Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN, LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TABA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Aprilyadi, Nadi
Masker Medika Vol 4 No 2 (2016): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur (Ita, 2008). Berdasarkan latar belakang di wilayah kerja Puskesmas Taba kejadian diare pada tahun 2010 sebesar (22,3 %). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, lingkungan dan pendapatan Keluarga terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau Tahun 2011. Desain penelitian ini deskritip analitik dengan pendekatan Cross Secsional.populasi dalam penelitian ini adalah jumlah kejadian diare di Puskesmas Taba yaitu 422 kasus sedangkan sampel penelitian diambil sebanyak 84 orang. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan baik (42,86%) dan yang kurang (57,14%), lingkungan keluarga baik (28,57%) dan yang kurang (71,43%). yang pendapatan rendah (45,5%) dan pendapatan tinggi (54,5%), sebanyak (29,76%) balita mengalami diare dan (70,24%). Tidak mengalami diare. Hasil analisis uji Statistik didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu terhadap kejadian diare didapat nilai ρ = 0.068 (>0,05), ada hubungan bermakna antara lingkungan terhadap kejadian diare didapat nilai ρ value = 0.037 (< 0,05), tidak ada hubungan bermakna antara pendapatan keluarga terhadap kejadian diare nilai ρ value = 0.568 (> 0,05). Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas Taba khususnya pemegang program P2PL lebih meningkatkan lagi dalam memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang penyakit Diare
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ATHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KATI KABUPATEN MUSI RAWAS Aprilyadi, Nadi; Soewito, Bambang
Masker Medika Vol 8 No 1 (2020): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v8i1.390

Abstract

Arthritis Rheumatoid paling banyak ditemui dan biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin, infeksi, berat badan/obesitas, usia, selain ini faktor lain yang mempengaruhi terhadap penyakit Arthritis Rheumatoid adalah tingkat pengetahuan penyakit sendiri memang masih sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun kalangan medis (Mansjoer, 2011).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia diwilayah kerja Puskesmas MuaraKati tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Adapun responden ini adalah Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling yaitu semua lansia yang berkunjung ke poliklinik Puskesmas Muara Kati tahun 2018 yang berjumlah 339 orang dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau terjadi. Sebagian besar responden berjenis kelamin terhadap kejadian AthritisRheumatoid pada lansia diperoleh hasil tertinggi yaitu kategori laki-laki berjumlah 54 (63.5%) orang. Sebagian besar Usia lansia yang mempunyai penyakit Athritis Rheumatoid pada lansia diperoleh hasil tertinggi yaitu usia pertengahan berjumlah 47 (55.3%) responden. Dari responden pengetahuan terhadap kejadian Athritis Rheumatoid pada lansia diperoleh hasil tertinggi yaitu kategori baik berjumlah 36 (42.4%) orang. Kejadian Athritis Rheumatoid pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Muara Kati di peroleh hasil tertinggi yaitu responden yang menderita AthritisRheumatoid sebanyak 51 (60.0%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin terhadap kejadian Athritis Rheumatoid pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Muara KatiTahun 2018. Hasil penelitian ini dapat di jadikan untuk mengembangkan pendidikan tentang cara mendeteksi gejala dari penyakit rematik pada lansia dapat di jadikan bahan pertimbangandalam pemberian penyuluhan kesehatan pada lansia, terutama penyuluhan tentang penyakit yang menyerang usia lanjut. Rheumatoid arthritis or achy rheumatic pain is also a degenerative disease that causes damage to cartilage (cartilage) of the joints and adjacent bones, accompanied by proliferation of bone and soft tissue in and around the affected area (Priyanto, 2009). The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of Rheumatoid Arthritis in the elderly in the work area of Muara Kati Health Center in 2018. This study used an Analytical Survey method with a Cross Sectional approach. The respondents were all elderly who visited the Muara Kati Puskesmas clinic in 2018, totaling 339 people. Most of the respondents who were sex with the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly obtained the highest results, namely the male category totaling 54 (63.5%) people. Most of the age of the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly obtained the highest results, namely middle age, amounting to 47 (55.3%) respondents. Nearly the majority of respondents knowledge of the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly obtained the highest results in the good category totaling 36 (42.4%) people. Most of the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly in the working area of the Muara Kati Health Center was obtained the highest results, respondents who suffered from Rheumatoid Athritis were 51 (60.0%). There is no significant relationship between sex with the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly in the work area of Muara Kati Health Center in 2018. There is a significant relationship between age and the incidence of Rheumatoid Athritis in the work area of Muara Kati Health Center in 2018. There is a significant relationship between knowledge of events Rheumatoid Athritis in the working area of the Muara Kati Health Center in 2018.
EDUKASI KESEHATAN GEROGI (GERAKAN GOSOK GIGI) UNTUK MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK PRA SEKOLAH Eva Oktaviani; Jhon Feri; Nadi Aprilyadi; Zuraidah Zuraidah; Susmini Susmini; Indah Dewi Ridawati
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.7732

