Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) DI PEMBIBITAN Yulistiati Nengsih
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 15, No 4 (2015): Desember
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.25 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v15i4.132

Abstract

Relying on amount  inorganic fertilizer in a last period on agricultural farming had given amount of disadvantage impacts for our environment and living thing. Organic farming system which is emphasis on a natural farming system that minimize  the inorganic fertilizer usenessis one of the way in order to against these impacts. Applying an organic fertilizer is a good way alternative to replace inorganic fertilizer. This research had been held on March to September 2015 in Arang-arang Village, KumpehUlu Sub-district, Muaro Jambi District .The completely randomized factorial design was used with two kinds of treatment. The first treatment was two kinds of growing media (M1: Soil+compost TKKS (2:1) and M2: Soil+compost TKKS (1:2)). While the second treatment was  four different levels of inorganic fertilizer e.g. NPK (Po: control; P1: 7,5 g; P2: 15 g and P3: 22,5 g). There are eight kind combinations between the two treatment above e.g. M1Po, M1P1, M1P2, M1P3, M2Po, M2P1, M2P2, and M2P3. There are there time repetitions on each combination, so it had 24 block combinations. Beside there are there plants in each block,  then    it had been took two plants from each block as a sample.The result of this research showed that  the combinations between growing media  and inorganic fertilizer (NPK) had significant interaction on  Plant height of oil palm plant. However NPK as an individual application showed no significant effect on it plant height. Keywords: Growing media, NPK fertilizer, TKKS
PERANAN SLURRY TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BIBIT KAKAO (Theobroma cacao. L) SAAT PINDAH TANAM KE POLIBAG Yulistiati Nengsih
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 13, No 4 (2013): November
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.419 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v13i4.327

Abstract

Transplanting cocoa seedlings susceptible to deactivation system is a fast and inexpensive way. However, these systems are vulnerable to the decline in seedling resistance due to stress. Slurry application is an alternative to overcome the stress of cocoa seedlings when transplanting. Experiments have been carried out in the Balai Benih Induk Hortikultura, Muaro Jambi in November 2012 until January 2013. Experiment using a completely randomized design with a treatment composition of slurry (a mixture of soil and water) with the following composition: S0: Without Slurry, S1: Soil Slurry Composition 1 kg + 250 cc water, S2: Soil Slurry Composition 1 kg + 500 cc water, S3 : Soil Slurry Composition 1 kg + 750 cc Water, S4: Soil Slurry Composition 1 kg + 1000 cc Water and S5: Soil Slurry Composition 1 kg + Water 1250 cc. Each treatment was repeated three times. The experimental results showed that the composition of the soil slurry composition with 1 kg + 500 cc water (S2) can reduce the mortality rate of cocoa seedlings when transplanting from the nursery to polybag. But do not differ statistically significantly with other treatments because it is thought to value coefficient variation (CV) is high.Keywords: Water stress, seedling vigor, and cacao
PENGGUNAAN OSMOTIKUM DALAM MENUNDA KERUSAKAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao. L) Yulistiati Nengsih
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 14, No 3 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.264 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v14i3.265

Abstract

Cacao seeds are recalcitrant seeds quickly lose its growing when not immediately dikecambahkan after the last of the parent plant. Cocoa seeds can not be dried below the critical water and not tolerant of low temperatures. Shipping cocoa seeds for long distances requires packaging and storage of seeds baikuntuk maintain its growth or seed viability remains high until the time comes for planting.This research has been carried out in the Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Batanghari Basics about 3 months from February 2014 until June 2014.This study used a completely randomized design environment consisting of a single factor, with the provision of treatment osmoticum PEG-6000 in the cocoa seeds are packaged in HDPE plastic ventilated 10%, with the level of brand osmoticum PEG-6000 as follows: P0 Without osmoticum packed in ventilated plastic 10 %, P1, osmoticum concentration of 15% in ventilated plastic containers in 10%, 30% P2 osmoticum concentration in ventilated plastic containers in 10%, 45% P3 osmoticum concentration in ventilated plastic containers in 10%.Treatment osmoticum PEG-6000 with 45% concentration can inhibit seed germination until day 21 of 9.67 and viability of seeds stored and vigornya still in good condition. Osmoticum PEG-6000 treatment with several concentrations of the cocoa seed parameters significantly affect the percentage of seed germination and the percentage of moldy seed in storage, but no real effect on germination percentage, vigor index and germination rate after storage.Keyword:  Osmotikum, rekalsitran, cocoa
PEMANFAATAN SERASAH KEDELAI SEBAGAI BAHAN KOMPOS Rudi Hartawan; Yulistiati Nengsih; Edy Marwan
Jurnal Vokasi Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.94 KB) | DOI: 10.30811/vokasi.v1i2.681

