Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI KESEHATAN GEROGI (GERAKAN GOSOK GIGI) UNTUK MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK PRA SEKOLAH Eva Oktaviani; Jhon Feri; Nadi Aprilyadi; Zuraidah Zuraidah; Susmini Susmini; Indah Dewi Ridawati
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.7732

Abstract

Abstrak: Anak usia pra sekolah merupakan golongan rawan terjadi permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi. Anak pada usia tersebut sangat gemar mengkonsumsi makanan yang mengandung gula tanpa diimbangi dengan perawatan kesehatan gigi. Kebiasaan menanamkan peduli kesehatan gigi dan mulut perlu diajarkan sejak dini. Oleh karena itu, anak perlu diberi bekal pengetahuan tentang gosok gigi yang baik dan benar. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak pra sekolah tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar. Peserta kegiatan terdiri dari anak pra sekolah dari PAUD Unggulan Ar Risalah Lubuklinggau berjumlah 35 anak. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah persiapan dengan melakukan studi pendahuluan ke PAUD, pelaksanaan penyuluhan yaitu edukasi kesehatan dengan media phantom gigi dan video animasi gosok gigi dilanjutkan dengan praktik gosok gigi yang benar didampingi oleh tim pengabdi dan mahasiswa. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan pemahaman anak tentang gigi sehat, manfaat gosok gigi, dan waktu gosok gigi, serta peningkatan ketrampilan anak praktik gosok gigi yang baik dan benar. Optimalisasi gerakan gosok gigi ini hendaknya dilakukan secara kontinyu di sekolah dan dilanjutkan di rumah dengan dukungan dari orang tua.Abstract: Pre-school age children are a group that is prone to dental and oral health problems, especially dental caries. Children at that age are very fond of consuming foods that contain sugar without being balanced with dental health care. The habit of instilling dental and oral health care needs to be taught from an early age. Therefore, children need to be equipped with knowledge about brushing their teeth properly and correctly. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge and skills of pre-school children about how to brush their teeth properly and correctly. Participants in the activity consisted of 35 children from pre-school early childhood Ar Risalah Lubuklinggau. The stages of implementing this community service activity are preparation by conducting a preliminary study to PAUD, implementation of counseling, namely health education with dental phantom media and animated teeth brushing videos followed by correct tooth brushing practices accompanied by a team of service and students. The results of the evaluation showed that there was an increase in children's understanding of healthy teeth, the benefits of brushing their teeth, and when to brush their teeth, as well as increasing children's skills in good and correct brushing practices. Optimization of this tooth brushing movement should be carried out continuously at school and continued at home with the support of parents.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN OMICRON MELALUI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Indah Dewi Ridawati; Eva Oktaviani; Zuraidah Zuraidah; Nadi Aprilyadi; Jhon Feri; Teti Eriani; Yuniarti Yuniarti; Tri Murtilawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8664

Abstract

ABSTRAKOmicron adalah varian baru virus corona. Varian omicron memiliki kecepatan penularan bisa sampai lima kali lipat dari sebelumnya. Masyarakat terkhusus siswa SLBN Kota Lubuklinggau memiliki peran penting dalam memutus rantai Omicron dengan cara vaksinasi dan penerapan ketat protokol kesehatan. Salah satu media menarik dan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penularan omicron pada anak berkebutuhan khusus adalah menggunakan puzzle.Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada anak berkebutuhan khusus SLBN Kota Lubuklinggau dalam pemahaman tentang pencegahan penularan omicron.Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan terapi bermain puzzle. Kegiatan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 di Ruang Pertemuan SLBN Kota Lubuklinggau. Jumlah peserta yang berasal dari siswa sebanyak 21 orang. Pengetahuan peserta dievaluasi menggunakan kuesioner mengenai pencegahan omicron. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terjadinya kenaikan rata-rata pengetahuan peserta pengabdian dari 44,3 menjadi 80,8 dengan skor maksimal 100. Kegiatan berlangsung lancar dan semoga ke depannya ada pembentukan satgas (satuan petugas) pencegahan omicron di sekolah. Kata kunci:omicron; pengetahuan; puzzle                                         ABSTRACTOmicron is a new variant of the corona virus. The omicron variant has a transmission speed of up to five times the previous one. The community, especially the Lubuklinggau City SLBN students, have an important role in breaking the Omicron chain by vaccination and strict application of health protocols. One of the interesting media that can improve fine motor skills in health education about preventing transmission of omicron in children with special needs is using puzzles. counseling and puzzle play therapy. The activity was carried out on March 10, 2022 in the Lubuklinggau City SLBN Meeting Room. The number of participants who came from students as many as 21 people. Participants' knowledge was evaluated using a questionnaire on omicron prevention. The results of this community service activity were an increase in the average knowledge of service participants from 44.3 to 80.8 with a maximum score of 100. The activity went smoothly and it is hoped that in the future there will be the formation of a task force (unit of officer) to prevent Omicron in schools. Keywords: omicron; knowledge; puzzle
PENURUNAN KADAR GULA DARAH MELALUI PELATIHAN SELF HEALING REIKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Nadi Aprilyadi; Zuraidah Zuraidah; Indah Dewi Ridawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14575

