Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN DI SEKOLAH DENGAN METODE SIMULASI Eva Oktaviani; Jhon Feri; Susmini Susmini
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 3, No 2 (2020): JULI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v3i2.2368

Abstract

Abstrak: Prevalensi kejadian cedera tertinggi pada anak dengan usia sekolah. Cedera dapat menjadi kasus kegawatdaruratan dan menimbulkan luka yang serius jika tidak diatasi dengan benar. Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan penanganan awal kegawatdaruratan menjadi poin penting untuk mencegah memburuknya kondisi penderita. Pertolongan pertama yang tepat pada kasus kegawatdaruratan di sekolah harus didukung dengan pengetahuan yang cukup. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa/siswi mengenai pertolongan pertama kasus kegawatdaruratan di sekolah. Telah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di SMP N 9 Model Kota Lubuklinggau. Metode kegiatan ini diawali dengan pretest, penyuluhan materi, dilanjutkan dengan pelatihan dengan metode simulasi, dan posttest. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 20 orang siswa/siswi yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan nilai rerata pretest dengan kategori cukup baik (55%) menjadi baik pada nilai posttest (90%) dan peserta menjadi terampil dalam penanganan kasus cedera yang sering terjadi di sekolah. Pelatihan pertolongan pertama pada kasus kedaruratan di sekolah harus diberikan sejak dini sebagai bekal memberikan pertolongan sesegera mungkin guna menghindari bahaya yang lebih kompleks.Abstract: The highest prevalence of injury in children of school age. An injury can be an emergency case and cause serious injury if not treated properly. Readiness of knowledge and skills for early emergency management is an important point to prevent the deterioration of the patient's condition. Appropriate first aid in emergency cases in schools must be supported with sufficient knowledge. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge and skills of students regarding first-aid emergencies in schools. Community service activities have been carried out in SMP N 9 Model Lubuklinggau City. The method of this activity begins with a pretest, counseling the material, followed by training with simulation methods, and posttest. The number of participants in the activities was 20 students who were active in school extracurricular activities. Evaluation results show that there is an increase in the average pretest score in the good enough category (55%) to be good in the posttest score (90%) and participants become skilled in handling injury cases that often occur in schools. First aid training in emergency cases at school should be given early as a provision to provide help as soon as possible in order to avoid more complex dangers.
FORMATION AND TRAINING OF YOUNG NERS CADRES WITH EDUCATIONAL GAMES SNAKES AND LADDERS Eva Oktaviani; Susmini Susmini; Jhon Feri
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i3.5681

Abstract

Abstrak: Anak usia sekolah berjumlah 30% dari masyarakat di Indonesia. Anak pada usia tersebut sangat penting dibekali pemahaman tentang kebiasan perilaku hidup bersih sehat karena beresiko terkena penyakit. Upaya promosi kesehatan di sekolah akan lebih efektif dengan menggunakan pendekatan sebaya. Optimalisasi hasil dalam rangka kegiatan tersebut, perlu dibentuk dan dilatih siswa sekolah dasar menjadi kader kesehatan sekolah yang disebut Ners Cilik. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pembentukan Kader Ners Cilik sebagai bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di sekolah dasar, sehingga dapat berperan sebagai agen perubahan penggerak perilaku hidup bersih dan sehat. Kader Ners Cilik dipilih dari kelas 4 dan 5 SD Uswatun Hasanah berjumlah 20 orang yang telah mengikuti pelatihan. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan bentuk penyuluhan kesehatan dengan metode permainan edukatif ular tangga yang berisikan pertanyaan seputar PHBS dan P3K. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan nilai rerata pre dan posttest. Rerata pengetahuan PHBS dari nilai 78,25 meningkat menjadi 91,75 dan rerata pengetahuan P3K dari nilai 61,25 meningkat menjadi 80. Pembentukan Kader Ners Cilik diharapkan dapat dibentuk sejak dini sebagai upaya pelayanan kesehatan sederhana di lingkungan sekolah.Abstract: School age-children is 30% of the people in Indonesia. It is very important for children at that age to be equipped with an understanding of clean and healthy living habits because they are at risk of getting disease. Health promotion efforts in schools will be more effective by using a peer approach. Optimizing the results in the context of these activities, it is necessary to form and train elementary school students to become school health cadres called Little Nurses. The aim of this community service activity is the formation of a cadre of young nurses as a form of community empowerment in elementary schools, so that they can act as agents of change in driving clean and healthy living behavior. The cadres of Little Nurses were selected from the 4th and 5th grades of SD Uswatun Hasanah totaling 20 people who had attended the training. Knowledge improvement is carried out in the form of health education with the snake and ladder educational game method which contains questions about PHBS and first aid. The results of the evaluation showed that there was an increase in the mean pre and posttest scores. The average PHBS knowledge increased from 78.25 to 91.75 and the average P3K knowledge increased from 61.25 to 80. The formation of a cadre of little nurses is expected to be formed early on as an effort to provide simple health services in the school environment.
EDUKASI KESEHATAN GEROGI (GERAKAN GOSOK GIGI) UNTUK MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK PRA SEKOLAH Eva Oktaviani; Jhon Feri; Nadi Aprilyadi; Zuraidah Zuraidah; Susmini Susmini; Indah Dewi Ridawati
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.7732