Abstract

Hasil sampingan dalam produksi benih kedelai adalah serasah. Pembuatan kompos dari serasah diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Percobaan bertujuan untuk mendapatkan kompos dengan kualitas terbaik pada berbagai lama pengomposan dan dosis starter. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari Januari sampai dengan Maret 2017. Kegiatan lapangan dilaksanakan di Kebun Penelitian Balai Benih Induk Sebapo di Jambi. Bahan yang digunakan adalah serasah batang dan polong dari kegiatan produksi benih. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah starter dan pupuk kandang (kotoran ayam) yang siap pakai. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah split plot dengan tiga ulangan. Rancangan perlakuan adalah lama pengomposan dan dosis starter. Petak utama adalah dosis starter (E, ml 10 kg Serasah-1) yaitu P1 = 150, P2 = 300, dan P3 = 450. Anak petak adalah lama pengomposan (H, hari) yaitu H1 = 30, H2 = 60 dan H3 = 90. Pengomposan dilakukan dengan metode wind row sistem yang dilakukan sebagai berikut: Serasah disusun dan pada bagian atas disusun kotoran ayam. Lapisan ini dibuat berulang. Tinggi tumpukan 0,75 m dan lebar tumpukan 2 m. Tumpakan bahan ditutup dengan plastik. Pengadukan dilakukan secara berkala setiap 15 hari. Lama pengomposan disesuaikan dengan perlakuan. Peubah yang diamati adalah pH, rasio C/N, kandungan nitrogen, posfor, kalium dan kadar air. Hasil percobaan menunjukkan bahwa serasah dari produksi kedelai dapat dijadikan kompos dengan kualitas yang memenuhi Standar SNI pupuk organik No. 19-7030-2004. Kualitas terbaik didapat dari perlakuan 450 mL EM4 per 10 kg serasah dengan lama pengomposan 60 hari.Kata kunci : nir sampah, kompos, serasah kedelai
KERAGAMAN JENIS SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT SISTEM PENANAMAN SISIPAN DAN TUMBANG TOTAL DI DESA PANCA MULIA KECAMATAN SUNGAI BAHAR TENGAH KABUPATEN MUARO JAMBI Hayata Hayata; Yulistiati Nengsih; Holil Aswan Harahap
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.225 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i1.47

Abstract

Upaya percepatan pengembangan perkebunan sawit rakyat salah satunya adalah peremajaan pada tanaman yang sudah tua, yang dilakukan melalui dua sistem  yaitu sistem penanaman sisipan dan sistem penanaman tumbang total. Pola pertanaman ini membentuk ekosistem yang berbeda dan akan mempengaruhi keberadaan serangga hama. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2017  di areal penanaman sisipan dan tumbang total kelapa sawit masing-masing seluas 1 ha, di Desa Panca Mulya Kecamatan Sungai Bahar Tengah Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Metode penelitian menggunakan pendekatan observasi dengan pengamatan secara langsung di lapangan. Lokasi pengambilan sampel ditentukan menggunakan metode sampling acak terpilih. Jumlah dan keragaman jenis serangga yang tertangkap pada sistem penanaman tumbang total ditemukan 11 Spesies dengan jumlah 128 ekor, yang paling banyak kupu kupu coklat 56 ekor, dan yang paling sedikit laba laba 3 ekor. Pada Penanaman sisipan ditemukan 8 spesies dengan jumlah 24 ekor, yang paling banyak jangkrik 14 ekor, paling sedikit lipas 1 ekor. Serangga yang berada pada kebun sawit yang diremajakan melalui sistem  tumbang total lebih beragam dibandingkan dengan kebun sawit yang diremajakan melalui sistem sisipan.Kata kunci : Keragaman serangga, tumbang total, sisipan
PENGGUNAAN LARUTAN KIMIA DALAM PEMATAHAN DORMANSI BENIH KOPI LIBERIKA Yulistiati Nengsih
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.882 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.39