Abstract

Abstrak: Anak usia pra sekolah merupakan golongan rawan terjadi permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi. Anak pada usia tersebut sangat gemar mengkonsumsi makanan yang mengandung gula tanpa diimbangi dengan perawatan kesehatan gigi. Kebiasaan menanamkan peduli kesehatan gigi dan mulut perlu diajarkan sejak dini. Oleh karena itu, anak perlu diberi bekal pengetahuan tentang gosok gigi yang baik dan benar. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak pra sekolah tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar. Peserta kegiatan terdiri dari anak pra sekolah dari PAUD Unggulan Ar Risalah Lubuklinggau berjumlah 35 anak. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah persiapan dengan melakukan studi pendahuluan ke PAUD, pelaksanaan penyuluhan yaitu edukasi kesehatan dengan media phantom gigi dan video animasi gosok gigi dilanjutkan dengan praktik gosok gigi yang benar didampingi oleh tim pengabdi dan mahasiswa. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan pemahaman anak tentang gigi sehat, manfaat gosok gigi, dan waktu gosok gigi, serta peningkatan ketrampilan anak praktik gosok gigi yang baik dan benar. Optimalisasi gerakan gosok gigi ini hendaknya dilakukan secara kontinyu di sekolah dan dilanjutkan di rumah dengan dukungan dari orang tua.Abstract: Pre-school age children are a group that is prone to dental and oral health problems, especially dental caries. Children at that age are very fond of consuming foods that contain sugar without being balanced with dental health care. The habit of instilling dental and oral health care needs to be taught from an early age. Therefore, children need to be equipped with knowledge about brushing their teeth properly and correctly. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge and skills of pre-school children about how to brush their teeth properly and correctly. Participants in the activity consisted of 35 children from pre-school early childhood Ar Risalah Lubuklinggau. The stages of implementing this community service activity are preparation by conducting a preliminary study to PAUD, implementation of counseling, namely health education with dental phantom media and animated teeth brushing videos followed by correct tooth brushing practices accompanied by a team of service and students. The results of the evaluation showed that there was an increase in children's understanding of healthy teeth, the benefits of brushing their teeth, and when to brush their teeth, as well as increasing children's skills in good and correct brushing practices. Optimization of this tooth brushing movement should be carried out continuously at school and continued at home with the support of parents.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TABA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Nadi Aprilyadi
Masker Medika Vol 4 No 2 (2016): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur (Ita, 2008). Berdasarkan latar belakang di wilayah kerja Puskesmas Taba kejadian diare pada tahun 2010 sebesar (22,3 %). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, lingkungan dan pendapatan Keluarga terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau Tahun 2011. Desain penelitian ini deskritip analitik dengan pendekatan Cross Secsional.populasi dalam penelitian ini adalah jumlah kejadian diare di Puskesmas Taba yaitu 422 kasus sedangkan sampel penelitian diambil sebanyak 84 orang. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan baik (42,86%) dan yang kurang (57,14%), lingkungan keluarga baik (28,57%) dan yang kurang (71,43%). yang pendapatan rendah (45,5%) dan pendapatan tinggi (54,5%), sebanyak (29,76%) balita mengalami diare dan (70,24%). Tidak mengalami diare. Hasil analisis uji Statistik didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu terhadap kejadian diare didapat nilai ρ = 0.068 (>0,05), ada hubungan bermakna antara lingkungan terhadap kejadian diare didapat nilai ρ value = 0.037 (< 0,05), tidak ada hubungan bermakna antara pendapatan keluarga terhadap kejadian diare nilai ρ value = 0.568 (> 0,05). Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas Taba khususnya pemegang program P2PL lebih meningkatkan lagi dalam memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang penyakit Diare
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ATHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KATI KABUPATEN MUSI RAWAS Nadi Aprilyadi; Bambang Soewito
Masker Medika Vol 8 No 1 (2020): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v8i1.390

