pertama terdiri dari empat tingkat konsentrasi KMK, yaitu 0%, 3%, 4%, dan 5%. Faktor kedua meliputi enam taraf lama penyimpanan, yaitu hari ke-0, 3, 6, 9, 12, dan 15. Parameter yang diuji adalah aktivitas antibakteri Escherichia coli. Sate bandeng yang digunakan dalam penelitian ini tidak mencakup seluruh sate bandeng di Provinsi Banten. Hanya dari salah satu UMKM dengan sanitasi yang tidak sesuai SOP.Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan secara deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan karboksimetil kitosan (KMK) memiliki pengaruh terhadap aktivitas antibakteri sate bandeng. Konsentrasi terbaik KMK adalah 5% dan efektif dalam membunuh E. coli.