Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

SEMIOTIKA UMPASA BAHASA BATAK TOBA: PENDEKATAN ROLAND BARTHES Putri Sion Sinaga; Bambang Djunaidi; Irma Diani
Jurnal Korpus Vol 5, No 1: APRIL 2021
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i1.12600

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna denotasi dan konotasi umpasa bahasa Batak Toba dengan menggunakan pendekatan Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berasal dari tiga sumber buku kumpulan umpasa dan adat Batak Toba. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik dokumentasi, sedangkan data dianalisis menggunakan pendekatan Roland Barthes. Berdasarkan hasil tabel klasifikasi penelitian dan pembahasan tentang makna denotasi dan konotasi, penulis menemukan dari 55 data umpasa, 46 di antaranya mengandung konotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umpasa dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya yaitu (1) pernikahan (2) kelahiran (3) kematian (4) memasuki rumah baru, dan (5) baptisan kudus yang terdiri dari makna denotasi dan konotasi. Tanda-tanda denotasi terletak di bagian sampiran yang menjadi petanda denotasi, sedangkan tanda konotasi terletak di bagian isi. Petanda denotasi dan petanda konotasi pada dua bagian tersebut menghasilkan hubungan semiotik yang menjadi sebuah pesan dalam setiap jenis umpasa. Tanda-tanda denotasi dan konotasi yang ditemukan pada; (1) umpasa pernikahan di antaranya berupa tumbuh-tumbuhan seperti andor halumpang dan padang togu, hewan seperti ular dari, sungai seperti sungai Sihoru-horu, bukit dan desa seperti Bukit Sitapongan dan tanda yang lainnya yang berhubungan dengan adat dan kehidupan masyarakat Batak Toba; (2) umpasa memasuki rumah baru di antaranya berupa tumbuh-tumbuhan seperti pakis dan andor, sungai seperti sungai Sihoru-horu, buah-buahan seperti buah labu; (3) umpasa kelahiran di antaranya berupa hewan seperti burung kutilang, tumbuhan seperti pohon beringin dan tambinsu; (4) umpasa kematian di antaranya berupa keindahan alam hutan Sipoholon, benda langit yaitu matahari dan bulan, tumbuhan seperti daun hahompu, serta Bukit Simalungun dan Bukit Simamora; (5) pohon tambinsu dan pohon Nangka serta benda langit seperti bulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umpasa bahasa Batak Toba mengandung makna denotasi dan konotasi sesuai dengan petanda denotasi dan petanda konotasi yang menghasilkan hubungan semiotik yang menjadi sebuah pesan dalam setiap jenis umpasa. 
REFERENSI PADA TEKS CERITA PENDEK MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA ANGKATAN 2015 Elta Suryana; Irma Diani; Dian Eka Chandra Wardhana
Jurnal Korpus Vol 4, No 1: APRIL 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i1.9483

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis referensi yang digunakan dalam cerita pendek mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2015 berupa referensi endoforis yang terdiri dari referensi persona, referensi demonstratif dan referensi komparatif baik yang anaforis maupun kataforis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yang berupa tulisan cerita pendek karya mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2015. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling yaitu cerpen dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel disini adalah kriteria berdasarkan tema. Berdasarkan tema, cerpen tergolong menjadi 8 tema yaitu tema cinta, keluara, agama, pendidikan, horor, alam, humor, dan politik. Setelah itu digunakan lagi teknik purposional yaitu setiap tema yang jumlah cerpennya hanya satu akan diambil 100%, sedangkan tema yang cerpennya lebih dari satu akan diambil 60%. Teknik analisis data terdapat lima tahap (1) pembacaan data, (2) identifikasi data, (3) klasifikasi data, (4) analisis secara deskriptif, (5) kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah jenis referensi yang terdapat dalam cerita pendek mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2015 berjumlah 210. Jenis referensi tersebut adalah (1) Referensi persona yang berjumlah 190. Referensi jenis persona ini terdapat referensi persona bentuk pertama yaitu bentuk aku, ku, saya, kita, dan kami. Referensi persona bentuk kedua yaitu bentuk -mu dan kamu. Referensi persona bentuk ketiga yaitu bentuk dia, -nya, ia, dan mereka. (2)Referensi demonstratif yang berjumlah 22. Referensi demosntratif yang ditemukan adalah referensi demonstratif bentuk ini dan itu. (3) Referensi komparatif yang berjumlah 5. Referensi komparatif yang ditemukan adalah referensi komparatif bentuk berebeda dan sama. (4)Jenis referensi yang paling banyak digunakan adalah jenis referensi persona bentuk ketiga yaitu dia, -nya dan ia, karena dalam cerita pendek karya mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2015 penulis adalah orang yang serba tahu, jadi penulis banyak sekali menggunakan referensi persona bentuk ketiga.
RAGAM BAHASA GAUL KALANGAN REMAJA DI KOTA BENGKULU Reza Ertika; Dian Eka Chandra W.; Irma Diani
Jurnal Korpus Vol 3, No 1: APRIL 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.715 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i1.7349