Abstract

Arthritis Rheumatoid paling banyak ditemui dan biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin, infeksi, berat badan/obesitas, usia, selain ini faktor lain yang mempengaruhi terhadap penyakit Arthritis Rheumatoid adalah tingkat pengetahuan penyakit sendiri memang masih sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun kalangan medis (Mansjoer, 2011).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia diwilayah kerja Puskesmas MuaraKati tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Adapun responden ini adalah Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling yaitu semua lansia yang berkunjung ke poliklinik Puskesmas Muara Kati tahun 2018 yang berjumlah 339 orang dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau terjadi. Sebagian besar responden berjenis kelamin terhadap kejadian AthritisRheumatoid pada lansia diperoleh hasil tertinggi yaitu kategori laki-laki berjumlah 54 (63.5%) orang. Sebagian besar Usia lansia yang mempunyai penyakit Athritis Rheumatoid pada lansia diperoleh hasil tertinggi yaitu usia pertengahan berjumlah 47 (55.3%) responden. Dari responden pengetahuan terhadap kejadian Athritis Rheumatoid pada lansia diperoleh hasil tertinggi yaitu kategori baik berjumlah 36 (42.4%) orang. Kejadian Athritis Rheumatoid pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Muara Kati di peroleh hasil tertinggi yaitu responden yang menderita AthritisRheumatoid sebanyak 51 (60.0%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin terhadap kejadian Athritis Rheumatoid pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Muara KatiTahun 2018. Hasil penelitian ini dapat di jadikan untuk mengembangkan pendidikan tentang cara mendeteksi gejala dari penyakit rematik pada lansia dapat di jadikan bahan pertimbangandalam pemberian penyuluhan kesehatan pada lansia, terutama penyuluhan tentang penyakit yang menyerang usia lanjut. Rheumatoid arthritis or achy rheumatic pain is also a degenerative disease that causes damage to cartilage (cartilage) of the joints and adjacent bones, accompanied by proliferation of bone and soft tissue in and around the affected area (Priyanto, 2009). The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of Rheumatoid Arthritis in the elderly in the work area of Muara Kati Health Center in 2018. This study used an Analytical Survey method with a Cross Sectional approach. The respondents were all elderly who visited the Muara Kati Puskesmas clinic in 2018, totaling 339 people. Most of the respondents who were sex with the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly obtained the highest results, namely the male category totaling 54 (63.5%) people. Most of the age of the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly obtained the highest results, namely middle age, amounting to 47 (55.3%) respondents. Nearly the majority of respondents knowledge of the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly obtained the highest results in the good category totaling 36 (42.4%) people. Most of the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly in the working area of the Muara Kati Health Center was obtained the highest results, respondents who suffered from Rheumatoid Athritis were 51 (60.0%). There is no significant relationship between sex with the incidence of Rheumatoid Athritis in the elderly in the work area of Muara Kati Health Center in 2018. There is a significant relationship between age and the incidence of Rheumatoid Athritis in the work area of Muara Kati Health Center in 2018. There is a significant relationship between knowledge of events Rheumatoid Athritis in the working area of the Muara Kati Health Center in 2018.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN OMICRON MELALUI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Indah Dewi Ridawati; Eva Oktaviani; Zuraidah Zuraidah; Nadi Aprilyadi; Jhon Feri; Teti Eriani; Yuniarti Yuniarti; Tri Murtilawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8664