Abstract

In fact, coffee cultivation should be met one of the constraints as seeds dormancy due to the harsh skin condition of the seed so that water and needed in the germination process  can not get into the seed. To soften the hard skin of coffee beans can be done with an easy and effective way by soaking the seeds in the solution. This study aims to find out which solution is appropriate in breaking dormancy and increasing the viability and vigor of liberative coffee seed. The experiment was conducted by soaking the coffee seeds using KNO3 solution at 0,5% concentration and soaking in water treatment (H2O) for 24 hours. Soaking the coffee seeds in H2SO4 solution with 20% concentration for 30 minutes and soaking the coffee seeds in coconut water concentration 50% for 4 hours.Observed parameters: Potential Viability Parameters, Growth Rate Index, Sprout Height (cm), Dry Root Weight (mg), and Sprout Dry Weight (mg). To observe the observed treatment, all the final data from the observed results were analyzed variance, when different treatments were followed by the Duncan test. The results showed the use of chemical solutions KNO3 and H2SO4 able to show the viability of the seeds of good coffee liberika.Keywords: dormancy, germination process and growth rate indexDalam praktek pembudidayaan kopi dihadapkan pada kendala biji yang mengalami dormansi karena keadaan kulit biji yang keras sehingga air dan udara yang dibutuhkan dalam proses perkecambahan tidak dapat masuk ke dalam biji. Untuk melunakkan kulit biji kopi yang keras dapat dilakukan dengan cara  mudah dan effektif yaitu dengan melakukan perendaman benih dalam larutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui larutan mana yang tepat dalam mematahkan dormansi serta meningkatkan viabilitas dan vigor benih kopi liberika. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara merendam benih kopi menggunakan larutan KNO3 pada konsentrasi 0,5 % dan perlakuan perendaman dalam air biasa (H2O) selama 24 jam. Perendaman benih kopi dalam larutan H2SO4 dengan konsentrasi 20% selama 30 menit dan perendaman benih kopi dalam air kelapa konsentrasi 50% selama 4 jam. Peubah yang diamati :Parameter Viabilitas Potensial, Indeks Kecepatan Berkecambah, Tinggi Kecambah (cm), Berat Kering Akar (mg), dan Berat Kering Kecambah (mg). Untuk melihat perlakuan yang diamati, semua data akhir dari hasil pengamatan dianalisis ragam, bila terdapat perlakuan yang berbeda dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan larutan kimia KNO3 dan H2SO4 mampu menunjukkan viabilitas benih kopi liberika yang baik.Kata Kunci : dormansi, proses perkecambahan, dan daya kecambah
TEKNIK PENGEMASAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DALAM PENYIMPANAN Yulistiati Nengsih
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.455 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i2.69