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kosakata bahasa gaul dan konteks penggunaan bahasa gaul kalangan remaja di kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu (1) Observasi, (2) Rekaman, (3) Wawancara. Untuk pengolahan data digunakan langkah-langkah berikut (1) Transkripsi Data, (2) Identifikasi Data, (3) Klasifikasi Data, (4) Interpretasi Data, dan (5) Simpulan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa bentuk kosakata bahasa gaul yang digunakan kalangan remaja di kota Bengkulu berupa (1) Nasalisasi –ng, –a, -da, -na, -se, -es, -ra, -s, dan –ong, (2) sisipan –ok, (3) metatesis atau walikan, (4) reduplikasi, (5) Bahasa Inggris, dan (6) pola acak. Kosakata bahasa gaul remaja digunakan untuk menyampaikan gagasan, ide, dan pendapat kepada sesama remaja. Pengguna kosakata gaul ini adalah kalangan remaja di kota Bengkulu yakni mahasiswa hingga remaja yang sudah bekerja yang berusia 15 tahun sampai 24 tahun. Konteks yang digunakan remaja tersebut adalah pada saat situasi santai dan akrab, dan ketika sedang berkumpul membicarakan seputar kehidupan atau lingkungan sosial mereka melalui media bahasa lisan. Konteks situasi dalam penggunaan kosakata bahasa gaul yaitu saat sedang berkumpul di kos-kosan, di rumah, di kampus, dan tempat–tempat yang tidak terduga.Kata kunci : Ragam bahasa, bahasa gaul, remaja.
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA PENUTUR BAHASA MELAYU BENGKULU DI KELURAHAN PONDOK BESI Astri Valerina; Supadi Supadi; Irma Diani
Jurnal Korpus Vol 5, No 3: DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i3.19589

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif dan fungsi tindak tutur pada penutur bahasa Melayu Bengkulu di Kelurahan Pondok Besi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah rekaman interaksi penutur bahasa Melayu Bengkulu di Kelurahan Pondok Besi. Data pada penelitian ini adalah kata, frasa, dan kalimat yang menunjukkan adanya tindak tutur ekspresif dan fungsi tindak tutur pada penutur bahasa Melayu Bengkulu di Kelurahan Pondok Besi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik rekam, dan teknik simak-catat. Langkah-langkah analisis data adalah (1) transkripsi data, (2) pengkodean data, (3) mengidentifikasi data, (4) mengklasifikasi data, (5) menginterpretasi data, dan (6) menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya bentuk tindak tutur ekspresif pada penutur bahasa Melayu Bengkulu di Kelurahan Pondok Besi, yaitu (1) memuji, (2) mengkritik, (3) menyalahkan, (4) mengucapkan terima kasih, (5) mengeluh, (6) meminta maaf, (7) memotivasi, (8) menyindir, (9) mengungkapkan perasaan marah, (10) mengejek, (11) mengungkapkan keraguan, dan (12) mengagumi. Kemudian, ditemukannya fungsi tindak tutur pada penutur bahasa Melayu Bengkulu di Kelurahan Pondok Besi, yaitu (1) fungsi tindak tutur kompetitif, yaitu fungsi memerintah dan meminta, (2) fungsi tindak tutur menyenangkan, yaitu fungsi mengajak, mengundang, dan mengucapkan terima kasih, (3) fungsi tindak tutur bekerja sama, yaitu fungsi menyatakan, melapor, dan mengumumkan, serta (4) fungsi tindak tutur bertentangan, yaitu fungsi menuduh, menyumpahi, memarahi, dan mencurigai.
KAJIAN BAHASA DISFEMIA PADA KOLOM KOMENTAR NETIZEN DI INSTAGRAM Fatwa Rohhayati; Rokhmat Basuki; Irma Diani
Wacana: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol 18, No 2 (2020): Wacana, Vol. 18, No. 2, Juli 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jwacana.v18i2.14868

