Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket (penampilan dan kemasan yang menarik) yang dapat digunakan untuk keperluan energi alterntif sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah dan gas elpiji. Penelitian ini menggunakan tiga jenis perekat yaitu tepung tapioka, sagu, dan arpus. Perekat berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku cangkang kelapa sawit dengan perbandingan perekat dan air 1:1 untuk tepung tapioka dan sagu, sedangkan perekat arpus dilakukan peroses pemanasan sampai mencair. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh penggunaan jenis perekat pada briket cangkang kelapa sawit terhadap standar kualitas briket, mengetahui pengaruh penggunaan jenis perekat pada briket cangkang kelapa sawit terhadap waktu bakar yang meliputi nilai kalor, kadar air, dan kadar abu. Metode penelitian yang dilakukan yaitu ekperimen dengan variabel cangkang kelapa sawit 100 gram dan 12% perekat yang digunakan. Proses pengambilan data yaitu kadar air dan waktu bakar dilakukan 3 kali pengulangan, nilai kalor dan kadar abu dilakukan 1 kali pengulangan. Hasil pengolahan data didapatkan nilai kalor pada perekat tapioka 6328 kkal/kg, sagu aren 6330 kkal/kg, dan arpus 6366 kkal/kg, kadar air pada perekat tapioka 6,0 %, sagu aren 6,7 %, dan arpus 5,5%, kadar abu perekat tapioka 7,70 %, sagu aren 6,74%, dan arpus 7,11%, dan waktu bakar pada perekat tapioka 78 menit, sagu 74 menit, dan arpus 92,3 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis perekat pada briket mempengaruhi standar kualitas briket dan waktu bakar. Semakin rendah kadar air dan kadar abu maka waktu bakar akan semakin lama, semakin besar nilai kalor maka waktu bakar akan semakin lama. Dari hasil analisa yang dilakukan bahwa jenis perekat terbaik adalah perekat arpus.