Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MURAL ART MEDIA F0R MILLENNIALS CHARACTER EDUCATION Safitri Zuliana Aryanti; Yakub Nasucha; Ali Imron Al-Ma’Ruf
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 3 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.883 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i3.2497

Abstract

Abstrak: Artikel ini bertujuan mengidentifikasikan kualitas tulisan dengan jenis-jenis seni mural untuk pendidikan karakter generasi milenial. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan simak yang dilanjutkan dengan teknik catat. Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wacana karya seni mural yang terdapat pada dinding-dinding kota yang ada di Indonesia dan di media sosial. Metode analisis data menggunakan metode padan referensial. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan terdapat lima jenis seni mural yang meliputi: mural politik, mural estetika, mural sosial budaya, mural ekonomi dan mural pendidikan. Jenis-jenis mural tersebut dapat dijadikan sebagai sumber pendidikan karakter generasi milenial. Adapun nilai pendidikan karakter generasi milenial yang terdapat di seni mural yaitu peduli lingkungan, usaha, semangat kebangsaan, cinta damai dan demokrastis. Jadi, seni mural memiliki nilai pendidikan karakter generasi milenial yang sangat beragam.Abstract:  The objective of this article is to identify the types and writing quality of mural arts with orientation of millennials character education. This is a descriptive qualitative research that utilizes documentation, observation and transcription techniques. The documentation focuses on mural artwork discourse found on walls in Indonesia and those posted in social media. The data are analysed using referential identity method. The analysis shows that there are five types of mural art found, which are: politics mural, socio-cultural mural, aesthetic mural, economics mural, and education mural. These types of murals can be used as a source of millennials character education because they contain character values of: democratic character, harmony, nationhood, determination, and environmental love. Thus, it can be concluded that mural arts have diverse character education values to be utilized in character building efforts for millenials
ANALISIS MANNER DALAM DEBAT MERDEKA BELAJAR OLEH MAHASISWA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA safitri zuliana aryanti; Atiqa Sabardila
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan Vol 4, No 2 (2020): Mei (JIKAP PGSD)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jkp.v4i2.13444

Abstract

This research is intended to 1) describe the types of linguistic aspects by way of debate. 2) describing the analysis of linguistic aspects in the free learning debate. The main discussion of this study is qualitative research based on descriptive data that contains the results of orthographic debate transcription. The data source of this research is from MPBI UMS students. The results of this study (1) the types of linguistic aspects of the way in the debate are the use of language styles, language variations, diction, complex sentences, and conjunctions. (2) based on the analysis results students understand the linguistic aspects so that in the independent debate students learn to use several linguistic aspects but there are linguistic aspects that are used that are not appropriate or inappropriate. The conclusions from this study present several aspects of language by means of student debates, the language aspects that must be considered are: the use of language styles, language variations, diction, complex sentences, and conjunctions. The style of language used by students in the debate is reiteration and hyperbole language style. The variations in language used are various journalistic types, business language categories, casual language variations, various familiar languages. Dictations used are popular words, absorption words, foreign words and common words. The complex sentences used are paratactic and hypotactic complexes. The conjunctions used are coordinative conjunctions, and subordinative conjunctions
Keberfungsian Preposisi di- dalam Wacana Narasi Siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Surakarta Agus Budi Wahyudi; Putri Haryanti; Safitri Zuliana Aryanti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.349 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan wujud frasa preposisi di- dalam wacana narasi karangan siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta (2) Mendeskripsikan keberfungsian frasa preposisi di- dalam wacana narasi SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Data penelitian ini berupa kalimat yang terdapat frasa preposisi di- dalam wacana narasi SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Adapun sumber data dalam penelitian ini berupa wacana narasi karangan siswa yang terhimpun dalam majalah Obah edisi No. 16 s.d 24 tahun 2016-2017. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan teknik simak dengan teknik lanjutan dengan teknik catat. Teknik catat dilaksanakan pencatatan data dari sumber data. Selanjutnya, setelah data terkumpul, dilakukan klasifikasi data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca markah (metode agih). Selanjutnya metode padan referensial digunakan untuk menganalisis keberfungsian frasa preposisi di- secara gramatikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian frasa preposisi di- dalam wacana narasi siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta merepresentasikan fungsi fakta dan fungsi fiksional. Adapun posisi dari frasa preposisi di- terletak di awal, tengah, dan akhir. Wacana narasi siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta memberikan gambaran nyata bahwa siswa SD memiliki kemampuan pemfungsian preposisi dalam kalimat.
Keberfungsian Preposisi di- dalam Wacana Narasi Siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Surakarta Agus Budi Wahyudi; Putri Haryanti; Safitri Zuliana Aryanti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan wujud frasa preposisi di- dalam wacana narasi karangan siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta (2) Mendeskripsikan keberfungsian frasa preposisi di- dalam wacana narasi SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Data penelitian ini berupa kalimat yang terdapat frasa preposisi di- dalam wacana narasi SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Adapun sumber data dalam penelitian ini berupa wacana narasi karangan siswa yang terhimpun dalam majalah Obah edisi No. 16 s.d 24 tahun 2016-2017. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan teknik simak dengan teknik lanjutan dengan teknik catat. Teknik catat dilaksanakan pencatatan data dari sumber data. Selanjutnya, setelah data terkumpul, dilakukan klasifikasi data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca markah (metode agih). Selanjutnya metode padan referensial digunakan untuk menganalisis keberfungsian frasa preposisi di- secara gramatikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian frasa preposisi di- dalam wacana narasi siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta merepresentasikan fungsi fakta dan fungsi fiksional. Adapun posisi dari frasa preposisi di- terletak di awal, tengah, dan akhir. Wacana narasi siswa SDIT Jamsaren, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta memberikan gambaran nyata bahwa siswa SD memiliki kemampuan pemfungsian preposisi dalam kalimat.