Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ragam Pembuatan Olahan Bubuk Instan Temulawak Untuk Produk Herbal Desa Rossoan Mustakim Mustakim; Syamsinar Syamsinar; S Nuristiqamah; Reni Indra Safitri; Rusmita Ulok; Nurlinda Nurlinda; Nur Indah Sari; Rahmawati B; Zalrabiatul Mal Muria; Nur Halifah; Wardiyanto Wardiyanto; Pebriansa Pebriansa
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 3 No 1 (2021): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Temulawak (curcuma xanthorriza) atau biasa di sebut dengan koneng gede merupakan obat yang tergolong dalam suku temu-temuan yang memiliki bentuk seperti jahe namun temulawak ini berbentuk agak besar dibandingkan dengan jahe warna yang kekuning-kuningan. Sejak dulu sudah dikenal sebagai ramuan obat tradisonal oleh warga Desa Rossoan karena memiliki aroma yang khas dan warna yang kuning cerah membuat temulawak digemari banyak orang. Tanaman ini berasal dari indonesia kuhsusnya di pulau jawa dan kalimantan. Penyebarannya cukup luas hingga keluar Indonesia seperti Thailand dan Filipina dan dapat juga ditemui di Cina, India, dan Bardos. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daratan rendah sampai ketinggian 1.500 m diatas permukaan laut berhabitat berhutan tropis. Tanaman ini juga dapat tumbuh di tanah yang kering seperti d ipekarangan rumah. Tanaman ini termasuk dalam family zingiberanceae masih saudara dengan sejenis jahe,kencur,dll selama ini bagaian tanaman pada temulawak yang jamak digunakan adalah rimpang karna didalam rimpang pada temulawak banyak mengandung senyawa kimia yang aktif untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dari alasan inilah yang membuat kami bergerak untuk mengelolah temulawak menjadi bubuk instan. Temulawak ini kami kelola langsung di Desa Rossoan Kab. Enrekang dengan cara yang masih sederhana yaitu dengan cara dikeringkan selama 7 hari di bawah terik sinar matahari jika cuacanya panas. Setelah kering ditumbuk menggunakan alu dan lesung hingga menghasilakan bubuk yang halus. Dengan cara ini dapat mempermudah konsumen yang sering mengonsumsi temulawak yang sudah jadi bubuk dan bisa mempermudah kita untuk mengomsumsi dengan cara yang praktis. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan gambaran cara membuat temulawak dengan cara sederhana di Desa Rossoan
Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang Tua dan Hasil Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 82 Dante Koa Kabupaten Enrekang Rusmita Ulok; Dian Firdiani; Aminullah Aminullah
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah DasarĀ  Vol 2 No 2 (2021): Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/mgr.v2i2.2878

Abstract

Penelitian tentang Persepsi Siswa Terhadap Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Tinggi Sd Negeri 82 Dante Koa Kabupaten Enrekang bersifat Ex Post Facto sedangkan pendekatan yang yang digunakan adalah kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri 82 Dante Koa yang diambil sebanyak 25 orang dengan menggunakan teknik Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji korelasi didapatkan skor signifikansi 0,648 (> 0,05). Artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara pola asuh dan nilai hasil belajar siswa. Kemudian skor pearson correlation yang didapatkan yaitu sebesar 0,096 artinya korelasi yang terjadi antara pola asuh dan nilai tergolong sangat rendah. Tidak adanya hubungan signifikan antara pola asuh orang tua terhadapa hasil belajar siswa kelas tinggi di SDN 82 Dante Koa Enrekang karena para siswa memiliki kesadaran belajar yang tinggi serta lingkungan sekolah yang nyaman bagi siswa. Hasil yang didapatkan terdapat 52 % atau 13 siswa yang orang tua yang menerapkan pola asuh demokratif, 20 % atau 5 siswa yang orang tuanya menerapkan pola asuh otoriter, 28 % atau 7 siswa yang orang tuanya menerapkan pola asuh permisif. Kualitas dan intensitas kepengasuhan yang diberikan masing-masing orang tua kepada anak berbeda-beda Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 25 responden, sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka nyaman bertanya secara langsung dengan para guru wali kelas mengenai permasalahan mereka dalam bidang pelajaran dan sekolah dibandingkan harus merepotkan orang tua. Beberapa siswa juga berpendapat bahwa dorongan dari lingkungan serta cita-cita yang tinggi yang mendorong diri mereka untuk giat dan tekun dalam usaha meningkatkan hasil belajar. Hampir sebagian besar waktu siswa kelas tinggi di habiskan di lingkungan sekolah