Abstract

Abstrak: Anak usia pra sekolah merupakan golongan rawan terjadi permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi. Anak pada usia tersebut sangat gemar mengkonsumsi makanan yang mengandung gula tanpa diimbangi dengan perawatan kesehatan gigi. Kebiasaan menanamkan peduli kesehatan gigi dan mulut perlu diajarkan sejak dini. Oleh karena itu, anak perlu diberi bekal pengetahuan tentang gosok gigi yang baik dan benar. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak pra sekolah tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar. Peserta kegiatan terdiri dari anak pra sekolah dari PAUD Unggulan Ar Risalah Lubuklinggau berjumlah 35 anak. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah persiapan dengan melakukan studi pendahuluan ke PAUD, pelaksanaan penyuluhan yaitu edukasi kesehatan dengan media phantom gigi dan video animasi gosok gigi dilanjutkan dengan praktik gosok gigi yang benar didampingi oleh tim pengabdi dan mahasiswa. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan pemahaman anak tentang gigi sehat, manfaat gosok gigi, dan waktu gosok gigi, serta peningkatan ketrampilan anak praktik gosok gigi yang baik dan benar. Optimalisasi gerakan gosok gigi ini hendaknya dilakukan secara kontinyu di sekolah dan dilanjutkan di rumah dengan dukungan dari orang tua.Abstract: Pre-school age children are a group that is prone to dental and oral health problems, especially dental caries. Children at that age are very fond of consuming foods that contain sugar without being balanced with dental health care. The habit of instilling dental and oral health care needs to be taught from an early age. Therefore, children need to be equipped with knowledge about brushing their teeth properly and correctly. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge and skills of pre-school children about how to brush their teeth properly and correctly. Participants in the activity consisted of 35 children from pre-school early childhood Ar Risalah Lubuklinggau. The stages of implementing this community service activity are preparation by conducting a preliminary study to PAUD, implementation of counseling, namely health education with dental phantom media and animated teeth brushing videos followed by correct tooth brushing practices accompanied by a team of service and students. The results of the evaluation showed that there was an increase in children's understanding of healthy teeth, the benefits of brushing their teeth, and when to brush their teeth, as well as increasing children's skills in good and correct brushing practices. Optimization of this tooth brushing movement should be carried out continuously at school and continued at home with the support of parents.
PELATIHAN BASIC LIFE SUPPORT KORBAN HENTI JANTUNG DI LUAR RUMAH SAKIT DI KELURAHAN MARGA RAHAYU KOTA LUBUKLINGGAU Sapondra Wijaya; Jhon Feri; Wella Juartika; Wahyu Dwi Ari Wibowo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7815

