Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EDUKASI PENGELOLAAN HIPERTENSI MELALUI SENAM HIPERTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN HERBAL Irisanna Tambunan; Yanni Dhiani Mardhiani; Susan Irawan Rifa'i; Jumiatun Jumiatun; Kosasih Kosasih
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.6623

Abstract

Abstrak: Hipertensi sering disebut sebagai The Silent Killer. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi komplikasi pada penderita hipertensi yaitu melalui terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu terapi nonfarmakologi yaitu senam hipertensi. Tujuan Pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberi pengetahuan guna mencegah komplikasi hipertensi melalui senam hipertensi dan terapi komplementer: obat herbal. Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan dan praktik. Untuk mengukur keberhasilan metode penyuluhan dilakukan melalui pretest dan post test, sedangkan untuk menilai efektifitas senam dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah senam hipertensi. Hasil dari kegiatan ini menunjukan peningkatan pengetahuan pada pretest (rata-rata=2,8) dan pada post test (rata-rata=4,2), analisa wilcoxon menunjukan p-value 0,002 (<0,05) artinya terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan. Hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan penurunan tekanan darah systole maupun diastole. Systole sebelum senam hipertensi dengan nilai rata-rata 143,3mmHg dan setelah senam hipertensi nilai rata-rata 134mmHg. Diastole sebelum senam nilai rata-rata 92,7mmHg dan setelah senam rata-rata=87,3mmHg. Analisa wilcoxon untuk systole menunjukan p-value 0,001 (<0,05) dan pada diastole menunjukan p-value 0,011 <0,05). artinya terdapat perbedaan yang signifikan baik tekanan darah systole maupun tekanan darah diastole sebelum dan setelah melakukan senam hipertensi.Abstract: Hypertension is often referred as The Silent Killer. Efforts can be made to prevent complications in patients with hypertension through pharmacological and non-pharmacological therapy. One of the non-pharmacological therapy is hypertension exercise. The purpose of this community service is to provide knowledge to prevent complications of hypertension through hypertension exercise and complementary therapy: herbal medicine. This activity employs counseling and practical methods. To measure the success of the counseling method, it was carried out through a pretest and post-test, while to assess the effectiveness of the exercise, blood pressure measurements were carried out before and after hypertension exercise. The results of this activity showed an increase in knowledge in the pretest (mean = 2.8) and in the post test (mean = 4.2), Wilcoxon analysis showed a p-value of 0.002 (<0.05). It mean there were significant differences of knowledge level. The results of blood pressure measurements showed a decrease in systolic and diastolic blood pressure. Systole before hypertension exercise with an average value of 143.3 mmHg and after hypertension exercise an average value of 134 mmHg. The average diastole before exercise was 92.7 mmHg and after exercise the average was 87.3mmHg. Wilcoxon analysis for systole shows a p-value of 0.001 (<0.05) and for diastole shows a p-value of 0.011 < 0.05). it means there is a significant difference in both systolic blood pressure and diastolic blood pressure before and after doing hypertension exercise.
Tingkatkan Kemitraan Melalui Tangkis Stunting Sebelum Genting Ratna Dian Kurniawati; Tika Lubis; Kosasih Kosasih; Raihany Sholihatul Mukaromah; Jumiatun Jumiatun; Ade Iwan Mutiudin; Choerrunisa Choerrunisa; Bilqis Annisa; Fathiya Insania; Asi Raja Pasaribu; Dhimas Amin Herlangga; Wawono Pandu Wiratmoyo
Madaniya Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.349