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk bahasa disfemia dan fungsi disfemia yang ada pada kolom komentar netizen di Instagram.  Objek penelitian ini adalah disfemia yang terdapat dalam komentar netizen di Instagram @detik.com pada postingannya pada bulan Januari 2019. Datanya berupa kata, frasa, dan ungkapan yang menunjukkan adanya disfemia pada Instagram @detik.com. Sumber data berupa dokumen, yaitu komentar para netizen dalam Instagram @detik.com pada bulan Januari 2019. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komentar netizen di Instagram @detikcom. Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisis deskriptif. Penelitian ini berusaha menganalisis penggunaan disfemia yang terdapat dalam komentar para netizen di instagram. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama bentuk kebahasaan disfemia pada kolom komentar netizen di Instagram @detik.com ada tiga, yang berupa kata, frasa, dan ungkapan. Kedua, fungsi disfemia pada komentar netizen di Instagram @detik.com adalah untuk menunjukkan kejengkelan, memberikan tekanan, menegaskan atau menguatkan makna, dan pengungkapan rasa marah atau kesal.
THE PATTERN OF TOPIC CHANGE IN INDONESIAN AND SINGAPOREAN CONVERSATION Ulfa Putri Andalasia; Azwandi Azwandi; Irma Diani
JOALL (Journal of Applied Linguistics and Literature) Vol 4, No 1: February 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.168 KB) | DOI: 10.33369/joall.v4i1.6584

Abstract

This research was analyze and discuss the pattern in conversation. Applied pattern of conversation is unpredictable, it is drawn the section and topics which used by participants. The objectives are drawn pattern of topic change, find out clues and describe aspect that influenced pattern of topic change in conversation. The method of this research was qualitative research, the data collected by recording and transcribing. The participants are Singaporean and Indonesian, the data are conversation both director and secretary. Data analyzed through ethnography methodology in communication and conversation analysis. Weather, this condition was quite different to the theory. First is pattern of topic change in formal conversation quite different to the previous study and theory. There found important section in each topic. This conclusion where has not explained before. Second is aspect influencing pattern of topic change are dominant participants, context, relation and time. The emphasis findings are there found several differences of pattern in topic change at the formal context. The important aspect is dominant participants. It was controlling of the conversation also take role in topic change. These results may affect by the background knowledge of the participants and the context of the conversation.Keywords:Topic changes, pattern in conversation and aspect influencing topic change
Language Features Used to Describe Major Character in Short Stories Eka Puspita; Azwandi Azwandi; Irma Diani
JOALL (Journal of Applied Linguistics and Literature) Vol 3, No 1: February 2018
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.829 KB) | DOI: 10.33369/joall.v3i1.6159

Abstract

Language Features are the important aspect in a text. This is part of the student’s knowledge. If the students familiar with the language features, they can understand the major characters in the texts easily. The purpose of this study is to analyze the language features that used to describe major characters in short stories. This research was a descriptive qualitative research. The research objects were taken at six Indonesian short stories and six English short stories. The research procedure classifies all objects based on language features of research instruments.The results of this study are there are  two characters of major character in the short stories, protagonist and antagonist. In Indonesian short stories there are two short stories that have antagonist characters and four short stories have protagonist characters. And all of the short stories only have one major character. But in English short stories, four of the short stories have two major characters and two short stories only have one major character.Keywords: Language Features, Short Stories, Characters, Major Characters
PHONOLOGICAL CHANGE PROCESSES OF ENGLISH AND INDONESIAN Irma Diani; Azwandi Azwandi
JOALL (Journal of Applied Linguistics and Literature) Vol 6, No 1: February 2021
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/joall.v6i1.13642