Abstract

ABSTRAKKasus henti jantung bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Berdasarkan data statistik, sebagian besar serangan jantung terjadi di luar rumah sakit. Akan tetapi pengetahuan masyarakat sangat rendah terkait pertolongan pertama henti jantung atau Basic Life Support (BLS). Henti jantung di luar rumah sakit membutuhkan perawatan cepat, dan tepat sebelum pasien dibawa ke rumah sakit untuk perawatan definitif. Akurasi dan kecepatan adalah kunci untuk memberikan pertolongan yang tepat pada kasus henti jantung, sehingga peningkatan pengetahuan kepada masyarakat awam terkait penatalaksanaan henti jantung di luar rumah sakit menjadi program penting dalam menciptakan orang awam yang mampu melakukan BLS. Melalui pelatihan BLS, yang memuaat tentang tatalaksana pertolongan henti jantung di luar rumah sakit, diharapkan dapat menciptakan orang awam terlatih di untuk melakukan BLS pada kejadian henti jantung di luar rumah sakit. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan memberikan pelatihan, dengan metode ceramah, simulasi, dan praktik. Hasilnya terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti simulasi dan praktek dalam membantu korban henti jantung di luar rumah sakit. Selanjutnya diharapkan adanya kesadaran dari pemerintah untuk menghadirkan sistem sederhana berbasis masyarakat sebagai alur awal pertolongan bagi pasien henti jantung, yang dapat memperlancar alur pelaporan kejadian henti jantung dan penanganannya yang tepat dan cepat. Kata Kunci : henti jantung, ; pertolongan pertama, ; henti jantung di luar rumah sakit ABSTRACTCases of cardiac arrest can occur anywhere and anytime. Based on statistical data, most cardiac arrests occur Out-of-hospital. However, community knowledge about first aid for cardiac arrest or Basic Life Support (BLS) is deficient. An out-of-hospital cardiac arrest requires prompt treatment, and just before the patient is taken to the hospital for definitive treatment. Accuracy and speed are the keys to saving people with cardiac arrest. Increasing knowledge regarding cardiac arrest management out-of-hospital becomes essential in creating bystanders in the community who can perform BLS properly. This BLS training activity is carried out by providing bystanders with simulation and practice methods. The result in this activity is shown by increasing the average value of participants' knowledge before and after participating in simulations and practices BLS for helping victims of cardiac arrest outside the hospital. Furthermore, it will be aware from the government to present a simple community-based system as an initial flow of help for cardiac arrest patients, which can facilitate the flow of reporting cardiac arrest events and their appropriate and fast handling. Keywords: cardiac arrest, ; first aid, ; out-of-hospital cardiac arrest
Kinerja Dosen Jurusan Keperawatan Ditinjau Dari Usia, Lama Kerja, Status Sosial, Supervise, Motivasi, Kelengkapan Alat Gunadi Pome; Jhon Feri
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 13 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.551 KB)

Abstract

Kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan sadar yang diarahan untuk mencapai suatu tujuan atau target tertentu, Dosen haruslah memiliki kualifikasi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya, termasuk mengajar bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya sehingga pencapaian tujuan pendidikan akan dapat di raih(9) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen jurusan keperawatan di lingkungan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2012. Metode penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan Cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi semua dosen baik yang berstatus dosen bersertifikasi maupun dosen yang belum bersertifikasi berjumlah 64 orang, diambil dengan tehnik Random Sampling berjumlah sample 55 orang. Hasil penelitian ditemukan bahwa factor usia, lama kerja, sertifikasi,supervise, kelengkapan tidak berhubungan secara statistic dengan kinerja. Sedangkan factor motivasi ada hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan secara statistic antara motivasi dan kinerja dosen jurusan keperawatan di Lingkungan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2012, dengan demikian diharapkan bagi seluruh dosen harus memiliki motivasi yang tinggi guna meningkatkan kinerja yang baik agar apat menghasilkan lulusan mahasiswa yang professional dibidang keperawatan.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN OMICRON MELALUI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Indah Dewi Ridawati; Eva Oktaviani; Zuraidah Zuraidah; Nadi Aprilyadi; Jhon Feri; Teti Eriani; Yuniarti Yuniarti; Tri Murtilawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8664