Abstract

Cocoa seeds are included in recalcitrant seeds that have the characteristic of aging and regrowth of seeds during storage, viability of seeds decreases when their water content is decreased (12-31%) and can not stand to be stored at low temperature and humidity. For the provision of quality seeds need to be mastered technology seed storage properly. The aim of this research is to get the proper packing technique in maintaining viability of cocoa seed (Theobroma cacao L) during storage. The research will be conducted from Pebruari to Juni 2018, at Batanghari University Basic Laboratory. The design used is the Randomized Complete environment with the treatment of cardboard packaging with several ventilation holes: P0 = cardboard without ventilation, P1 = 2% ventilation box, P2 = 4% ventilation box, P3 = 6% ventilation box and P4 = cardboard box 8 %. The observed variables were: percentage of moisture content, percentage of seeds germinated in storage, percentage of sprout gain after storage, germination rate after storage, percentage of moldy seeds in storage and identification mushrooms. To see the effect, F test was done at 5% level, then continued with Duncan test at ? 5%. The result of the research showed that the treatment of the packing ventilation had an effect on the percentage parameter of moldy and germinated seed in storage and seed viability and vigor. In the treatment between ventilation, did not show any difference, but economically recommended the use of ventilation by 8%. Until storage on day 12 of the treatment of packaging vents can withstand the fungus attack 17.19% compared to control. The amount of ventilation does not show ability to withstand viability and vigor after storage. The fungus identified in seed storage is Fusarium spp. and Aspergillus sppKeywords: Recalcitrant, viability, moisture content of seedsAbstrakBenih kakao termasuk benih rekalsitran yang mempunyai sifat mengalami penuaan dan kemunduran benih selama penyimpanan, viabilitas benih menurun apabila diturunkan kadar airnya (12-31%) dan tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban rendah. Untuk pengadaan benih berkualitas perlu dikuasai teknologi penyimpanan benih secara tepat. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknik pengemasan yang tepat dalam mempertahankan viabilitas benih kakao (Theobroma cacao. L) selama penyimpanan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Juni 2018, di Laboratorium Dasar Universitas Batanghari. Rancangan yang digunakan adalah rancangan lingkungan Acak Lengkap dengan perlakuan kemasan kardus dengan beberapa lubang ventilasi yaitu : P0= kardus tanpa ventilasi, P1= kardus ventilasi 2%, P2= kardus ventilasi 4%, P3= kardus ventilasi 6 % dan P4= kardus ventilasi 8%. Peubah yang diamati adalah: Kadar air benih, persentase benih yang berkecambah dalam penyimpanan, persentase daya kecambah setelah penyimpanan, kecepatan berkecambah setelah penyimpanan, persentase benih berjamur dalam penyimpanan dan identifikasi jamur. Untuk melihat pengaruh perlakuan, dilakukan uji F pada taraf 5%, kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf ? 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ventilasi pengemasan berpengaruh terhadap peubah persentase benih berjamur dan berkecambah dalam penyimpanan serta viabilitas dan vigor benih. Pada perlakuan antar ventilasi, tidak menunjukkan adanya perbedaan, akan tetapi secara ekonomis dianjurkan penggunaan ventilasi sebesar 8%. Sampai penyimpanan pada hari ke-12 perlakuan ventilasi kemasan dapat menahan serangan jamur 17,19% dibandingkan kontrol. Jumlah ventilasi tidak menunjukkan mampu menahan viabilitas dan vigor setelah penyimpanan. Jamur yang teridentifikasi dalam penyimpanan benih adalah Fusarium spp. dan Aspergillus spp.Kata kunci : Rekalsitran, viabilitas, kadar air benih
PERTUMBUHAN BIBIT KOPI LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT PADA BERBAGAI MEDIA TANAM Yulistiati Nengsih; Yuza Defitri
Jurnal Media Pertanian Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.547 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v4i1.74

