Erna Wati Ibnu Hajar
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROSES PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN SABUN PADAT Erna Wati Ibnu Hajar; Auxilia Febri Wirasny Purba; Putri Handayani; Mardiah Mardiah
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 2 DESEMBER 2016
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1181.589 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i2.803

Abstract

Minyak goreng pada umumnya digunakan untuk memasak dan biasanya bisa digunakan hingga 3-4 kali penggorengan. Minyak goreng yang telah dipakai (minyak jelantah) akan menjadi barang buangan atau limbah dari rumah tangga dan pabrik industri penggorengan, jika tidak didaur ulang akan menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan proses pemurnian yang selanjutnya dapat diolah menjadi bahan baku industri non pangan seperti sabun. Minyak jelantah mempunyai kandungan asam lemak bebas (ALB) yang cukup tinggi. Prosess pemurnian minyak jelantah dapat dilakukan dengan menggunakan ampas tebu sebagai adsorben untuk menurunkan kadar ALB pada minyak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun padat dari minyak jelantah yang berasal dari buah kelapa dan jagung.Kemudian hasil dari penelitian ini dibandingkan dengan standar SNI. Pengamatan dilakukan atas parameter yang meliputi: kadar air pada minyak, kadar asam lemak bebas (ALB), berat sabun yang dihasilkan, kadar air pada sabun, derajat keasaman (pH), dan tinggi busa. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan sampel sabun padat yang diuji memenuhi standar SNI NO 06-3532-1994 yang telah ditetapkan. Namun,kadar air pada sabun padat masih kurang baik karena melebihi batas maksimal SNI.
PENURUNAN ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK GORENG BEKAS MENGGUNAKAN AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN SABUN Erna Wati Ibnu Hajar; Sirril Mufidah
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 1 JUNI 2016
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.646 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i2.656

Abstract

Minyak goreng adalah bahan pangan yang digunakan untuk kebutuhandalam skala rumah tangga maupun skala industri atau pabrik.Hal ini mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat.Dengan meningkatnya konsumsi minyak goreng tersebut akan menjadi minyak goreng bekas yang jika tidak di daur ulang akan menjadi limbah yang mencemari lingkungan.Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan proses pemurnian yang selanjutnya dapat diolah menjadi bahan baku industri non pangan seperti sabun.Minyak jelantah mempunyai kandungan asam lemak bebas (ALB) yang cukup tinggi.Penurunan angka asam pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan ampas tebu sebagai adsorben.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman ampas tebu terhadap angka asam lemak bebas dan kadar air pada minyak goreng bekas. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui konsentrasi NaOH terhadap sabun yang dihasilkan, kadar air, pH dan tinggi busa pada sabun.Bahan baku untuk membuat sabun dalam penelitian ini yaitu menggunakan minyak goreng yang berasal dari minyak sawit.Asam lemak bebas pada minyak goreng bekas sebelum perendaman sebesar 0,30%, kemudian setelah dilakukan perendaman selama 24, 48 dan 72 jam masing-masing adalah 0.25%, 0.20% dan 0.15%.Kadar air pada minyak sebelum perendaman yaitu 0.51% dan terjadi penurunan kadar air setelah waktu perendaman 24, 48 dan 72 jam yaitu masing-masing 0.27%, 0.32% dan 0.30%.Berat sabun yang terkecil 43.57 gram yaitu pada waktu perendaman selama 24 jam dengan penambahan NaOH 10%, sedangkan berat sabun yang terbesar 63.20 gram yaitu pada waktu perendaman selama 72 jam dengan penambahan NaOH 30%.Derajat keasamam (pH) pada sabun berkisar antara 8.9 – 11.8, sedangkan tinggi busa sabun yang dihasilkan berkisar antara 4.9 – 9.9 cm.
PROSES HIDROLISI MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM PADA KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI SUMBER GLUKOSA Erna Wati Ibnu Hajar; Tirta Agung Ungsiono; Sugeng Utomo; Bayu Setiawan
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 1 JUNI 2016
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.68 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i2.657

Abstract

Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang dapat menimbulkan dampak baru, yaitu jumlahnya yang cukup banyak. Kulit pisang mengandung komponen yang bernilai tinggi, seperti karbohidrat, vitamin C, kalsium dan nutrien lainnya. Oleh karena itu, limbah kulit pisang sangat berpotensi untuk digunakan sebagai sumber Glukosa. Glukosa merupakan bahan utama dalam proses pembuatan bioethanol. Bioetanol merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang sekarang perannya sangan penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu hidrolisis dan massa katalis terhadap kadar glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis pada kulit pisang kepok sebagai sumber glukosa. Ada empat tahapan yang dilakukan, diantaranya pembuatan tepung kulit pisang kapok, pembuatan katalis zeolit alam teraktivasi, proses hidrolisis dan uji kandungan glukosa. Proses hidrolisis pada kulit pisang kapok menggunakan katalis zeolit alam teraktivasi yang dipanaskan di atas pemanas dengan menvariasiakan massa katalis yaitu 0, 2, 4, 6 dan 8 gram dan waktu hidrolisis yaitu 2, 4 dan 6 jam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa waktu hidrolisis dan massa katalis berpengaruh terhadap kadar glukosa yang dihasilkan. Semakin lama waktu hidrolisis maka menghasilkan kadar glukosa yang semakin besar. Begitu juga dengan pengaruh massa katalis, semakin besar massa katalis maka menghasilkan kadar glukosa yang semakin besar. Hasil menunjukan bahwa proses hidrolisis pada kulit pisang kepok dengan massa katalis 8 gram dan waktu hidrolisis selama 6 jam menghasilkan kadar glukosa tertinggi, yaitu 51,3 mg/ml dengan presentase yield 10.26%.