Abstract

ABSTRAKDiabetes Mellitus (DM) termasuk 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau. Penyakit Diabetes Mellitus jika tidak dikendalikan gula darahnya akan mengakibatkan komplikasi bahkan kematian. Penderita DM di Puskesmas Megang Kota lubuklinggau telah berupaya mengendalikan gula darah dalam batas normal. Namun 96% penderita DM di Puskesmas Megang mengalami komplikasi. Terapi self healing reiki belum pernah dilakukan oleh penderita DM di Puskesmas Megang untuk mengendalikan gula darah dalam rentang normal. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah menurunkan gula darah penderita DM menggunakan self healing reiki. Metode kegiatan berupa penyuluhan dan praktikum. Peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penderita Diabetes Mellitus sebanyak 30 orang. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 20 November 2019. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengevaluasi kadar gula darah sebelum dan sesudah pelatihan self healing reiki menggunakan lembar check list. Hasil yang dicapai adalah terjadi penurunan gula darah sewaktu pada 70 % penderita DM dengan rata-rata penurunan gula darah sebesar 15mg/dL. Terapi Self Healing Reiki ini diharapkan dapat diterapkan oleh Penderita secara mandiri di rumah. Kata kunci: diabetes; gula darah; self healing reiki ABSTRACTDiabetes Mellitus is one of the 10 most common diseases at the Megang Health Center, Lubuklinggau City. Diabetes Mellitus if blood sugar is not controlledwith result in complications and even death. DM sufferers at the Megang Health Center, Lubuklinggau City, have tried to control their blood sugar within limits. However, 96% of DM sufferers at the Megang Health Center experienced complications. Reiki self-healing therapy has never been done by DM sufferers at the Megang Health Center to control blood sugar within the normal range. The purpose of this community service activity is to reduce blood sugar in DM sufferers using self-healing reiki. Methods of the activity in the form of counseling and practicum. Participants in this community service activity were 30 people with Diabetes Mellitus. This activity was carried out on November 20 2019. The community service activity evaluates blood sugar levels before and after reiki self healing training using a check list sheet. The results achieved were a temporary decrease in blood sugar in 70 % of DM patients with an average decrease in blood sugar of 15 mg/dL. It is hoped that Reiki Self Healing Therapy can be apllied by sufferers independently at home. Keywords: diabetes; glucose; self healing reiki
Pelatihan Hipnoterapi Untuk Menurunkan Nyeri Dismenorea pada Siswi SMA PGRI I Kota Lubuklinggau Nadi Aprilyadi; Zuraidah Zuraidah; Indah Dewi Ridawati
Journal of Community Engagement in Health Vol 3 No 2 (2020): September
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jceh.v3i2.67

