Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Karakteristik Seni Kerajinan Eceng Gondok Gorontalo I Wayan - Sudana; Isnawati Mohamad
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v15i1.3171

Abstract

Upaya pengembangan kerajinan eceng gondok di Gorontalo sebagai sektor unggulan harus dilandasi oleh karakteristik yang meliputi potensi dan permasalahan. Namun, data tentang karakteristik kerajinan belum tersedia secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk menggali unsur-unsur kerajinan eceng gondok Gorontalo untuk mengungkap potensi dan permasalahan yang ada. Penelitian menggunakan metode kualitatif model studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan studi pustaka. Data dianalisis secara interaktif melalui seleksi dan pengkodean, kategorisasi, penyajian data dan diskusi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerajinan eceng gondok Gorontalo memiliki karakteristik aspek: pengrajin, teknologi produksi, produk, dan distribusi yang mencerminkan potensi dan permasalahan yang ada. Karakteristik pengrajin adalah ahli dalam keterampilan produksi tetapi lemah dalam inovasi desain. Ciri khas teknologi produksi adalah potensi ketersediaan bahan baku dan cara kerja yang sistematis. Tetap saja, ini bermasalah dalam modernisasi peralatan produksi dan pembagian kerja. Karakteristik dari segi produk adalah potensinya dalam keragaman produk tetapi masalah dalam standarisasi ukuran dan ergonomis. Ciri-ciri dari aspek distribusi meliputi potensi dalam memasarkan produk dengan berbagai cara tetapi terdapat masalah dalam promosi dan peningkatan citra sosial produk. Temuan ini bisa dijadikan acuan untuk merumuskan konsep pengembangan kerajinan eceng gondok Gorontalo secara tepat atau sejenisnya. Characteristics of Gorontalo Water Hyacinth Craft Art  Abstract: Efforts to develop water hyacinth craft in Gorontalo as a leading sector must be based on characteristics that include potential and problems. However, data on the characteristics of crafts are not yet available comprehensively. This study aims to explore the characteristics of Gorontalo water hyacinth craft to uncover the potential and problems. The study used qualitative methods of case study models. The data were collected through observation, interviews, testing, and literature study. Data were analyzed interactively through selection and coding, categorization, data display and discussion, and conclusions. The results showed that Gorontalo water hyacinth craft has characteristics in aspects: crafters, production technology, products, and distribution that reflect the potential and problems. The characteristics of the crafters are experts in production skills but weak in design innovation. The characteristic of production technology is the potential in the availability of raw materials and systematic work methods. However, it is problematic in the modernization of production equipment and the division of labor. A characteristic in terms of products is its potential in product diversity but problems in standardizing size and ergonomics. The characteristics of the distribution aspect include the potential in marketing products in various ways but problems in the promotion and improvement of the social image of the product. This finding can be used as a reference to formulating the concept of developing Gorontalo water hyacinth craft appropriately or other similar crafts.
Konsep Pengembangan Seni Kerajinan Eceng Gondok Gorontalo I Wayan Sudana; Isnawati Mohamad
PANGGUNG Vol 31, No 2 (2021): Estetika Dalam Keberagaman Fungsi, Makna, dan Nilai Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.984 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i2.1577

Abstract

Seni kerajinan eceng gondok Gorontalo berpeluang besar untuk dikembangkan, tetapi upayaupayapengembangannya kurang berhasil maksimal karena dilakukan secara spekulatif tanpadidasari karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan merumuskan konsep pengembangan senikerajinan eceng gondok Gorontalo berdasarkan karakteristiknya. Penelitian menggunakanmetode kualitatif model studi kasus dengan grounded theory. Data dikumpulkan melaluiwawancara, observasi, pengujian, dan studi pustaka. Data dianalisis secara interaktif melalui:seleksi dan pengkodean, kategorisasi data, display data serta pembahasan, dan penarikankesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan, bahwa konsep pengembangan seni kerajinan ecenggondok Gorontalo berdasarkan karakteristiknya dilakukan melalui diversifikasi dan inovasiteknologi produksi, produk, dan distribusi, sesuai kemajuan teknologi dan dinamika pasar.Daya prediksi konsep tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan kausal dan peluangpenerapannya disajikan dalam bentuk langkah-langkah kerja sistematis. Konsep pengembangantersebut dapat digunakan sebagai penuntun dalam pengembangan seni kerajinan eceng gondokGorontalo di masa depan atau seni kerajinan lainnya yang sejenis.Kata Kunci: Kerajinan Eceng Gondok, Karakteristik, Konsep Pengembangan, Diversifikasi, Inovasi.
Pembentukan Desa Kreatif Rintisan Berbasis Seni Kerajinan Lokal I Wayan Sudana; Hasdiana Hasdiana; Isnawati Mohamad
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v11i3.14448