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) menetapkan stunting sebagai salah satu target pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2. Tujuan tersebut adalah menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 menyatakan prevalensi stunting berkisar 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Artinya angka tersebut masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Cimenyan melalui bina suasana dan pemberdayaan masyarakat berupa edukasi kepada ibu PKK, ibu yang memiliki balita, dan karang taruna. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan upaya promosi kesehatan dengan membangun kemitraan melalui bina suasana dan pemberdayaan masyarakat berupa edukasi pencegahan faktor resiko penyebab stunting. Pengabdian masyarakat ini terdiri dari survery awal, focus group discussion, diseminasi dan evaluasi. Kegiatan dilakukan pada 25, 27 Juli dan 11 Agustus 2022. Desa Cimenyan merupakan desa dengan penduduk pendidikan rendah dan kasus pernikahan dini masih cukup tinggi, di mana terdapat 63 balita terindikasi mengalami stunting. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu mengenai pencegahan stunting dan peningkatan remaja mengenai dampak pernikahan dini. Perlu ditingkatkan kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam kemitraan pencegahan stunting.
Analisis Keterpaparan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Di Panti Asuhan Jumiatun Jumiatun; Pujiati Setyaningsih
Journal of Health and Therapy Vol. 1 No. 2 (2021): Journal of Health and Therapy
Publisher : MRC Rizquna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejalan dengan derasnya arus globalisasi yang melanda berbagai sektor dan sendi kehidupan, berkembang pula masalah kesehatan reproduksi remaja yang terjadi. Salah satu penyebab masalah, kemungkinan karena faktor ketidaktahuan, sebagai akibat remaja tidak mendapat informasi yang jelas, benar dan tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja dan permasalahannya. Informasi tentang kesehatan reproduksi masih banyak di akses di internet, padahal kebenaran dari situs-situs yang menyediakan informasi kesehatan reproduksi di internet belum tentu kebenaranya. Perlu adanya pembenaran dari pihak-pihak yang benar-benar paham tentang kesehatan reproduksi, baik dari orang tua, guru, petugas kesehatan, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keterpaparan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja di Panti Asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, sampel diambil secara total, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden usia 13 – 16 tahun, namun sebagian belum terpapar informasi tentang kesehatan reproduksi yang meliputi pubertas, kehamilan dan penyakit menular seksual. Keterpaparan informasi tentang kesehatan reproduksi mayoritas berasal dari guru (72%) dan tenaga kesehatan (37%), sedangkan media sebagai sumber informasi terbanyak yaitu internet (45%), buku (45%) dan media sosial (42%).
Cegah Stunting dengan Pola Makan, Asuh, Hygiene, dan Sanitasi: Prevent Stunting by Diet, Parenting, Hygiene and Sanitation Richa Noprianty; Dedeh Dahliah; Siti Nur’aeni; Susan Irawan Rifai; Rahmat Santoso; Jumiatun Jumiatun
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i2.5902

Abstract

Baros is one of the sub-districts in Cimahi, where stunting is relatively high. Data from the Puskesmas Kelurahan Baros Mekar shows that 43 children are indicated to be stunted. The results of interviews with cadres showed that the community needs more knowledge and insight regarding stunting. Apart from that, there needs to be more public awareness regarding the importance of maintaining a balance of nutrients and vitamins in food. Community service was carried out in September 2023 by lecturers and students at Bhakti Kencana University. The target of the activity is families with 30 children aged 0–5 years. Activities include providing education about stunting prevention by lecturers and the nutrition section of the Puskesmas Cigugur Tengah, demonstrations of a nutritional menu balanced with my plate's contents, and how to breastfeed and wash hands correctly. After that, a stunting screening is carried out. Participants were given pre-test and post-test questionnaires regarding stunting knowledge and filled in data on the child's weight. The presentation of knowledge about parenting patterns at the pre-test was 77.02%, the post-test was 84.02%, the pre-test hygiene knowledge was 99.52%, and the post-test was 100%, while the pre-test sanitation knowledge was 80.37%, and post-test was 87.77%. The nutritional status of toddlers based on BB/U showed that BB was less than 3.3%, very low BB was 6.7%, normal was 76.7%, and the risk of being overweight was 13.3%. It is hoped that increasing knowledge about stunting can be implemented to support optimal child growth and development.