Abstract

ABSTRAKOmicron adalah varian baru virus corona. Varian omicron memiliki kecepatan penularan bisa sampai lima kali lipat dari sebelumnya. Masyarakat terkhusus siswa SLBN Kota Lubuklinggau memiliki peran penting dalam memutus rantai Omicron dengan cara vaksinasi dan penerapan ketat protokol kesehatan. Salah satu media menarik dan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penularan omicron pada anak berkebutuhan khusus adalah menggunakan puzzle.Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada anak berkebutuhan khusus SLBN Kota Lubuklinggau dalam pemahaman tentang pencegahan penularan omicron.Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan terapi bermain puzzle. Kegiatan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 di Ruang Pertemuan SLBN Kota Lubuklinggau. Jumlah peserta yang berasal dari siswa sebanyak 21 orang. Pengetahuan peserta dievaluasi menggunakan kuesioner mengenai pencegahan omicron. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terjadinya kenaikan rata-rata pengetahuan peserta pengabdian dari 44,3 menjadi 80,8 dengan skor maksimal 100. Kegiatan berlangsung lancar dan semoga ke depannya ada pembentukan satgas (satuan petugas) pencegahan omicron di sekolah. Kata kunci:omicron; pengetahuan; puzzle                                         ABSTRACTOmicron is a new variant of the corona virus. The omicron variant has a transmission speed of up to five times the previous one. The community, especially the Lubuklinggau City SLBN students, have an important role in breaking the Omicron chain by vaccination and strict application of health protocols. One of the interesting media that can improve fine motor skills in health education about preventing transmission of omicron in children with special needs is using puzzles. counseling and puzzle play therapy. The activity was carried out on March 10, 2022 in the Lubuklinggau City SLBN Meeting Room. The number of participants who came from students as many as 21 people. Participants' knowledge was evaluated using a questionnaire on omicron prevention. The results of this community service activity were an increase in the average knowledge of service participants from 44.3 to 80.8 with a maximum score of 100. The activity went smoothly and it is hoped that in the future there will be the formation of a task force (unit of officer) to prevent Omicron in schools. Keywords: omicron; knowledge; puzzle
PELATIHAN PENANGANAN ANAK DEMAM FASE PRE HOSPITAL DI KELURAHAN MARGA RAHAYU KOTA LUBUKLINGGAU Jhon Feri; Sapondra Wijaya; Wella Juartika; Wahyu Dwi Ari Wibowo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.10632

Abstract

ABSTRAKDemam merupakan kondisi yang sering dijumpai pada anak-anak dengan prevalensi sebesar 30% dari total kunjungan ke dokter. Permasalahannya tidak semua orang tua mengetahui cara penanganan dan pengambilan keputusan perawatan anak yang dibutuhkan saat kondisi demam, membuat orang tua menjadi cemas, dan memungkinkan membuat keputusan yang salah untuk mengatasi demam pada anak. Kegiatan pelatihanan penanganan anak demam fase Pre Hospital dilaksanakan pada 30 warga Kelurahan Marga Rahayu, Kota Lubuklinggau, pada bulan November tahun 2021, dengan metode demonstrasi dan praktik yang bertujuan agar para partisipan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penanganan kasus anak demam di rumah. Hasilnya terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan dan skil orang tua sebelum pelatihan sebesar 48.27 dan sesudah mengikuti pelatihan meningkat menjadi 78.67, kesimpulannya pelatihan penanganan anak demam fase pre hospital efektif dalam meningkatkan pengatahuan orang tua dalam penanganan anak demam fase pre hospital. Kata Kunci: anak demam; pertolongan pertama; pre-hospital ABSTRACTFever is a condition often found in children, with a prevalence of 30% of total visits to the doctor. The problem is that not all parents know how to handle and make decisions about child care when they have a fever. These Program Training activities were carried out for 30 residents of Marga Rahayu District, Lubuklinggau City, in November 2021, with demonstration and practice methods aimed at making the participants have the knowledge and skills to handle cases of children with fever at home. The result is an increase in parents' knowledge and skills before (48.27) and after attending the training become 78.67. This Program Training activities effectively increase parental knowledge and skills in handling children with prehospital fever. Keywords: child fever; first aid; pre-hospital..
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH DENGAN METODE ROLE PLAY UNTUK MEMINIMALKAN DISTRES HOSPITALISASI Eva Oktaviani; Susmini .; Jhon Feri
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 Juni (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.508 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i1.639

Abstract

School age is a time when it is prone to various diseases, so it is not uncommon for children to be hospitalized. Being treated in a hospital (hospitalization) is an unpleasant and distressing experience of a child's crisis. Distress during hospitalization can affect health status. Efforts to reduce anxiety are very important when the child has not been treated as a preventive measure. The purpose of this community service activity is to increase children's knowledge about techniques to reduce hospitalization distress. The method used is health education with the role play method. The number of activity participants was 15 grade 4 elementary school students. Evaluation of the activity using pre and posttest scores. There was an increase in the mean score from the pre-test which was categorized quite good (53.4%) to be good at the posttest score (86.7%). Health education with the role play method can increase the knowledge of elementary school students to minimize negative experiences when the child is hospitalized. The introduction of the hospital environment from an early age can be applied as a pre-hospital effort to provide an overview of children's knowledge about hospital care procedures.
PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG TATALAKSANA DIARE DI RUMAH PADA KELURAHAN MARGA RAHAYU KOTA LUBUK LINGGAU Jhon Feri; Wella Juartika
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14556