Abstract

ABSTRAKOmicron adalah varian baru virus corona. Varian omicron memiliki kecepatan penularan bisa sampai lima kali lipat dari sebelumnya. Masyarakat terkhusus siswa SLBN Kota Lubuklinggau memiliki peran penting dalam memutus rantai Omicron dengan cara vaksinasi dan penerapan ketat protokol kesehatan. Salah satu media menarik dan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penularan omicron pada anak berkebutuhan khusus adalah menggunakan puzzle.Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada anak berkebutuhan khusus SLBN Kota Lubuklinggau dalam pemahaman tentang pencegahan penularan omicron.Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan terapi bermain puzzle. Kegiatan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 di Ruang Pertemuan SLBN Kota Lubuklinggau. Jumlah peserta yang berasal dari siswa sebanyak 21 orang. Pengetahuan peserta dievaluasi menggunakan kuesioner mengenai pencegahan omicron. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terjadinya kenaikan rata-rata pengetahuan peserta pengabdian dari 44,3 menjadi 80,8 dengan skor maksimal 100. Kegiatan berlangsung lancar dan semoga ke depannya ada pembentukan satgas (satuan petugas) pencegahan omicron di sekolah. Kata kunci:omicron; pengetahuan; puzzle                                         ABSTRACTOmicron is a new variant of the corona virus. The omicron variant has a transmission speed of up to five times the previous one. The community, especially the Lubuklinggau City SLBN students, have an important role in breaking the Omicron chain by vaccination and strict application of health protocols. One of the interesting media that can improve fine motor skills in health education about preventing transmission of omicron in children with special needs is using puzzles. counseling and puzzle play therapy. The activity was carried out on March 10, 2022 in the Lubuklinggau City SLBN Meeting Room. The number of participants who came from students as many as 21 people. Participants' knowledge was evaluated using a questionnaire on omicron prevention. The results of this community service activity were an increase in the average knowledge of service participants from 44.3 to 80.8 with a maximum score of 100. The activity went smoothly and it is hoped that in the future there will be the formation of a task force (unit of officer) to prevent Omicron in schools. Keywords: omicron; knowledge; puzzle
Hubungan Usia dan Partus terhadap Penggunaan Kontrasepsi Intra Uteri Device di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau Tahun 2011 Nadi Aprilyadi; Yeni Elviani; Zuraida Zuraida
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 2 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negera berkembang dengan berbagai masalah. Masalah utama yang dihadapi di indonesia adalah bidang kependudukan yang masih tingginya dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju penduduk dengan program keluarga berencana (BKKBN 2003). Salah Satu supaya untuk meningkatkan kondisi keluarga agar sejahtera adalah terus meningkatkan promosi dan motivasi program konvensional. Dari Survey prevalensi dimana IUD lebih banyak dipakai oleh kelompok umur lebih dari 30 tahun. Pada tahun 2010 di puskesmas sidorejo kota lubujlinggau tahun 2011. Menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional populasi penelitian ini adalah semua akseptor KB yang tercata sebanyak 3.767 dengan sampel sebanyak 97 responden. sebanyak 3 Orang (3,1%) menggunakan kontrasepsi IUD dan yang 94 orang (96,9%) tidak menggunakan IUD.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumber Warasa Kota Lubuklinggau Tahun 2013 Yeni Elviani; Nadi Aprilyadi
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 2 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imunisasi adalah memberikan kekebalan tubuh pada bayi dan balita dengan suntikan atau tetasan untuk mencegah agar anak tidak aktif atau walau sakit tidak menjadi parah (kemkes,2011) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada bayi di wilayah kerja puskesmas sumber warasa kota lubuklinggau tahun 2013
Application of Pregnancy Exercise to Improve the Quality of Sleep in Trimester III Pregnant Women in the Working Area of the Puskesmas Perumnas, Lubuklinggau City Nadi Aprilyadi
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 11 (2022): December 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v1i11.2112

Abstract

Pregnancy is a process that starts from a stage of conception until the birth of the fetus. A normal pregnancy will last 40 weeks or 9 months, Pregnancy is divided into 3 semesters, of which the first trimester lasts in 12 weeks, the second trimester is 15 weeks and the third trimester is 27 weeks. Pregnancy exercise can be useful for increasing oxygen circulation to muscles and body tissues, as well as improving blood circulation, so it can reduce the physical discomfort and reduce complaints of pregnant women. It is known that the quality of sleep in pregnant women increases by implementing pregnancy exercise in the working area of ​​the Perumnas Public Health Center. This research is descriptive using a case study approach. The subjects in this study were 2 mothers with  of third trimester pregnancy. This was carried out directly with an initial assessment of patients with sleep disorders and then intervention by giving the pregnant exercise to improve sleep quality. After the application of pregnancy exercise can improve the quality of sleep in pregnant women in the third trimester.
KORELASI NILAI LAJU ENDAP DARAH (LED) DENGAN HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-CRP) PADA PEROKOK AKTIF DI WARUNG KOPI WILAYAH SURABAYA TIMUR Rieke Dwi Ramadhany; Evy Diah Woelansari; Christ Kartika Rahayuningsih; Nadi Aprilyadi
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 17 No 2 (2022): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v17i2.1297

Abstract

Background Smoking has become one of the leading causes of death worldwide. The negative impact of smoking usually occurs after a few years when a person starts actively smoking can harm the body's organs and become a major risk factor for diseases with inflammatory components. Systemic inflammatory reactions are characterized by an increase in inflammatory cytokines, blood cell counts and blood viscosity. Examination CRP and ESR are the two most frequently measured laboratory tests in assessing the response of a systemic inflammatory process. This study aims to determine and analyze the correlation between ESR values ​​and hs-CRP in active smokers at coffee shops, East Surabaya. Methods: The type of research used is correlation research with cross sectional. The sample used is 30 active smokers who meet the inclusion criteria. This research was carried out on February 21 – April 11, 2022. The examination of ESR values ​​and hs-CRP levels was carried out at Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Results: It was found that 30 respondents had been actively smoking >5 years with a percentage of 100%. as many as 8 respondents consumed 1-10 cigarettes/day with a percentage of 27%, 19 respondents consumed 10-20 cigarettes per/with a percentage of 63%, and 3 respondents consumed >20 cigarettes/day with a percentage of 10%. The average value of ESR is 8.37 mm/Hr and The The average value of the of hs-CRP 1.11 mg/L. Conclusion: Based on statistical tests, There is no correlation between the value of ESR and hs-CRP in active smokers in a coffee shop in the East Surabaya area (p value = 0.099) with a sufficient relationship and a positive direction of relationship (r = 0.307).