Abstract

Good planting media is a medium that is able to provider water and nutrients is sufficient quantities for plant growth. This can be found on soils with good air conditioning, has a solid aggregate, good water holding ability and room for sufficient rooting. Proper use of media will provide optimal growth for the plants. This study aims to determine the best planting medium to support the growth of coffe seedling Liberika Tungkal Komposit. The research was conducted in the experimental garden Pijoan, University Batanghari Jambi. From March to May 2017. The research design in this experiment was planting  medium with complete randomized environmental design (RAL). The treatment is : M0 = plant medium 100% peat soil, M1 = plant medium 100% ultisol soil, M2 = planting medium 50% untisol soil + 50% rice husk charcoal, M3 = planting medium 50% ultisol soil + 50% cocopeat, M4 = planting medium 50% ultisol soil + 50% river sand, M5 = planting medium 50% peat soil + 50% rice husk charcoal, M6 = planting medium 50% peat soil + 50% cocopeat, M7 = planting medium 50% peat soil + 50% river sand. Parameter observed were plant height, stem diameter, root length, crown dry weight, root dry weight, root canopy ratio, total dry weight, quality index, initial pH media and final pH media. The result showed that the ultisol 100% ultisol garden media gave the heighes seed growth value based on single parameter ie plant height, stem diameter, root lenght, crown dry weight, root dry weight, root canopy ratio, total dry weight, and initial media pH and treatment integrated quality index that indicates that the seed is most ready to be moved to the field.Keywords: nurseries, plantations, coffee AbstrakMedia tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup.Penggunaan media yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman. Percobaan bertujuan untuk mengetahui media tanam yang paling baik untuk menunjang pertumbuhan bibit kopi Liberika Tungkal Komposit. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Batanghari di Pijoan, Muaro Jambi. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2017. Percobaan menggunakan rancangan lingkungan acak lengkap dan rancangan perlakuan media tanam (M) sebagai berikut: M0 = 100% gambut, M1= 100% tanah jenis ultisol, M2= 50% tanah jenis ultisol + 50% arang sekam padi, M3= 50% tanah jenis ultisol + 50% cocopeat, M4 = 50% tanah jenis ultisol + 50% pasir sungai, M5= 50% tanah gambut + 50% arang sekam padi, M6= 50% tanah gambut + 50% cocopeat, M7= 50% tanah gambut + 50% pasir sungai. Parameter yang diamati adalah pH awal dan pH akhir media, tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, nisbah tajuk akar, bobot kering total dan indek kualitas. Hasil percobaan menunjukkan media tanam 100% tanah jenis ultisol  menghasilkan pertumbuhan bibit tertinggi berdasarkan parameter tunggal yaitu tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, nisbah tajuk akar, bobot kering total dan parameter terintegrasi yaitu indeks kualitas.Kata kunci:  pembibitan, perkebunan, kopi
SULUR PANJAT MERUPAKAN SUMBER STEK TERBAIK UNTUK PERBANYAKAN BIBIT LADA SECARA VEGETATIF Yulistiati Nengsih; Ridawati Marpaung; Alkori .
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.11 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i1.13

Abstract

AbstractThis research aims to get the best source of cuttings in the production of pepper seedlings. This research has been carried out in the Teluk Raya village of Kumpeh Ulu Subdistrict Muaro Jambi Regency. Research conducted for 3 months beginning in January to March 2015. Environmental complete random design was applied in the research.  The design of the treatment is the  different cuttings source, as follows: P1: a climbing vine cuttings, P2: fruit vine cuttings, P3:  hanging vine cuttings,  P4: ground vine cuttings. Each treatment was repeated four times. There are 10 pepper cuttings for each experiment unit, so that there are 160 uniform cuttings which needed in the research. It shold be taken 8 cuttings from the existing 10 cutting. The results of this research rejects the null hypothesis (H0) and receive alternative hypothesis (H1) that pepper seed growth was differ among the source of cuttings. The study also get that  climbing vine cuttings was have produce the best pepper germ and significantly differentl fruit vine cuttings, ground vine cuttings and hanging vine cuttings. The predicted superior of pepper cutting sourcing from climbing vine is the high carbohydrat and balance existing of endogen auxin and citokinin hormon, so that show balance of bud and root growth. Those growth both bud and root certaintly support the cutting growth. Keywords: plant reproduction, vegetative propagation, and hormones to grow AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sumber stek yang terbaik dalam produksi bibit lada. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Teluk Raya Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Januari sampai Maret 2015. Rancangan lingkungan yang digunakan penelitian ini adalah rancangan lingkungan acak lengkap. Rancangan perlakuan adalah sumber stek yang berbeda, sebagai berikut: P1 : Stek dari sumber sulur panjat, P2: Stek dari sumber sulur buah, P3: Stek dari sumber sulur gantung, P4: Stek dari sumber sulur tanah. Setiap perlakuan yang dicobakan diulang sebanyak 4 kali. Sedangkan setiap satu satuan percobaan terdiri 10 stek lada, berarti stek lada yang seragam yang dibutuhkan dalam percobaan ini berjumlah 160 setek. Dari 10 stek lada pada percobaan, dengan 8 sampel stek. Hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H0) dan menerima hipotesis 1 (H1) bahwa pertumbuhan bibit lada berbeda antar sumber stek. Penelitian ini juga mendapatkan bahwa stek sumber sulur panjat menghasilkan bibit lada terbaik dan berbeda nyata dibandingkan stek sumber sulur buah, sulur tanah dan sulur gantung. Dugaan yang mendukung kebaikan stek lada asal sulur panjat adalah kandungan karbohidrat yang tinggi dan adanya keseimbangan hormon endogen auksin dan sitokinin sehingga terjadi kesimbangan pertumbuhan tunas dan akar. Pertumbuhan tunas dan akar inilah yang memacu pertumbuhan stek lada. Kata Kunci : Perbanyakan tanaman, pembiakan vegetatif, dan hormon tumbuh
PEMBERIAN STIMULAN PADA BIDANG SADAP DALAM MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KUALITAS LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis (Muell. Arg.) Hayata Hayata; Yulistiati Nengsih; Rahmanto Wibowo
Jurnal Media Pertanian Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.705 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v4i1.79