Abstract

Di Indonesia prevalensi dismenore pada usia remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Secara farmakologi, penatalaksanaan adalah dengan pemberian obat-obat analgetik seperti golongan obat Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID) dapat meredakan nyeri. Salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan hipnoterapi merupakan aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri, kecemasan, dan lain-lain. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih dan memberi penanganan non farmakologi kepada siswi SMA PGRI 1 Kota Lubuklinggau untuk menurunkan nyeri dismenorea Penanganan dismenorea ini diharapkan dapat diterapkan dan dilanjutkan. Pelatihan ini rencananya akan diikuti oleh siswi SMA PGRI I Kota Lubuklinggau berjumlah 38 orang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pelatihan hipnoterapi untuk menurunkan nyeri dismenorea.
PEMBERIAN TERAPI BEKAM SEBAGAI PENGOBATAN KOMPLEMENTER NON FARMAKOLOGIS PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI POSBINDU KELURAHAN EKA MARGA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU Zuraidah Zuraidah; Nadi Aprilyadi; Bambang Soewito
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19658

Abstract

ABSTRAKSecara global penyebab kematian Penyakit Tidak Menular  (PTM)  cenderung menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Masalah PTM ini  juga  dijumpai di Kelurahan Eka Marga Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Periuk  yaitu  kasus hipertensi dan Diabetes Mellitus menjadi kasus tertinggi pada lansia.  Penatalaksanaa PTM dapat  dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan non farmakologi salah satunya adalah  dengan pemberian terapi Bekam. Tujuan dari pengabdiam Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan lansia dalam mengontrol tekanan darah dengan memberikan Pendidikan Kesehatan  diet hipetensi dan DM, dan melakukan terapi bekam untuk menurunkan tekanan darah pada lansia di Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau pada 25-26 September tahun 2023.  Pelaksanaan pengabmas ini diikuti oleh lansia yang menderita hipertensi sebanyak 20 orang, didahului dengan pemberian pendidikan Kesehatan tentang diet makanan untuk penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus, selanjutnya pemeriksaan Tekanan darah dilakukan  sebelum dan sesudah  terapi bekam. Kegiatan  bekam  dilakukan sebanyak dua kali dengan rentang waktu 2 minggu. Hasil yang didapatkan setelah pemberian  penkes  dan terapi bekam diketahui  pengetahuan  lansia  naik menjadi kategori baik sebanyak 9 (45%) dan tekanan darah setelah terapi bekam terjadi penurunan sebanyak 15 (75%). Diharapkan kepada kader dapat meneruskan pelaksanaan bekam sebagai alternatif dalam  mengontrol tekanan darah dan lansia  selalu mengikuti pola hidup sehat dengan diet, kontol Kesehatan di Posbindu sehingga kualitas hidup lansia dapat terpenuhi. Kata kunci: bekam; komplementer; lansia; penyakit tidak menular ABSTRACTGlobally, Non-communicable Disease (NCD) causes of death tend to be the largest cause of death in the world. This NCD problem is also found in Eka Marga Village, Simpang Periuk Health Center Working Area, namely cases of hypertension and Diabetes Mellitus being the highest cases in the elderly. NCD management can be done pharmacologically and non-pharmacologically. One of the non-pharmacological treatments is cupping therapy. The purpose of this community service is to increase the knowledge of the elderly in controlling blood pressure by providing health education on hygiene diets and DM, and conducting cupping therapy to lower blood pressure in the elderly at the Simpang Periuk Health Center in Lubuklinggau City on September 25-26, 2023. The implementation of this community service was attended by the elderly suffering from hypertension as many as 20 people, preceded by the provision of health education about food diet for hypertension and Diabetes Mellitus, then blood pressure checks were carried out before and after cupping therapy. Cupping activities are carried out twice with a span of 2 weeks. The results obtained after the administration of health and cupping therapy are known that the knowledge of the elderly rose to a good category of 9 (45%) and blood pressure after cupping therapy decreased by 15 (75%). It is hoped that cadres can continue the implementation of cupping as an alternative in controlling blood pressure and the elderly always follow a healthy lifestyle with diet, health control at Posbindu so that the quality of life of the elderly can be fulfilled. Keywords: cupping; complementary; elderly; non-communicable diseases