Nadya Nela Rosa
STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH METODE BERCERITA BERMEDIA VISUAL TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK AMALYA BINTAN RIAU Lina Eka Retnaningsih; Sri Zulfida; Nadya Nela Rosa; Sayyidah Azimah
JCE (Journal of Childhood Education) Vol 5, No 1 (2021): March-Agust
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jce.v5i1.495

Abstract

This study is fostered by the low independence of Amalya Kindergarten's group B children in learning activities. Most of the children were not able to do the assigned tasks independently at school, not able to put items/ objects to their original places independently, feared to appear alone in front of the class, and tended to ask teachers’ helps when doing various activities at school. Therefore, it was necessary to use an appropriate and fun method for children, namely by using visual media storytelling methods to increase their independence. The objective of the study was to find out the independence of the children of Amalya Kindergarten Group B after using the visual media storytelling method. A pre-experimental research design with a one-group pretest-posttest design was carried out in this study. The data were collected by using observation, documentation and interview. The subjects of this study were 10 children. The data obtained in the field were analyzed by using the Wilcoxon’s match pairs test data analysis technique, with the formula Tobtained<Ttable. If Tobtained<Ttable, then this study has a significant influence between the 2 variables. From the results, it was found that the total score of the independent pretest of group B children was 59 with an average score 5.9 each subject and the results of the total posttest score was 120 with an average score 12 each subject. The results of the Wilcoxon’s match pairs test show that Tobtained = 0 is smaller than Ttable with a significant level of 5% = 8, so Tobtained<Ttable (0<8). Thus, it can be concluded that Ha is accepted and Ho is rejected. This means that the research hypothesis stating that there is an influence of using visual media storytelling methods on the independence of Amalya Kindergarten's group B children, Bintan Regency, Riau Islands, is accepted.
PELATIHAN PERMAINAN TRADISIONAL MELAYU PADA GURU RA SE-KOTA TANJUNGPINANG SEBAGAI MEDIA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Nadya Nela Rosa; Lina Eka Retnaningsih
JCE (Journal of Childhood Education) Vol 6, No 2 (2022): Sept-Feb
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jce.v6i2.1151

Abstract

Perubahan kegiatan pembelajaran dari belajar dari rumah ke pembelajaran tatap muka di sekolah membawa perubahan cukup besar. Hal itu dirasakan oleh para guru di RA se-Kota Tanjungpinang. Sejak anak-anak mulai masuk ke sekolah, sikap anak menjadi ketergantungan dengan bantuan dan menjadi kurang disiplin. Perubahan perilaku disiplin dan pasifnya anak di dalam kelas membuat guru kesulitan saat melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Guru kebingungan memilih cara/kegiatan untuk meningkatkan disiplin dan membuat anak lebih aktif. Setelah dilaksanakan pelatihan diharapkan bisa meningkatkan kemampuan dan skill guru PAUD dalam menerapkan pelatihan permainan tradisional melayu, sehingga bisa menjawab solusi permasalahan yang dialami guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Metode yang dipakai yaitu Asset Based Community-Driven Development (ABCD), merupakan metode yang berupaya memberdayakan masyarakat dengan mengenali aset-aset yang dimilikinya baik yang bersifat materi maupun imateri. Setelah dilaksanakan pelatihan, bermain permainan tradisional melayu di sekolah, evaluasi pelaksanaan dan monitoring penerapan Permainan tradisional melayu di beberapa lembaga PAUD, bisa dilihat bahwa pengetahuan dan kemampuan guru terhadap penerapan permainan tradisional melayu meningkat. Anak-anak semakin bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kebersamaan dalam melakukan permainan membiasakan anak belajar mengenai aturan yang dibuat dan disepakati bersama dengan bermain memanfaatkan lingkungan sekitar, hal itu memudahkan guru menanamkan pendidikan karakter bagi anak.
Meningkatkan Pemahaman Guru Melalui Pelatihan Online Pembuatan APE pada Kondisi Covid-19 di RA Al Falah Tanjungpinang Ramli Muasmara; Mhd. Abror; Syukri Ernayati Nurintan Sahri Sinaga; Nadya Nela Rosa; Mukarramah Mukarramah
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau (JPPM Kepri) Vol 1 No 1 (2021): Volume 1 Nomor 1, 2021
Publisher : STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.758 KB) | DOI: 10.35961/jppmkepri.v1i1.180