Abstract

Phonological change is a language phenomenon that occurs because language users change the distribution of phonemes in a language. The aims of this study are to explain the phonological processes that occur in English and Indonesian and to explain the differences in phonological forms between English and Indonesian. The method used in this study is a contrasting-descriptive method by comparing two languages, namely English and Indonesian. The data were taken from the speech of students taking Indonesian and English courses at the University of Bengkulu, totaling 40 students in the first semester. The results show that five types of phonological change processes occurred in English and Indonesian, namely assimilation, metathesis, epenthesis, epithesis, and deletion. The phonological change in English often occurred when two vowel phonemes meet, such as /ea/ shift to /e/, or /i/, phoneme /y/ shift to /i/. Phoneme /e/ was pronounced when two vowel phonemes meet, such as /s/ and /n/ becomes /sen/. Phoneme /g/ is pronounced multiply when it meets the sound/ng/. Phoneme /u/ is pronounced when it meets phoneme /o/ + a consonant. Phoneme /h/ is unpronounced when it meets a vowel phoneme or more vowel phonemes in the words. Meanwhile, phonological changes in Indonesian often occurred from consonant phonemes to other consonant phonemes that have almost the same sound such as phoneme /z/ shift to /s/ and /j/. Phoneme /k/ was pronounced after phoneme /u/ and phoneme /h/ is pronounced after phoneme /a/at the end of words. Phoneme /y/ was pronounced between phonemes /i/ and /a/. Phoneme /h/ was unpronounced when it meets phonemes /a/, /i/, and /u/ in words. In conclusion, the process of phonological change that occurs in English and Indonesian is due to the influence of adjacent phoneme sounds that resemble nearby sounds.
THE EFFECT OF TEACHERS’ DIRECT AND INDIRECT FEEDBACK ON STUDENT’ S WRITING ABILITY Yuli Latifah; Bambang Suwarno; Irma Diani
JOALL (Journal of Applied Linguistics and Literature) Vol 3, No 2: August 2018
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.544 KB) | DOI: 10.33369/joall.v3i2.6846

Abstract

This study is intended to find out any difference in effectiveness between direct and indirect feedback on students’ writing ability. The design was Quasi-Experiment. The population consisted of the students of the X class of SeniorHigh School 4, Rejang Lebong, Curup, Indonesia. The samples comprised 32 students in group 1 and 32 Students in group 2. The instrument was a writing test. In the data analysis, the researcher used the normality, homogeneity,and t-test.These were calculated and analyzed by using SPSS 20. The tests consisted of pre-test and post-test. In post-test, there was no significant difference between groups on all aspect. There were two results of this study.Firstly, in the post test there was a difference of mean score between experiment group 1 and experiment group 2. In general ability, in group 1 increased by 15.59. Meanwhile, the group 2 increased by 2.60. This indicated that there was an effect of indirect feedback on students’ writing ability. From t-test calculation, t-count was 3.274 which t-table was 1.670. It showed that t obtained was bigger than t-table (3.274 > 1.670). H0 was rejected and H1 was accepted. In other words, the indirect feedback technique was effective on students’ wri ting ability. Based on the data analysis, the indirect feedback technique was positively effective in increasing on students’ writing ability, on general writing ability. There were also significant differences between both groups in the writing ability aspects such as organization, language use and vocabulary. 
ANALISIS KALIMAT TUNGGAL PADA UJARAN ANAK USIA 4-6 TAHUN DI KELURAHAN KANDANG LIMUN KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU Petri Nengsih; Irma Diani; Dian Eka Chandra Wardhana
Jurnal Korpus Vol 6 No 1: April 2022
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v6i1.17157

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kalimat tunggal pada ujaran anak usia 4-6 tahun di Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Penelitian ini mengkaji kalimat tunggal yang digunakan anak, kemudian dikaji berdasarkan tiga aspek. Aspek yang dimaksudkan ialah fungsi, kategori, dan peran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah teknik observasi, rekam, dan simak. Teknik yang digunakan dalam analisis data ialah teknik parafrase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam ujaran anak terdapat kalimat tunggal yang terdiri dari aspek fungsi, kategori, dan peran. Aspek fungsi tersebut berupa S, P, O, Ket, dan Pel. Aspek kategori yang ditemukan berupa nomina, verba, numeralia, adverbia, adposisi, konjungsi, dan ajektiva. Aspek peran pengisi S berupa pelaku, penerima, dan sebab. Peran pengisi P berupa perbuatan, keadaan. Peran pengisi O berupa alat, hasil, tempat, dan penerima. Peran pengisi Ket berupa tempat, waktu, cara, dan hasil. Peran pengisi Pel berupa alat dan penderita. Kalimat tunggal mempunyai unsur pengisi kalimat/pola kalimat. Pola kalimat tunggal pada ujaran anak usia 4-6 tahun berupa: S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-Ket, S-P-O-Ket, (S) Ket-P, Ket-S-P-O, Ket-O-S, Ket-S-P.