Abstract

The formation of creative villages is one of the instruments in improving the economy of rural communities in the creative economy sector. Creative villages can be formed in stages with a certain basis as superior according to the potential of the village. This activity aims to form a pioneering creative village based on local crafts as superior. The implementation of activities using participatory methods and workshops goes through: program socialization, formation of crafter groups, provision of knowledge related to crafts, manufacture of local crafts products, and planning follow-up activities. The results are: 1) increasing public interest in developing local crafts; 2) the formation of a crafter group in the village; 3) increasing community knowledge and skills in making local craft products according to village potential; 4) agreed on a program for continued activities in the development of local crafts in a sustainable manner. The results achieved are an indicator of the formation of a pioneering creative village based on crafts as a superior, which has the opportunity to improve the economy of rural communities in the creative economy sector.
Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo I Wayan Sudana; Isnawati Mohamad
PANGGUNG Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v33i1.2206

Abstract

Tiohu craft (Fimbristylis globulosa) in Gorontalo has the opportunity to be developed into a creative industry, but in fact the craft just can survive without having significant development. The lack of development on the craft is assumed due to a problem hindering, while its survivability up to now is expected due to the potential that support it. This study aims to analyze the potential and problems in the development of tiohu crafts in Gorontalo. This study employs a qualitative research method with a case study model. Data were collected through observation, interviews, and literature review. Data were analyzed interactively through data reduction, data display, and conclusions. The results showed that the Gorontalo tiohu craft has the potential to be developed but there are problems that hindering. These potentials and problems are revealed from the basic aspects of the craft, namely: the condition of craftspeople, production technology, product form and function, and distribution or marketing. These aspects are interrelated and have a direct influence on the sustainability and direction of its development, therefore it can be used as a basis in formulating strategies on developing Gorontalo tiohu craft in the future or other similar crafts
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SENI RUPA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF BAGI SISWA SLB NEGERI KOTA GORONTALO Megawaty Hinelo; Isnawati Mohamad; I Wayan Sudana
Jambura: Jurnal Seni dan Desain Vol 2, No 1 (2022): Maret
Publisher : Jambura: Jurnal Seni dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang media pembelajaran seni rupa berbasis multimedia interaktif bagi siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Gorontalo. Penelitian metode Research and Development (RD). Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, eksperimen, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif melalui: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa proses perancangan media pembelajaran seni rupa dilakukan melalui empat tahap yaitu: 1) analisis kebutuhan yaitu untuk memperoleh informasi tentang pentingnya media pembelajaran multimedia interaktif bagi siswa SLBN Kota Gorontalo dan informasi terkait materi-materi yang dibutuhkan siswa tunantera, tunarungu dan tunadaksa; 2) seleksi materi yaitu memilih materi-materi yang dibutuhkan untuk ditampilkan pada media pembelajaran multimedia interaktif, seperti: jenis font, warna, gambar, audio, dan video; 3) perancangan yaitu menyusun atau merancang materi yang sudah diseleksi sesuai kebutuhan melalui proses: a) menyusun lay out untuk tampilan visual desain media pembelajaran multimedia interaktif; b) merancang produk yaitu menyusun tampilan akhir dengan menggunakan aplikasi Articulate storyline 3, Photoshop CS5, Audacity; 4) evaluasi yaitu menguji media pembelajaran multimedia interaktif yang berhasil dirancang pada guru dan siswa SLBN Kota Gorontalo untuk mengetahui keefektifan penggunaanya dalam pembelajaran seni rupa. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa media pembelajaran seni rupa berbasis multimedia interaktif yang berhasil dirancang telah sesuai dengan kebutuhan siswa SLBN Kota Gorontalo, baik untuk siswa tunanetra, siswa tunarungu, maupun siswa tunadaksa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru di SLBN Kota Gorontalo untuk menggunakan media tersebut dalam pembelajaran seni rupa, guna mencapai hasil pembelajaran yang lebih maksimal. Kata Kunci : Media pembelajaran, Seni Rupa, Multimedia Interaktif, Sekolah Luar Biasa (SLB).
INOVASI PRODUK KERAJINAN ANYAMAN MENDONG MELALUI TEKNIK ECOPRINT PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI DESA BULOTALANGI TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Ismail Palilati; I Wayan Sudana; Isnawati Mohamad