Abstract

Anak usia dini dapat dioptimalkan tumbuh kembangnya dengan baik dengan upaya memberikan pendidikan, salah satunya melalui Raudhatul Athfal. Akan tetapi semenjak merebaknya wabah covid-19, pemerintah mengambil kebijakan memberlakukan social distancing guna pencegahan virus. Instansi pendidikan kemudian mengalihkan pertemuan di kelas dengan pertemuan daring (online). Guru sangat menyadari bahwa dengan adanya kondisi ini pembelajaran dan materi yang disampaikan melalui grup WA orangtua siswa masih belum maksimal, ditambah lagi dengan media pembelajaran yang sulit untuk didapatkan. Padahal, ada beragam media alternatif yang dapat digunakan guru pada masa covid-19 seperti ini, diantaranya dengan membuat APE (Alat Pemainan Edukatif) . Alat Permainan Edukatif adalah alat yang sengaja dibuat dengan bahan sederhana untuk keperluan pendidikan, bisa dari bahan bekas, alam dan sebagainya. Sebagai seorang guru, mengetahui berbagai media alternatif pembelajaran merupakan suatu tuntutan yang harus dikuasai guru. Adanya pelatihan online pembuatan APE pada kondisi covid-19 saat ini menjadi satu langkah inisatif dalam upaya meningkatkan pemahaman guru terhadap media pembelajaran anak usia dini yang memiliki nilai-nilai keislaman. Selama melakukan kegiatan, metode yang digunakan adalah ABCD. Berdasarkan hasil Pre Test dan Post Test dari kegiatan tersebut, diketahui bahwa pemahaman guru terhadap APE semakin meningkat. Kemudian melalui pelatihan online ini guru tidak hanya memiliki wawasan tentang APE namun juga bisa menerapkannya kepada para peserta didik nantinya.
Pentingnya Pendidikan Kebencanaan Bagi Satuan PAUD di Provinsi Kepulauan Riau Lina Eka Retnaningsih; Nadya Nela Rosa
JCE (Journal of Childhood Education) Vol 7, No 1 (2023): March-Agust
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jce.v7i1.1470

Abstract

Pendidikan kebencanaan menjadi salah satu tema dan indikator dalam pembelajaran di satuan PAUD. Pendidikan kebencanaan berkaitan dengan pengenalan berbagai macam bencana serta cara mengantisipasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya pendidikan kebencanaan bagi satuan PAUD di Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan studi literatur. Kepulauan Riau adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan sebagian besar berpenghuni. Kondisi geografis menyebabkan provinsi ini sering mendapatkan bencana seperti banjir dan angin ribut. Penerapan pendidikan kebencanaan bagi satuan PAUD di Provinsi Kepulauan Riau dianggap penting sebagai upaya untuk memberikan dasar pengetahuan sejak dini berkaitan dengan siaga bencana. Hal ini sebagai upaya agar anak bisa tanggap secara cepat dan tepat apabila menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Pendidikan kebencanaan bisa dilakukan melalui praktek sains, metode bercerita, metode bermain peran, metode bernyanyi, dan metode simulasi. Penggunaan perpaduan beberapa metode tersebut dapat memberikan edukasi terhadap pendidikan kebencanaan bagi satuan PAUD. Pendidikan Kebencanaan bisa diterapkan di Provinsi Kepulauan Riau oleh Dinas Pendidikan berkolaborasi dengan BNPB atau bisa langsung berkolaborasi dengan BPBD yang ada di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota untuk memberikan praktek langsung pada anak usia dini tentang bagaimana menghadapi bencana yang sering terjadi.