Abstract

Production increasing of latex on rubber plants can be increased by using a stimulants. One of it  is Vicar 10 SL. The purpose of this study was to find out the effect of Vicar 10 SL on the production and quality of latex. This research was carried out in the Kasang Parit Village, Sekernan District, Muaro Jambi Regency, and the Goods Quality Control and Certification Center on Industry and trade department   in Jambi Province. The study was conducted in July to August 2017. The design used was a completely randomized design with one treatment factor as the Vicar 10 SL application with four levels of treatment, namely; Without treatment (V0/control), 1 ml/Tree (V1), 2 ml/tree (V2), 3 ml/tree (V3). There were 4 times  repeatation on each treatment. Using  fingers, a Vicar 10 SL solution was applied to the tapping groove which was adjusted to the treatment, and allowed to keep it 24 hours. Tapping is done in the next morning, by following the grooves and be stored in a cup and left until the latex stoped dripping. Vicar was given once a week during 30 days. Tapping was done 3 times a week. The variables observed were latex production (gram/tree/day), dry rubber content (%), latex ash content (%), and latex dirt content (%). Vicar giving 10 SL in the tapping site with a dose of 2 ml / tree gave the highest yield of latex production (93.38 grams / tree / day) and dry rubber content (75.50%) and was significantly different compared to the other treatments. Vicar giving 10 SL in tapping site had no significant effect on latex dirt content and latex ash contentKeywords: Latex, stimulant, product and quality Abstrak Peningkatan produksi lateks pada tanaman karet dapat ditingkatkan dengan menggunakan stimulan. Salah satu pemakaian yang digunakan adalah Vikar 10 SL. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui penggunaan stimulan pada bidang sadap dalam mempengaruhi produksi dan kualitas lateks. Penelitian ini dilakukan di Desa kasang Parit Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, dan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Disperindag Propinsi Jambi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2017. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan pemberian stimulan (Vikar 10 SL) dengan empat taraf perlakuan  yaitu; Tanpa perlakuan (V0/kontrol),  1 ml/ Pohon (V1),  2 ml/pohon (V2), 3 ml/pohon  (V3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Dengan menggunakan jari dioleskan larutan Vikar 10 SL pada alur sadap  yang disesuaikan dengan perlakuan, dan didiamkan selama 24 jam. Penyadapan dilakukan pada pagi hari esoknya, dengan mengikuti alur torehan dan ditampung dalam cawan dan dibiarkan sampai lateks berhenti menetes. Pemberian Vikar dilakukan sekali 7 hari selama 30 hari. Penyadapan dilakukan  3 kali dalam seminggu. Peubah yang diamati adalah produksi lateks (gram/pohon/hari)), kadar karet kering (%), kadar abu lateks (%), kadar kotoran lateks (%). Pemberian stimulan (Vikar 10 SL) pada bidang sadap dengan dosis 2 ml/pohon memberikan hasil yang tertinggi terhadap produksi lateks 93,38 gram/pohon/hari dan kadar karet kering 75,50 % dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian stimulan (Vikar 10 SL) pada bidang sadap berpengaruh tidak nyata terhadap kotoran lateks dan kadar abu lateksKata kunci :Lateks, stimulan, produksi dan kualitas