Jambura: Jurnal Seni dan Desain Vol 2, No 2 (2022): September
Publisher : Jambura: Jurnal Seni dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan inovasi pada produk kerajinan anyaman mendong dan mendeskripsikan kualitas yang dihasilkan dari penerapan teknik ecoprint untuk produk kerajinan anyaman mendong pada kelompok pengrajin di Desa Bolotangi Timur Kabupaten Bone Bolango Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui, eksperimen, observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui, reduksi data, penyajian data serta pembahasan, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa inovasi pada produk kerajinan anyaman mendong dengan penerapan teknik ecoprint melalui proses mordanting tawas, mordanting kapur, dan tanpa mordanting, yang dilakukan dengan cara yang sama, ternyata menghasilkan kekuatan warna yang berbeda-beda. Mordanting tawas menghasilkan warna muda yang tampak cerah pada anyaman mendong. Mordanting kapur menghasilkan warna tua yang tampak lebih gelap pada anyaman mendong. Tanpa mordanting menghasilkan warna pudar yang tampak samar pada anyaman mendong. Masing-masing warna yang dihasilkan memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan mordanting tawas adalah warna alami anyaman tidak berubah, tetapi warna ecoprint yang dihasilkan agak pudar. Keunggulan mordanting kapur adalah warna yang dihasilkan tampak kuat dan menonjol tetapi warna anyaman mendong berubah dari warna alaminya. Keunggulan tanpa mordanting adalah warna dan kerapatan anyaman tidak berubah, tetapi warna ecoprint yang dihasilkan sangat pudar. Disimpulkan bahwa inovasi warna pada kerajinan anyaman mendong dapat dilakukan dengan teknik ecoprint, melalui mordanting tawas, mordanting kapur, dan tanpa mordanting, sesuai dengan intensitas atau kekuatan warna yang diinginkan. Kata Kunci: Inovasi, Kerajinan, Anyaman, Mendong, Ecoprint.
Pendidikan Seni Rupa sebagai Media Pembentuk Karakter Isnawati Mohamad; Sukma Nurilawati Botutihe
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh fenomena meningkatnya angka kekerasan yang dilakukan anak-anak dan remaja. Karakter anak Indonesia yang kian menyimpang tersebut menjadi perhatian khusus bagi pemerhati pendidikan. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pendidikan Seni Rupa sebagai media pembentuk karakter. Menggunakan metode kualitatif dengan sumber data sekunder seperti buku, jurnal, dan dokumen tekstual lainnya, selanjutnya dianalisis secara interaktif dengan langkah-langkah reduksi data, display data & kesimpulan. Dari hasil analisis diketahui bahwa pendidikan seni dapat berfungsi sebagai media pembentuk karakter. Salah satunya adalah bidang seni rupa melalui pembelajaran melukis. Keterlibatan anak-anak dalam kegiatan melukis ternyata berhasil membentuk karakter positif pada anak seperti: karakter bertanggung jawab, sadar akan hak dan kewajiban, mampu berempati, simpati dengan orang lain, bergaya hidup sehat, disiplin, mandiri, percaya diri, kerja keras, peduli terhadap lingkungan. Pembelajaran melukis juga berfungsi sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan (kognitif) anak. Karena, pada umumnya anak-anak tidak hanya sekedar melukis tetapi berinteraksi dengan lingkungannya, kemudian terjadi proses integrasi pengetahuan dalam pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak sebelumnya, hingga membentuk skema baru. Pada saat itulah anak telah memiliki pemahaman konkret terhadap objek yang dilukisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Seni Rupa melalui pembelajaran melukis dapat membentuk karakter positif pada anak.
Pelatihan Produksi Kerajinan Souvenir dari Kayu Lokal Berkualitas Rendah di Desa Huntu Selatan Kabupaten Bone Bolango: Training on Producing Souvenir Crafts Using Low Quality Local Wood in Huntu Selatan Village, Bone Bolango Regency I Wayan Sudana; Rahmatiah Rahmatiah; Isnawati Mohamad
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i2.5974

Abstract

Wood is one of Gorontalo's local natural resources needed for various uses. However, only a few of these types of wood are naturally high quality, while most are low quality and, therefore, need to be more utilized. This service activity aims to utilize these low-quality local wood in various souvenir products through collaboration with the local community as partners. Implementation of activities uses participatory methods in the form of practical training through the stages: socialization and knowledge provision, provision of tools and materials, production process training, and finishing process training. The results are increased knowledge and skills of partners in producing various souvenirs from low-quality local wood, success in providing adequate tools and raw materials (low-quality local wood) to support production performance, partners succeeded in producing ten types of souvenirs by applying various finishing patterns, according to the models offered with a similarity level of 90%. With these results, partners become more productive and able to produce regularly, and their business is believed to continue to develop sustainably. This way, various low-quality local wood types from Gorontalo can be utilized optimally.