Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBERIAN STIMULAN PADA BIDANG SADAP DALAM MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KUALITAS LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis (Muell. Arg.) Hayata Hayata; Yulistiati Nengsih; Rahmanto Wibowo
Jurnal Media Pertanian Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.705 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v4i1.79

Abstract

Production increasing of latex on rubber plants can be increased by using a stimulants. One of it  is Vicar 10 SL. The purpose of this study was to find out the effect of Vicar 10 SL on the production and quality of latex. This research was carried out in the Kasang Parit Village, Sekernan District, Muaro Jambi Regency, and the Goods Quality Control and Certification Center on Industry and trade department   in Jambi Province. The study was conducted in July to August 2017. The design used was a completely randomized design with one treatment factor as the Vicar 10 SL application with four levels of treatment, namely; Without treatment (V0/control), 1 ml/Tree (V1), 2 ml/tree (V2), 3 ml/tree (V3). There were 4 times  repeatation on each treatment. Using  fingers, a Vicar 10 SL solution was applied to the tapping groove which was adjusted to the treatment, and allowed to keep it 24 hours. Tapping is done in the next morning, by following the grooves and be stored in a cup and left until the latex stoped dripping. Vicar was given once a week during 30 days. Tapping was done 3 times a week. The variables observed were latex production (gram/tree/day), dry rubber content (%), latex ash content (%), and latex dirt content (%). Vicar giving 10 SL in the tapping site with a dose of 2 ml / tree gave the highest yield of latex production (93.38 grams / tree / day) and dry rubber content (75.50%) and was significantly different compared to the other treatments. Vicar giving 10 SL in tapping site had no significant effect on latex dirt content and latex ash contentKeywords: Latex, stimulant, product and quality Abstrak Peningkatan produksi lateks pada tanaman karet dapat ditingkatkan dengan menggunakan stimulan. Salah satu pemakaian yang digunakan adalah Vikar 10 SL. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui penggunaan stimulan pada bidang sadap dalam mempengaruhi produksi dan kualitas lateks. Penelitian ini dilakukan di Desa kasang Parit Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, dan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Disperindag Propinsi Jambi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2017. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan pemberian stimulan (Vikar 10 SL) dengan empat taraf perlakuan  yaitu; Tanpa perlakuan (V0/kontrol),  1 ml/ Pohon (V1),  2 ml/pohon (V2), 3 ml/pohon  (V3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Dengan menggunakan jari dioleskan larutan Vikar 10 SL pada alur sadap  yang disesuaikan dengan perlakuan, dan didiamkan selama 24 jam. Penyadapan dilakukan pada pagi hari esoknya, dengan mengikuti alur torehan dan ditampung dalam cawan dan dibiarkan sampai lateks berhenti menetes. Pemberian Vikar dilakukan sekali 7 hari selama 30 hari. Penyadapan dilakukan  3 kali dalam seminggu. Peubah yang diamati adalah produksi lateks (gram/pohon/hari)), kadar karet kering (%), kadar abu lateks (%), kadar kotoran lateks (%). Pemberian stimulan (Vikar 10 SL) pada bidang sadap dengan dosis 2 ml/pohon memberikan hasil yang tertinggi terhadap produksi lateks 93,38 gram/pohon/hari dan kadar karet kering 75,50 % dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian stimulan (Vikar 10 SL) pada bidang sadap berpengaruh tidak nyata terhadap kotoran lateks dan kadar abu lateksKata kunci :Lateks, stimulan, produksi dan kualitas
ARAHAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA JUNGKAT BEACH, DESA JUNGKAT, KECAMATAN SIANTAN, KABUPATEN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT RAHMANTO WIBOWO
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.9102

Abstract

ABSTRAK   Jungkat Beach adalah salah satu jenis wisata pantai yang terletak di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak yang telah beroperasi dari tahun 2007 hingga sekarang. Pada kawasan wisata Jungkat Beach terdapat berbagai masalah yang timbul akibat infrastruktur lingkungan yang kurang baik yang dapat mengganggu keberlangsungan kegiatan wisata dan lingkungan, sehingga diperlukannya perencanaan infrastruktur lingkungan di kawasan wisata Jungkat Beach. Penelitian ini menggabungkan konsep perencanaan berkelanjutan untuk empat infrastruktur lingkungan yang diaplikasikan dalam kawasan komersil yaitu kawasan wisata. Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat arahan perencanaan infrastruktur lingkungan di kawasan wisata Jungkat Beach, yang meliputi (a) Infrastruktur Air Bersih, (b) Infrastruktur Air Limbah, (c) Infrastruktur Persampahan, (d) Infrastruktur Drainase.   Penelitian ini menggunakan metode analisa yang umum digunakan dalam merencanakan infrastruktur di suatu kawasan. Luaran yang dihasilkan berupa data perhitungan dan gambar desain. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu AutoCAD 2010, EPANET ver 2.0, dan GPS. Kesimpulan yang dihasilkan yaitu: (a) Air bersih bersumber dari air permukaan yaitu kolam. Kebutuhan air bersih kawasan adalah 69.941 liter/hari. Dialirkan menggunakan bantuan pompa dengan head 9 meter dan debit 100 l/m untuk mengaliri air ke semua fasilitas. Pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air ke fasilitas penginapan adalah PVC 1,5 inch, fasilitas restoran adalah PVC 2 inch, dan fasilitas kantin adalah PVC 1 inch. Diameter pipa transmisi adalah pipa PVC 2,5 inch. (b) Air limbah yang disalurkan berasal dari kegiatan domestik. Debit rencana air limbah adalah 60.162 liter/hari. Air limbah dialirkan menggunakan sistem gravitasi. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC 1,5 inch untuk jaringan S1, pipa PVC 2 inch untuk jaringan S2, pipa PVC 1 inch untuk jaringan S3, pipa PVC 2,5 inch untuk jaringan S4, pipa PVC 3 inch untuk jaringan S5. (c) Timbulan sampah pada tahun 2023 adalah 1,23 m3/hari. Bahan yang digunakan untuk wadah komunal dan TPS adalah HDPE. Jumlah wadah komunal di sekitar lokasi wisata 12 unit ukuran 60 liter, kantin 8 unit ukuran 50 liter, restoran 6 unit ukuran 60 liter dan hotel 4 unit ukuran 25 liter. Jumlah wadah pada TPS sebanyak 2 unit ukuran 700 liter. Sampah organik yang dihasilkan dibuat pupuk kompos dan sampah anorganik dijual ke pengumpul atau pengrajin barang bekas. (d) Infrastruktur drainase yang direncanakan menggunakan saluran terbuka berbentuk segiempat di alirkan secara gravitasi. Pada bagian atas saluran diberi Gratting Stell. Dimensi saluran pada daerah I (tersier) memiliki h = 0,40 m dan b = 0,64 m, daerah II (tersier) memiliki h = 0,34 m dan b = 0,54 m, daerah III (sekunder) memiliki h = 0,55 m dan b = 0,88 m, sedangkan daerah IV (primer) memiliki h = 0,62 m dan b = 0,99 m.   Kata Kunci: Infrastruktur Lingkungan, Infrastruktur Wisata, Wisata Pantai.