Abstract

ABSTRAKDiare merupakan salah satu kejadian pada anak yang menakutkan bagi orang tua. Diare masih termasuk kasus yang tertinggi di tahun 2020 pada anak yang mencapai 2.696 kasus dibandingkan penyakit lain seperti DBD sebanyak 145 kasus dan TB sebanyak 270 kasus. Permasalahan yang ada saat ini adalah tidak semua orang tua memahami bahwa ada cara yang dapat di lakukan pada saat anak mengalami diare. Hal ini menjadikan orang tua menjadi cemas melihat anak mengalami diare dan berdampak pada dehidrasi. Masalah tersebut akan menyebabkan orang tua bingung dalam bertindak. Kegiatan pelatihan penanganan anak dengan diare dilaksanakan pada 30 ibu di Kelurahan Marga Rahayu, Kota Lubuklinggau, Pada bulan September 2022 dengan metode Penyuluhan yang bertujuan agar pengetahuan dan keterampilan ibu dapat meningkat dalam tatalaksana diare dirumah. Hasilnya ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu. Sebelum pelatihan sebesar 38,2 dan sesudah mengikuti peatihan meningkat menjadi 83,67, dari sini terlihat terjadi peningkatan sebanyak 45%. Kesimpulannya pelatihan tatalaksana anak dengan diare dirumah efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu dalam penanganan tatalaksana diare di rumah. Kata kunci: diare; anak; rumah; pengetahuan ABSTRACTDiarrhea is one of the most frightening events in children for parents. Diarrhea is still one of the highest cases in 2020 in children which reached 2,696 cases compared to other diseases such as DHF with 145 cases and TB with 270 cases. The current problem is that not all parents understand that there are ways to do it when their child has diarrhea. This makes parents anxious to see their children have diarrhea and have an impact on dehydration. This problem will cause parents to be confused in what to do. Training activities for handling children with diarrhea were carried out for 30 mothers in Marga Rahayu Village, Lubuklinggau City, in September 2022 with the Counseling method which aims to increase mothers' knowledge and skills in managing diarrhea at home. The result is an increase in mother's knowledge and skills. Before the training it was 38.2 and after attending the training it increased to 83.67, from here it can be seen that there was an increase of 45%. In conclusion, training on managing children with diarrhea at home is effective in increasing mothers' knowledge in managing diarrhea at home. Keywords: diarrhea; child, home; knowledge
Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan Edukasi pada Ibu tentang Status Gizi Anak pada Periode Golden Age Eva Oktaviani; Jhon Feri; Susmini Susmini; Bambang Soewito
Journal of Community Engagement in Health Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jceh.v4i2.146

Abstract

Permasalahan gizi dan kesehatan anak masih menjadi fenomena gunung es di Indonesia. Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kebutuhan gizi pada anak sangatlah penting, karena status gizi akan sangat mempengaruhi potensi pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Pemantauan tumbuh kembang secara berkala harus dimulai sejak usia dini sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Usia dini yang dimaksud adalah 5 tahun pertama kehidupan seorang anak yang dikenal dengan masa keemasan (Golden Periode). Pendeteksian gangguan perkembangan sejak dini sangat diperlukan guna memberikan stimulasi yang tepat selain peranan dari pemberian nutrisi secara optimal. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak 0 – 5 tahun dengan mengunakan instrument KPSP dan penyuluhan kepada ibu guna memberikan nutrisi yang tepat pada anak. Metode penyuluhan dengan ceramah dan deteksi tumbuh kembang menggunakan instrument KPSP. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2018 di Desa Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti Lubuklinggau. Deteksi dini tumbuh kembang dilakukan pada 20 orang balita. Hasil Deteksi dini tumbuh kembang yang diperoleh yaitu mayoritas status gizi balita (BB/PB) dengan kategori normal 16 orang (80%), 17 anak (85%) sesuai dengan usia perkembangan, 3 anak (15%) meragukan, dan tidak ada anak yang mengalami gangguan pendengaran. Setelah penyuluhan ibu memiliki kesadaran yang lebih baik untuk memberikan nutrisi dan stimulasi sebagai upaya optimalisasi perkembangan anak. Penilaian menggunakan instrument KPSP dapat diintegrasikan dalam kegiatan posyandu rutin, sehingga tumbuh kembang balita dapat terpantau dan pemberian intervensi dapat lebih dini jika ditemukan penyimpangan.